"Adek adek... dari mana?", "eh..wah.. pulang sekolah mbak", "ooh... sini sini dulu..." bocah bocah sd itu kage...
"Adek adek... dari mana?", "eh..wah.. pulang sekolah mbak", "ooh... sini sini dulu..." bocah bocah sd itu kaget melihat ada Jena dan Jeni, mereka pun mendekat ketika dipanggil. "wah..hmm...", "jangan pulang dulu ya dek...", "kenapa mbak?", "disini dulu... bantuin kami yah...", "bantu ngapain mbak jeni?", "hehe...yuk Jen...nah.." Jena dan Jeni langsung membuka bajunya, mereka menunjukan buah dada jumbonya. "wah...itu...", "kalian mau enggak bantuin kami... tolong kalian minum susu kami ya... ", "wah susu mbak...", "iya... dari pada dibuang... soalnya ini udah berat dadanya..." Jena dan Jeni menampilkan wajah memelas, sambil memegang toketnya masing masing dan digoyang goyang. tentu bocah bocah sd didepan mereka seketika merasa haus. "ooh..hmm...", "gimana mau ya... nih kalian tinggal sedot yang ini... bisa kan...", "bi...bisa mbak...", "nah pinter sini ayo...ngh..aahn...gitu dong...", "mmh..wah..um....sluurpp..mm..." Toket besar Jena dan Jeni segera dipegang bocah bocah sd itu, lalu puting susu yang mengudara itu diemut dan dihisap mulut bocah bocah itu, susu segar dengan asyik disedot. "hhmm hebat...aah...sambil diginiin dek dadaku..nah gitu..mh...", "wah..enak mbak..umm...sluurp..aah..mm..." dengan asyik bocah bocah sd itu bergantian menyedot puting puting susu dihadapan mereka itu, teguk demi teguk mereka minum susu yang mengalir keluar saat mereka menghisap puting kenyal milik Jena atapun Jeni.
"aah...hebat ya kalian... bentar dek... nah..." Jena dan Jeni melepas celananya, mereka malah telanjang bulat. "wah...mbak jeni...", "kenapa dek...", "kok buka celana...", "iya biar gak kena susu celanaku... pakaian kalian dilepas juga yach..." bocah bocah itu tentu dengan senang hati melepas seragamnya. jena dan Jeni wajahnya memerah dan mereka terlihat senang ketika bisa menyaksikan penis penis bocah sd itu tegak didepan mereka. "wah... sini dek..", 'aah..mbak itu...", "kasian burung kamu... sakit ya..", "enggak kok mbak..wah..", "iya kalau udah aku pegang gini baru gak sakit...jadi enak ya...hehe...", "wah iya mbak..uuh.." jena dan Jeni sembari toketnya dipompa susunya, mereka juga sibuk mengurus penis penis bocah bocah sd itu. "kamu harus cepet sunat nanti yah... biar gak sakit burungnya...", "aah...iya mbak..ngh...", "hehe... ayo sini yang udah disunat... boleh dimasukin sini...", "wah... masuk situ mbak...", "iya... sini nih... lubang ini nih..." Jena dan jeni dengan santai menunjukan memeknya kepada bocah bocah sd itu. "wah... aku..mau mbak...", "iya sini...ayo...gampang kok... wah pinter..aahn..." Jena dan Jeni sudah mengambil posisi enak agar bocah bocah sd itu bisa menyisipkan burungnya kememek cewek cewek sange itu. "ooh...wah...enak...", "wah kamu pinter... belajar dimana sih...", "aku...liat diinternet mbak...", "ooh bagus itu.. aah... kalau udah masuk gini gimana...aahn..", "di...mhh... gerakin...wah...", "iya gitu hebat...aah..." bocah bocah sd itu senang bisa menirukan adegan seks yang mereka liat diinternet. mereka pun belajar dari masing masing temannya, ditirukannya aksi aksi nikmat itu. memek Jena dan Jeni bergantian diisi penis penis bocah sd yang ukurannya beragam, ada yang sudah disunat, dan ada yang belum. "iya boleh deh...ahn..", "wah..ngh..", "hehe... sini jangan diem disitu...gesekin sini enak loh dek...", "sini ya mbak..wah..ngh..." toket montok Jena dan Jeni juga digesek penis bocah bocah Sd itu. "hehe...wah... pipis kalian dimana mana nih..." memang bocah bocah itu beberapa kali sudah mengeluarkan cairan dari penis penis mereka. "maap mbak...", "hehe gak papa kok... sini aku mau minum dong... siapa yang mau pipis lagi... biar aku minum..", 'wah yang bener mbak?", "iya...sini ...umm.mmgh..mmffh..' croot crot, mulut Jena terisi sperma. "wah..ngh...", "aah..mmh..gleeg..aah..tuh warnanya putih gak kayak pipis kalian biasanya", "wah iya ya..." mereka dengan asyik terus menikmati tubuh Jena dan Jeni. buah dada besar Jeni basah oleh keringat, susu, dan juga sperma. "aah...nngh...jangan berebut... masukin aja dua duanya bisa...", "masa sih mbak...", "ayo coba...nah..ah..aahn..", "nngh..ah..geseran dikit..wah iya bisa...nngh..." Jena tampak begitu senang ketika merasakan dua batang penis bocah sd itu dimasukan bersamaan kememeknya, karena memang ukurannya tak begitu besar, memek jena dan Jeni bisa terisi beberapa penis bersamaan. "uuh..wah...mmh..", "aah...ngh...itu bawahnya juga ada lubangnya...aahn...iya itu..ngh...", "wauh..mh..ah.." lubang pantat cewek cewek itu juga diganggu penis penis bocah. sekujur tubuh Jena dan Jeni dipuaskan oleh bocah bocah itu. Jena dan Jeni meladi bocah bocah sd itu terus, sampai malah bocah bocah sd itu lemas kelelahan semua. "wah udah gak kuat nih dek...", "mmh..udah mbak...huft...", "hehe...iya udah... mandi sana... gantian ya... kalau ketahuan orang tua kalian nanti bisa dimarahin loh...", "ooh iya mbak Siap..." bocah bocah itu bergantian membersihkan diri. setelah itu memakai seragamnya lagi. mereka bergantian pamit pulang pada Jena dan Jeni. "...hehe iya... jangan lupa... main kesini lagi... jangan lupa bawa uang loh... buat jajan sama minum disini nanti..hehe...", "iya mbak makasih.." Jena dan Jeni sangat senang bisa pesta seks dengan bocah bocah sd itu. mereka berharap mereka datang lagi, sambil membawa uang yang tentu akan dimiliki Jena dan Jeni.
Duo montok itu tidak hanya ngeseks dengan bocah saja, "... itu pak, Jeni yang salah...", "...eh... apaan... kamu itu Jena..." Jena dan Jeni kali itu malah berkelahi, didepan pos kamling, mereka direlai beberapa pria yang berjaga malam itu. "aduh kalian bertengkar kenapa sih", "itu pak... jeni... masak katanya dia lebih cantik...", "lah...oalah.." pria pria itu masih bingung, tapi mereka senang malam malam melihat Jena dan jeni yang berpakaian minim itu. "apa sih jena... emang cantikan aku..", "eh enggak... kamu jelek udah tua...", "eh kamu tuh...liat... dadanya udah kendur gitu...", " Eh enggak.. dada kamu tuh..huh..." pria pria dipost kamling itu kini malah diam, mereka melihat Jena dan Jeni melepas tanktop lawannya, lalu mereka beradu toket didepan pria pria itu. tentu pria pria itu hanya geleng geleng sambil menelan ludah karena seketika merasa haus. "iih...awas kamu...", "aahn..dasar..nih..", "aah...nngh..." Jena dan Jeni kemudian makin menjadi, jari jari mereka menempel diputing susu lawan mainnya, mereka malah memencet dan mencoba memerah puting susu lawan mainnya, tentu tak lama malah air susu muncrat keluar, makin terperanga pria pria didekat mereka itu. "lololololoh...wah...", "aduh itu susunya muncrat...wah...", "elah dalah...seger..." tak ada yang merelai Jena dan Jeni, semua pria fokus menyaksikan saja. "aah...duh...", "awas...ngh...", "mmh... bentar bentar... bapak bapak ini kok malah diem gak bantuin aku...", "iya nih... huh..." Kini Jena dan Jeni menghadap kearah pria pria dipost itu. semuanya terdiam, sambil melihat kearah puting susu dua cewek itu, dilihatnya air susu yang menetes. "eeh... lah mau gimana lagi...", "huh... ya udah... gini aja Jena... biar bapak bapak ini aja yang putusin siapa diantara kita yang paling cantik", "boleh juga... iya udah pak, siapa nih yang paling cantik, Jena atau Jeni?" Pria pria itu masih terdiam. "eeh....hmm... cantik semua kok...", "gak boleh pak harus pilih", "wah...gimana ya..." Jena dan Jeni memang terlahir kembar, sama sama cantik, dan sama sama montok, sama sama menggoda, yang beda hanya gaya bicaranya saja. "huuh... ayo pak pilih...", "eh bentar...hehe...hmm... dites dulu nih sapa yang...paling besar dadanya..haha...", "wah boleh juga itu pak..aahn..." akhirnya salah satu pria beraksi, ia pegang dada besar Jena. "wah...ikut deh...hmm...wah..", "aahn... gimana pak, besar punya Jeni kan..." toket besar Jeni dipegang juga. Kini buah dada Jena dan Jeni sudah dipegang pria pria yang mulai berani beraksi itu. "waduh...sama ya ukurannya...", "hmm... gimana sih pak..aahn...", "iya sama tuh...besar...kenyal..wah...", "huuh...aahn... itu aja pak..ah... tes aja susunya pasti lebih enak punya ku" pria pria itu langsung tersenyum lebar, "wah bener itu..um..mmsluup..mmh..", "punya Jena aja pak enak...ah...aahn...", "ummh...sluurp..aah..mmh.." puting susu Jena dan Jeni kini diseruput mulut mulut haus. pria pria dipost itu bahkan mau untuk bergantian saat mencicipi air susu dua cewek nakal itu. "sluurp..wah enak banget Jena...", "sluurp..mmh..aah... Jeni enak juga susunya..." Jena dan jeni sudah bisa merasakan rangsangan hebat ditubuh mereka. "aah... kok sama enaknya pak..aah..", "iya nih..aahn... gimana terus ini...", Pria pria itu pun bersiap beraksi lebih jauh. "masih ada tuh yang belum diadu..hehe...", "apa tuh pak...ahn...", "tuh yang dalem celana kalian...", jena dan Jeni malah kemudian melepas celananya, dan mereka telanjang bebas "ooh iya... betul pak... bener tuh.. punya si Jena tuh pasti udah gak rapet...", "eh punya kamu tuh Jeni... nih liat punyaku masih bagus..." malah dua cewek itu menunjukan memeknya pada pria pria dipos itu. "udah sini ayo diadu...hehe..." tanpa ragu pria pria disana melepas celana dan menyiapkan penis tegaknya. diangkatnya tubuh jena dan Juga Jeni, penis tegak mereka disiapkan menerjang memek cewek cewek nakal itu. "nah diadu yok..auh..wah...", "nngh...wauh enak banget..." bersamaan memek jena dan Jeni disodok penis penis tegak. "aaahn...aah...ouh...", "ssh...mmh..aagh..." Jena dan Jeni malah mendesah keenakan, makin ganas jadinya pria pria di pos kamling itu. sembari memek jena dan Jeni mulai digenjot, tak lupa toket besar mereka masih diurus, dan puting kenyal mereka masih disedot susunya. "uuh...masih rapet ini Jena..", "ini Jeni juga..ngh.." Jena dan Jeni mulai merasakan tubuhnya melayang saat memek mereka mulai digesek maju mundur oleh penis tegak. 'aah...aah... kalau gitu... diadu... siapa yang ...aah.. paling kuat...", "iya bener deh..aah... pasti aku lebih tahan dan kuat...aahn..." pria pria dipos itu sempat tertawa kecil. "hahaha.. benar deh... ayo lomba ngeseks sampai ada yang kalah...", "menang kalah kami tetep senang...hehe..." Jena dan Jeni pun malam itu berpesta seks dipos kamling. "aahn..ah..aahn...mmh...", "agak Sini Jena...nah...uuh..", "aah..aahn..aahgh..mmh..", "jangan teriak teriak Jena.. nih mending emut punyaku...hehe..." jena sudah sibuk mengurus penis dimemek dan juga dimulutnya. "aah...nngh..aahn...", "gimana Jeni...hehe...", "aah...nngh..auh...", "lubang yang ini juga masih rapat tuh..ooh..." Jeni kini sibuk merasakan dua penis tegak beradu maju mundur, satu dilubang vagina, satu dilubang pantat Jeni. Jena dan Jeni jelas sekuat tenaga bertahan, bukan untuk menang, tapi untuk memuaskan hasrat seks mereka. Jelas kini dua cewek itu jadi tak banyak bicara, mereka sibuk mendesah dan merasakan tubuhnya dirangsang pria pria kuat. Jena dan Jeni bahkan diajak ngentot dengan gaya gaya lain, bergantian mereka merasakan penis penis pria pria di pos itu. "iya gitu ayo lomba minum itu juga...", "wah hebat..haha..." jena dan Jeni sempat berlomba minum sperma juga. "mmgh..aah...aahn..aah...", "aah...aahn...ouh..." toket besar mereka bergoyang hebat, putingnya tak pernah berhenti mengalirkan susu. memek mereka banjir cairan persetubuhan, beragam ukuran panjang penis penis pria pria di pos itu bergantian menghantam memek jena dan Jeni. Sampai puas pria pria di pos itu pesta seks, sampai ternyata Jena dan Jeni klimaks bersamaan dan tak ada yang menang, mereka kalah diperkosa pria pria kuat itu. Setelah itu pria pria kuat itu sempat mengantar Jena dan Jeni pulang. "ngh...ah...mh... makasih pak...", "maaf ya...jadi..ngh... ngerepotin..." jena dan Jeni sempat saja berpamitan. "haha iya... makasih juga..." setelah itu Jena dan Jeni masuk kerumah mereka, tak banyak bicara mereka segera tidur karena capek berulah. "gila ya itu cewek cewek, terus siapa yang menang?", "ya kita yang menang, bisa ngentot dua cewek aduhai itu, haha...", "wah bener lu hahaha...' dengan senang pria pria itu pergi kembali ke pos kamling. Tentu mereka dihari hari lain akan menyempatkan diri menemui Jena dan Jeni, tentu mereka berharap bisa ngeseks lagi dengan cewek cewek nakal itu.
Kadang Jena dan Jeni tidak ngeseks dilokasi yang sama, "Mau kemana na?", "mau keluar dong ni", "ngapain?", "ada deh...", "Duh kalo mau gituan dirumah aja habis ini juga ada", "biarin... dah biar kamu kualahan dirumah, haha..." Jena kali itu memutuskan untuk pergi keluar rumah. Jeni merasa ia tak perlu kemana mana hari itu. "Mbak Jena...", "hei... ooh kalian... masuk aja..." baru juga berapa menit Jena pergi, Jeni sudah kedatangan tamu, bocah bocah sd yang tentu ingin menemui cewek montok itu. "hehe... loh kok mbak jeni sendiri?", "iya Jena tadi keluar itu...", "ooh, kasian dong mbak Jeni sendiri", "hmm, iya kalian aja temenin aku ya...", "iya mbak...hehe..." tentu memang maunya bocah itu menemani dan menikmati Jeni. Jena yang kini sudah asyik berjalan sendiri itupun tentu sudah menarik perhatian orang, "wah... Jena...", "iya pak...", "mau kemana?", "mau...kesana pak...", "ooh...hehe... sini bentar Jena...", "ada apa pak?" Jena mampir kesalah satu rumah warga. "hehe... sebelum lanjutin perjalanan kamu minum dulu nih...", "ooh iya makasih ya pak...mm..." segera saja minuman yang diberikan pria itu dihabiskan Jena. Jena jelas menarik perhatian, karena cewek itu hanya memakai tanktop dan celana pendek, apalagi tanktopnya terlalu ketat dan kecil, seperti hanya untuk menahan buah dada besar cewek itu. "hehe...hmm... bentar Jena...", "hmm...ah... kenapa pak?" Jena tiba tiba sudah merasakan bokong montoknya dipegang tangan pria nakal itu. "hehe... bokong kamu makin besar ya", "masa sih pak?", "iya... pas di pos dulu itu gak segini deh...", "apa Jena jadi gemukan ya pak?", "hehe iya mungkin...hmm..hehe...' tanpa ragu pria itu bahkan langsung menurunkan celana pendek Jena, tentu pria itu bisa langsung melihat bokong montok Jena, juga bagian intim cewek montok itu. "mmh...aah... pak itu...", "bentar jena... agak nunduk dikit dong", "ooh mau ngecek bokongnya Jena ya pak...", "iya dong...nah...' Jena malah senang, ia menunduk saja sehingga kini memek cewek itupun bisa dilihat. langsung saja pria sange tadi membuka celana dan menyiapkan penisnya yang sudah tegak. "udah pak...aahn...aah...itu..." Jena tiba tiba sudah merasakan ada benda tumpul merayap masuk kedalam memeknya. "uuh...hehe... aku cek yang ini juga jena...ooh..", "aah...aahn..mmh.." Jena malah mendesah desah, memang ia mau agar pria yang menyetubuhinya itu bisa makin semangat untuk beraksi. Jena pun mulai ngentot lagi. "sluurp...aah..mmh...", "mmh...aah... mbak jeni... satu kamar ya sama mbak Jena", "aah... iya dek... pakaiannya aja sama... tuh dalem almari..." tak jauh dengan Jena, Jeni sudah mulai membiarkan toket besarnya itu disantap bocah bocah sd tadi. kini ia sudah tiduran dikasur rumahnya, dengan telanjang dada, dan toket besarnya sudah sibuk diremas dan puting kenyalnya dihisap susunya. "enak ya kalau kembaran", "hmm..aah...iya mungkin..mh... bentar dek... nah udah...", "wah... biar gak basah celananya mbak?", "iya... ini celananya jena soalnya...", "ooh gitu...hehe...hmm..." bocah bocah itu dengan rapi antri menikmati tubuh Jeni. karena sudah di buka celananya, Jena maunya segera memeknya itu disodok penis bocah bocah didekatnya itu, dan ia pun senang karena mereka ternyata mudah mengerti, dan mulai melepas pakaian. ada yang sudah bersiap, dan menyisipkan penisnya dibibir vagina Jeni. "mmh...aah...dek..ngh...", "wah...mmh...uuh... mbak jeni...", "ngh...iya dek...", "kapan kapan kerumah kita dong mbak", "ooh... iya... habis ini aja kerumah kamu gimana...", "jangan mbak...eh...hehe...", "kenapa...ah..aahn..." lagi ngobrol pun toket dan memek Jeni masih dirangsang terus. "lagi rame...hehe...", "ooh gitu... iya udah kapan kapan aja..ah..mnh...itu..aahn.." Jeni bisa merasakan memeknya dibanjiri cairan sperma oleh bocah sd yang menyetubuhinya itu. Tentu mereka lanjut ganti giliran, Jeni membiarkan saja bocah bocah sd itu bereksperimen menikmati enaknya ngeseks. Jeni memang baru ngeseks, sedang Jena kali itu sudah selesai tampaknya. "aahn... pak...", "aah...auh..mmh..." pria yang menyetubuhi Jena itu tampaknya bisa mengantisipasi dengan menarik keluar penisnya dari memek Jena, dan baru ia buang spermanya, croot croot, jatuh dilantai rumahnya sendiri. "nngh..uuh..mh...", "hehe..mh...makasih ya Jena...", "iya pak...", "kamu lanjut deh jalannya...", "hm iya pak..." Jena memakai celana pendeknya lagi, lalu ia lanjut saja jalan jalan, ia tinggalkan pria tadi yang kini sibuk mengepel rumahnya. Jena santai saja ia meski ia merasa agak becek memeknya itu. Jena lanjut berjalan, sampai ia pun tiba ditempat tujuannya. "wah... Jena...", "permisi pak...", "iya...mau beli apa nih..." Jena memang kali itu tiba dirumah yang ada tokonya. "mmh... aduh lupa jena mau beli apa tadi...", "loh kok lupa...", "bentar pak...hmm... apa ya.." Jena berpikir sambil menyilangkan tangannya dibawah toket besarnya, ia angkat sedikit sampai puting susunya nyembul dari tanktopnya itu. "wah...hehe... masuk dulu aja Jena sambil dipikir... duduk dulu...", "hmm iya pak..." jena masuk saja kerumah itu, pemilik rumah sampai rela menutup tokonya lalu segera menemui Jena. "nah udah inget?", "masih belum pak...", "wah...sini masuk aja ditoko barang kali ingat" Jena pun diajak ketoko yang sudah ditutup itu. "ooh iya...ini..." Jena lalu mulai mengambil beberapa barang, dengan begitu santainya, meski sebenarnya ia tak begitu perlu. "nah udah semua belum?", "udah pak kayaknya... bentar pak... aduh Jena lupa gak bawa uang...", "lah...beneran Jena...", "iya...hemm dimana ya..." Jena sampai melepas tanktop dan celana pendeknya berlagak mencari uang yang mungkin terselip dipakaian. "wah wah...hmm...", "gak ada pak... kalau gitu Jena pulang dulu ya...", "eits... gak usah Jena... udah habis ini kamu bawa pulang aja barangnya ya...", "ooh, bayarnya nanti ya pak...", "iya... nanti deh aku kerumah kamu ya ambil uangnya", "ooh iya pak..." Jena masih belum berpakaian lagi, masih saja ia telanjang, tentu membuat pemilik toko tadi sange seketika. "hehe...hmm...wah..." Segera pria itu mendekat, lalu menangkap buah dada besar milik Jena itu. "mh...aah... kenapa pak...", "gak papa... hehe... Jena... boleh... minta susunya gak nih...", "hmm.. .boleh kok pak... haus ya pak?", "iya ini... habis liat kamu nih.... umh..mmh..sluurp...aah..mm...", 'aah...ngh..." karena tadi selesai disetubuhi ditempat lain, tubuh jena masih mudah dirangsang, toketnya saja sebentar sudah bisa mengalirkan susu keluar dari puting kenyal itu. dengan asyik saja pria pemilik toko itu menyedot puting susu Jena. Tak lupa pria itu menyiapkan penisnya juga, untuk bersiap memperkosa Jena yang sebenarnya ingin segera disetubuhi itu. Jena sudah bersiap ngentot lagi, sedang Jeni kini sudah basah semua tubuhnya oleh cairan cairan persetubuhan. "ngnh...aah...aah..mmh...", "uuh...wah ...hmm... mbak jeni...", "aah...ngh... iya dek...", "kami pulang dulu ya...", "iya... nanti jemput aku aja kalau...ngh... mau main kerumah temen kalian", "oke mbak..hehe...' bocah bocah itu kemudian pulang setelah puas. Jeni setelah mengumpulkan tenaga, ia bangkit dan pergi kekamar mandi, ia bersihkan tubuhnya dengan air. Jeni sempat berfikir, sedang ngeseks dengan siapa saja si Jena diluar sana? setelah membersihkan tubuhnya, Jeni keluar dari kamar mandi, hanya untuk mendapati ada orang lagi masuk kerumahnya. "eh... masnya kapan datengnya...", "eh... anu... tadi pintu depan gak ditutup... jadi aku... masuk aja... takutnya ada sesuatu ", "ooh makasih ya mas udah mau ngecek rumahku... iya tadi aku lupa tutup pintu depan... duh bahaya ya..." Jeni dengan santai berbicara meski ia telanjang didepan pria itu. "hehe iya iya...hmm... habis mandi ya Jeni...", "iya mas, ehm... mas tolong cek kamar jeni juga ya... takutnya ada apa apa...", "ooh hehe iya iya..." dengan senang pria itu menemani Jeni kekamar. Tentu Jeni maunya ngeseks lagi dikamar itu, ia tinggal mandi lagi nanti setelah selesai ngeseks. Jena ditempat lain juga asyik ngeseks, "aah...aah...aahn..." meski alasannya minta susu, tentu pemilik toko itu juga minta jatah, "hehe...nngh..umm..sluurp..aah..." Jena dipangku dikursi, cewek itu tubuhnya melompat lompat, memeknya masih terus disodok penis tegak pemilik toko itu, toket besarnya bergoyang hebat, sesekali ditahan dengan cara di kenyot dan disedot puting kenyalnya. "ngh...aanh...nmmh..aahn...", "sluurp..aah... Jena... nanti tambah lagi deh kamu mau beli aja tinggal ambil, aku kasih bonus ya...", "aah... beneran pak?", "iya...hehe...", "mmh..aah... makasih ya pak..ahan...", "hehe iya...kamu memang luar biasa Jena...auh..ah..ngh.." Croot croot, memek Jena kini baru terisi sperma. setelah itu baru Jena turun dari pangkuan pria pemilik toko itu, langsung cewek itu pergi mengambil beberapa barang lain lagi, pemilik toko sampai heran, ketika ia lihat Jena sibuk mengambil barang meski terlihat cairan persetubuhan mengalir keluar dari bibir vagina cewek itu. "pak... Jena tambah ini ya...", "hehe iya iya... nanti bisa bawanya enggak?", "bisa kok pak...", "hehe iya..." Jena kemudian memakai tanktop dan celana pendeknya lagi. Setelah itu ia bawa barang barang yang ia dapat yang sudah ditaruh dalam kantong plastik besar. "pak, Jena pulang dulu, makasih ya pak", "iya Jena...hehe..." jena pun pergi dengan senangnya. "bawa apa itu Jena?", "ini tadi aku beli ditoko sana mas", "sini aku bawain, kamu keberatan kayanya", "hmm makasih ya mas...' jena kini berjalan pulang dengan santai, sudah ada orang yang membawa barang yang didapatnya tadi. Sampai dirumah, Jena pun mengajak pria yang ia temui dijalan tadi masuk. "masuk aja mas", "iya...hehe...", "iya, makasih ya mas...", "hehe iya... wah... suara siapa tuh?', "hmm? haha... itu si Jeni... sini mas bawa kesana aja barangnya yuk" Jena mengajak pria itu pergi kebelakang. mereka bahkan sempat melihat kearah kamar, dimana disana Jeni sedang asyik bersetubuh. "wah... lagi seru tuh dikamar..haha...", "iya biarin mas", "aku taruh sini ya" barang barang itu ditaruh didapur. "makasih mas... sini mas...", "eh.. kemana...", "aku mau mandi nih... masnya mau ikut enggak?", "wah...b...boleh deh...hehe..." Jena belum puas tampaknya, ia malah mengajak pria itu ngeseks dikamar mandi. Jena dan Jeni tiap hari berlomba untuk bisa mendapatkan kenikmatan dari pria pria disekitar tempat tinggalnya itu. memang mereka cewek cewek yang luar biasa.
Cerita Seks mereka masih terus berlanjut, "Hehe... permisi Jena...", "hmm iya bapak bapak... silahkan masuk..." Jena kali itu kedatangan tamu, pria pria yang sudah ia kenal, juga beberapa kali pernah ngentot cewek itu juga. Jena mempersilahkan pria pria itu duduk diruang tamu, Jena dengan santai duduk didekat mereka. "hmm... Jeninya kemana?", "ooh... gak tau tadi pak... main keluar sama anak anak sini sepertinya...", "ooh gitu ya...hehe... oh iya Jena...", "iya pak?" Pria pria itu seperti mau membicarakan hal penting, tapi tetap mereka tak bisa berhenti melihati tubuh Jena yang hanya di balut kaos ketat dan celana pendek. "ehm... ada beberapa hal yang perlu disampaikan ini... tapi kamu nanti jangan marah ya...", "ooh iya pak, Jena gak akan marah deh..." mulai lah pria pria itu mencoba menjelaskan hal hal yang perlu disampaikan, sembari melihati paras cantik jena, juga toket besar cewek itu yang terpampang indah nyapret dikaosnya. Jeni yang memang kini sedang bersama bocah bocah itu kini ada disebuah rumah salah satu bocah penikmatnya itu. "ooh ini rumah kamu ya dek...", "iya mbak... ayo masuk..." jena diajak masuk kerumah itu. sampai didalam, Jena belum duduk atau apa, sudah dikerubungi bocah bocah sange, mereka seperti lalat saja. "rumah kamu bagus ya, eh... bentar...", "hehe...rumah dia emang bagus mbak, lebih bagus ada mbak Jeni disini...", "hmm, eh jangan ditarik, bentar aku buka aja deh..." karena baju Jeni ditarik tarik terus, akhirnya malah dibuka, tentu bocah bocah sange itu senang melihat buah dada besar Jeni itu. "nah...hehe... mbak Jeni... kita main disini bentar ya sebelum kerumah yang lain", "ooh gitu... iya udah...eh... bentar aku duduk dulu... iya iya celananya aku copot juga ya..." Jeni begitu kooperatif dengan bocah bocah itu, karena memang ia juga senang untuk memuaskan nafsu nafsu mereka. Jeni sudah duduk, toket besarnya sudah dari tadi diraba raba, kini sudah mulai diremas remas, puting susunya yang kenyal sudah mulai dikenyot dan disedot. "sluurp...mmh...aah..mm...", "sluurp...aah.. hehe... asik...mmh...", "buka lagi mbak...nah...hehe..." Jeni sudah mulai merasakan rangsangan rangsangan luar biasa ditubuhnya, dari atas sampai bawah, oleh ulah bocah bocah sange. sebentar saja pasti ia sudah digangbang dirumah itu. Ditempat lain, si Jena sudah mendengar apa yang disampaikan pria pria yang datang itu, memang mereka itu bisa dibilang pengurus kampung. "hmm iya pak Jena faham...", "jadi gitu ya Jena... gak papa kan?', "gak papa kok pak... nanti Jena bilangin Jeni juga pasti..." Jena dapat aturan baru, tampaknya ada warga yang protes dan terganggu aktifitas Jena dan Jeni yang menyenangkan. Jadi Jena dan Jeni dilarang menerima tamu kecuali penting atau kerabat, tentu menurut Jena itu bukan masalah besar. "hehe iya sip deh...hm...", "jadi setelah ini bapak bapak ini gak bisa kesini lagi ya?", "iya bener Jena...", "hmm... gitu ya..." pria pria itu sudah tak tahan lama lama melihati keindahan Jena, mereka pun mulai bangkit dan mendekati Jena. "kalau gitu... kami boleh minta sesuatu gak Jena... pasti setelah ini mungkin gak bisa lagi minta itu...", "hmm... minta apa pak... pasti jena beri deh pak...", "gitu ya hehe...hmm... kami minta susunya Jena ya...", "aahn...mmh... ooh iya pak...ah..." tiba tiba sudah langsung buah dada besar Jena dipegang tangan tangan pria itu, diremas remas begitu asyik. Jena kemudian melepas kaosnya itu, baru pria pria tadi tersenyum lebar. "nah..hehe...hmm..umm..mmh.." baru sebentar muncul, puting susu jena langsung disambar mulut ganas kehausan. "aah..mmh... uuh...", "hmm..mm..mm...sluurp..wah..mm..." segera saja dua puting kenyal Jena dikenyot dan disedot susunya. Jena duduk saja dengan cantik, ia biarkan toketnya itu diremas remas, juga puting susunya disedot kuat. "pak...aah... pelan aja... nanti...aah...", "mmh..sluurp...aah... iya tenang aja Jena...hehe..um..mh..." Jena memang mulai merasakan rangsangan nikmat ditubuhnya itu. Jena tau ia setelah ini pasti juga diajak ngentot. Jeni saja yang bersama bocah bocah sange tadi juga sudah mulai disetubuhi, bahkan Jeni sudah dibawa kekamar. "mmgh...mmh..uah...aahn...nngh...ummh..." Jeni sudah menghadapi penis penis remaja yang berebut lubang kenikmatan. memek Jeni sudah mulai disusupi penis tegang milik bocah, tak lupa diemutnya penis penis yang disodorkan didepan wajahnya, Jeni memang sudah ahli untuk mengurus nafsu bocah bocah didekatnya itu. "ooh... asiik..hmm..", "mbak Jeni... aku belum...", "mmh...enak mbakk..." bocah bocah itu juga sudah beberapa kali klimaks, kamar itu sampai belepotan sana sini oleh sperma. "mmh..aah... yang belum sabar yah..ngh..aahn.." Jena bisa mendesah keras, saat mendapati memeknya disemprot sperma. bocah bocah itu terus bergantian untuk memuaskan nafsunya. "giliranku...hehe..hmm...uuh..wah.. mmh..", "geseran... aku mau masukin juga...", "emang cukup?', "cukup... tuh..nngh..wah...", "wah cukup...mmh..." memek Jeni malah kini disodok dua batang penis sekaligus. "aahn...nngh...aahn.." Jeni mendesah lagi, ia sebenarnya mau memuji kehebatan bocah bocah itu dalam beraksi. "hebat...kamu peluk mbak Jeni aja...nah...", "eh.. ngapain... udah dua ini...", "aku mau masukin juga... pasti bisa...ngh...", "wah masih masuk tuh.. buset..mh..." Jeni sampai tak bisa bersuara, ketika merasakan memeknya yang kini bahkan sudah disodok tiga penis bocah sekaligus. bocah bocah itu berdempet dempetan hanya untuk bisa bersamaan menyelipkan penisnya dimemek Jeni. "aaaaaah....aah..." Jeni tak bisa melihat bagaimana memeknya diserang tiga penis, tapi ia bisa merasakan, memang sensasinya berbeda dengan disodok penis besar dewasa. "mmh..sluup...aah...aduh agak sana...hmm..", "mmh..sluurp..mm... susunya mbak jeni masih banyak aja ya..mmh..." toket besar Jeni tak lupa diperah juga, dua puting kenyalnya masih disedot oleh bocah bocah sange. Jeni mungkin saja tidak bisa berlanjut kerumah selanjutnya, karena ia masih saja diperkosa bocah bocah sange itu dirumah pertama. Jena ternyata juga sudah diajak pindah kekamar, kini ia sudah telanjang bulat, juga pria pria didekatnya itu. "aahn..mmh... aah...", "ooh... bentar aja ya Jena..ngh... nanti kan kita gak kesini lagi soalnya", "iya...pak..aahn..mh..." Jena sudah ditindih tubuhnya, memeknya juga sudah mulai digesek oleh penis tegak yang bergerak maju mundur. "Sluurp..aah.... hehe..hmm.." buah dada besar Jena juga disedot terus susunya, kiri kanan ada pria yang beraksi, mulut ganas mereka menjilat dan terus menyedot puting susu Jena. "aah..mh...ngh..auh...", "ngh..ah..mmh.. uuh..." Jena merasakan memeknya terbebas dari penis tegak sebentar, karena tampaknya salah satu pria itu sudah menyingkir untuk membuang spermanya. "sekarang sama aku ya Jena... sini deh kamu diatas...", "mmh, ah... iya pak..udah ini...", "hehe... agak mundur... lagi... nah..nggh...", "aah...aahn..ngh.." Sleeb, memek Jena disodok penis tegak lagi. "wah...hehe..hmm.... sini cantik...cup..mh..mm...", "mmgh..mm..cup..mh..." diatas pelukan salah satu pria itu, Jena ngentot sambil bercumbu. "aduh asik tuh ciuman... kita gimana ini...", "mmh...aah... hehe.... itu pak kan masih ada tuh...", "wah bener tuh...hehe..." salah satu pria lain mengambil posisi dibelakang, ia mendekati lubang kenikmatan lainnya. "mmh..cup..aah..aahn..pak..aah..", "nngh...wah masuk...hehe... biar cepet kelar nih Jena...uuh.." lubang panat Jena ikut disodok penis tegak juga. Jena bukan main senang dengan apa yang ia rasakan, dua penis dewasa melaju bergantian maju mundur, membuat Jena merasakan dua lubangnya itu begitu hebat digesek dan dipenetrasi. tubuh Jena bergoyang hebat, seiring hentakan dua penis dewasa yang menyetubuhinya. ngeseks threesome memang juga hal yang disukai Jena. "aah..nngh...ssh...ouh... gak tahan pak...aahn..." Jena klimaks, membuat memeknya banjir cairan kewanitaan. "wah...hehe..ngh... jadi makin asyik nih ya Jena...", "aah...aah...iya pak...aahn!" Jena habis klimaks pun tak istirahat, ia kembali merasakan tubuhnya digenjot dua pria sekaligus. Jena dan jeni sudah saling merasakan kepuasan. Jeni memang mulai lebih awal, dan ia juga dapat lebih banyak kepuasan, bocah bocah sange tadi sudah klimaks semua, mereka bahkan sudah lemas disekitar tubuh cewek itu. "aah..mgh...dek...", "hm...iya mbak jeni...", "gimana... jadi kerumah yang lainnya?', "ehm... itu.. .temen temen... kayaknya masih capek...", "ooh...kalau gitu... besok aja gimana?", "ooh iya deh mbak..", "aku mau pulang dulu deh ya habis ini..." Jeni tampak sudah pergi membersihkan tubuhnya, lalu ia berpakaian lagi. ia lalu sudah ditunggu beberapa bocah yang masih sadar, karena lainnya sudah tidur kelelahan. "makasih mbak Jeni... besok ketemu lagi ya...", "hehe iya adek adek... aku balik dulu..." Jeni pun pergi pulang. beberapa menit berjalan, Jeni akhirnya sampai dirumah. Jeni masuk saja karena pintu depan tak dikunci. "eh... pak...", "hmm.. eh Jeni..hehe...", "ada apa nih pak?", "ehmm... itu tadi... apa itu..." Jeni jadinya ngobrol dengan salah satu pria yang sudah berpakaian, pria itu jelas sudah puas ngentot, jadi ia merokok diruang tamu. pria itu menjelaskan tentang aturan tadi pada Jeni. "ooh gitu pak...", "iya...jadi nanti gak boleh lagi dateng dateng begini", "hmm... tapi kalau kami main kerumah bapak bapak apa masih boleh?", "wah boleh dong! hehe... bagus malah", "hmm iya udah kalau gitu nanti biar kami yang main keluar pak", "hehe.... iya iya..." Jeni sedari tadi bisa mendengar desahan Jena, dan juga suara suara persetubuhan dari kamar. Jeni memutuskan mengobrol saja dengan pria diruang tamu itu. Tak lama suasana mulai tenang, tampak pria pria keluar dari kamar, pergi kekamar mandi, setelah itu sudah kedepan dan berpakaian. "wah lah ini Jeni", "iya pak..hehe...", "wah... iya udah gak papa haha... ehmm... Jeni... kami balik dulu ya", "ooh iya bapak bapak...", "makasih...hehe..." pria pria itu berpamitan, setelah puas gangbang asik dengan Jena. Jeni setelah itu pergi kekamar, ia lihat Jena lemas dikasur itu. "aduduh Jena...", "ngh... dari mana aja Jeni...ngh...", "habis main sama bocah bocah noh..hehe...", "hmm...aah... capek nih habis..ngh... dientot bapak bapak tadi", "haha iya tau... habis ini kan udah gak pada kesini tapi tuh", "iya... hmmh...", "nanti kita aja yang mampir kerumah orang orang itu..haha...", "boleh tuh... tapi jangan besok masih capek...", "iya iya... kira kira... sampai kapan kita puas puasin disini?", "sampe puaas....haha... aduh... Jeni ih... udah habis berapa liter nih tau...", "aku juga tadi...haha..." Jena dan Jeni memang mendapat rintangan, tapi mereka akan tetap terus melanjutkan aksi mereka, mencari, mendapat, dan memberikan kenikmatan pada semua laki laki disekitar mereka itu.
"aah...hebat ya kalian... bentar dek... nah..." Jena dan Jeni melepas celananya, mereka malah telanjang bulat. "wah...mbak jeni...", "kenapa dek...", "kok buka celana...", "iya biar gak kena susu celanaku... pakaian kalian dilepas juga yach..." bocah bocah itu tentu dengan senang hati melepas seragamnya. jena dan Jeni wajahnya memerah dan mereka terlihat senang ketika bisa menyaksikan penis penis bocah sd itu tegak didepan mereka. "wah... sini dek..", 'aah..mbak itu...", "kasian burung kamu... sakit ya..", "enggak kok mbak..wah..", "iya kalau udah aku pegang gini baru gak sakit...jadi enak ya...hehe...", "wah iya mbak..uuh.." jena dan Jeni sembari toketnya dipompa susunya, mereka juga sibuk mengurus penis penis bocah bocah sd itu. "kamu harus cepet sunat nanti yah... biar gak sakit burungnya...", "aah...iya mbak..ngh...", "hehe... ayo sini yang udah disunat... boleh dimasukin sini...", "wah... masuk situ mbak...", "iya... sini nih... lubang ini nih..." Jena dan jeni dengan santai menunjukan memeknya kepada bocah bocah sd itu. "wah... aku..mau mbak...", "iya sini...ayo...gampang kok... wah pinter..aahn..." Jena dan Jeni sudah mengambil posisi enak agar bocah bocah sd itu bisa menyisipkan burungnya kememek cewek cewek sange itu. "ooh...wah...enak...", "wah kamu pinter... belajar dimana sih...", "aku...liat diinternet mbak...", "ooh bagus itu.. aah... kalau udah masuk gini gimana...aahn..", "di...mhh... gerakin...wah...", "iya gitu hebat...aah..." bocah bocah sd itu senang bisa menirukan adegan seks yang mereka liat diinternet. mereka pun belajar dari masing masing temannya, ditirukannya aksi aksi nikmat itu. memek Jena dan Jeni bergantian diisi penis penis bocah sd yang ukurannya beragam, ada yang sudah disunat, dan ada yang belum. "iya boleh deh...ahn..", "wah..ngh..", "hehe... sini jangan diem disitu...gesekin sini enak loh dek...", "sini ya mbak..wah..ngh..." toket montok Jena dan Jeni juga digesek penis bocah bocah Sd itu. "hehe...wah... pipis kalian dimana mana nih..." memang bocah bocah itu beberapa kali sudah mengeluarkan cairan dari penis penis mereka. "maap mbak...", "hehe gak papa kok... sini aku mau minum dong... siapa yang mau pipis lagi... biar aku minum..", 'wah yang bener mbak?", "iya...sini ...umm.mmgh..mmffh..' croot crot, mulut Jena terisi sperma. "wah..ngh...", "aah..mmh..gleeg..aah..tuh warnanya putih gak kayak pipis kalian biasanya", "wah iya ya..." mereka dengan asyik terus menikmati tubuh Jena dan Jeni. buah dada besar Jeni basah oleh keringat, susu, dan juga sperma. "aah...nngh...jangan berebut... masukin aja dua duanya bisa...", "masa sih mbak...", "ayo coba...nah..ah..aahn..", "nngh..ah..geseran dikit..wah iya bisa...nngh..." Jena tampak begitu senang ketika merasakan dua batang penis bocah sd itu dimasukan bersamaan kememeknya, karena memang ukurannya tak begitu besar, memek jena dan Jeni bisa terisi beberapa penis bersamaan. "uuh..wah...mmh..", "aah...ngh...itu bawahnya juga ada lubangnya...aahn...iya itu..ngh...", "wauh..mh..ah.." lubang pantat cewek cewek itu juga diganggu penis penis bocah. sekujur tubuh Jena dan Jeni dipuaskan oleh bocah bocah itu. Jena dan Jeni meladi bocah bocah sd itu terus, sampai malah bocah bocah sd itu lemas kelelahan semua. "wah udah gak kuat nih dek...", "mmh..udah mbak...huft...", "hehe...iya udah... mandi sana... gantian ya... kalau ketahuan orang tua kalian nanti bisa dimarahin loh...", "ooh iya mbak Siap..." bocah bocah itu bergantian membersihkan diri. setelah itu memakai seragamnya lagi. mereka bergantian pamit pulang pada Jena dan Jeni. "...hehe iya... jangan lupa... main kesini lagi... jangan lupa bawa uang loh... buat jajan sama minum disini nanti..hehe...", "iya mbak makasih.." Jena dan Jeni sangat senang bisa pesta seks dengan bocah bocah sd itu. mereka berharap mereka datang lagi, sambil membawa uang yang tentu akan dimiliki Jena dan Jeni.
Duo montok itu tidak hanya ngeseks dengan bocah saja, "... itu pak, Jeni yang salah...", "...eh... apaan... kamu itu Jena..." Jena dan Jeni kali itu malah berkelahi, didepan pos kamling, mereka direlai beberapa pria yang berjaga malam itu. "aduh kalian bertengkar kenapa sih", "itu pak... jeni... masak katanya dia lebih cantik...", "lah...oalah.." pria pria itu masih bingung, tapi mereka senang malam malam melihat Jena dan jeni yang berpakaian minim itu. "apa sih jena... emang cantikan aku..", "eh enggak... kamu jelek udah tua...", "eh kamu tuh...liat... dadanya udah kendur gitu...", " Eh enggak.. dada kamu tuh..huh..." pria pria dipost kamling itu kini malah diam, mereka melihat Jena dan Jeni melepas tanktop lawannya, lalu mereka beradu toket didepan pria pria itu. tentu pria pria itu hanya geleng geleng sambil menelan ludah karena seketika merasa haus. "iih...awas kamu...", "aahn..dasar..nih..", "aah...nngh..." Jena dan Jeni kemudian makin menjadi, jari jari mereka menempel diputing susu lawan mainnya, mereka malah memencet dan mencoba memerah puting susu lawan mainnya, tentu tak lama malah air susu muncrat keluar, makin terperanga pria pria didekat mereka itu. "lololololoh...wah...", "aduh itu susunya muncrat...wah...", "elah dalah...seger..." tak ada yang merelai Jena dan Jeni, semua pria fokus menyaksikan saja. "aah...duh...", "awas...ngh...", "mmh... bentar bentar... bapak bapak ini kok malah diem gak bantuin aku...", "iya nih... huh..." Kini Jena dan Jeni menghadap kearah pria pria dipost itu. semuanya terdiam, sambil melihat kearah puting susu dua cewek itu, dilihatnya air susu yang menetes. "eeh... lah mau gimana lagi...", "huh... ya udah... gini aja Jena... biar bapak bapak ini aja yang putusin siapa diantara kita yang paling cantik", "boleh juga... iya udah pak, siapa nih yang paling cantik, Jena atau Jeni?" Pria pria itu masih terdiam. "eeh....hmm... cantik semua kok...", "gak boleh pak harus pilih", "wah...gimana ya..." Jena dan Jeni memang terlahir kembar, sama sama cantik, dan sama sama montok, sama sama menggoda, yang beda hanya gaya bicaranya saja. "huuh... ayo pak pilih...", "eh bentar...hehe...hmm... dites dulu nih sapa yang...paling besar dadanya..haha...", "wah boleh juga itu pak..aahn..." akhirnya salah satu pria beraksi, ia pegang dada besar Jena. "wah...ikut deh...hmm...wah..", "aahn... gimana pak, besar punya Jeni kan..." toket besar Jeni dipegang juga. Kini buah dada Jena dan Jeni sudah dipegang pria pria yang mulai berani beraksi itu. "waduh...sama ya ukurannya...", "hmm... gimana sih pak..aahn...", "iya sama tuh...besar...kenyal..wah...", "huuh...aahn... itu aja pak..ah... tes aja susunya pasti lebih enak punya ku" pria pria itu langsung tersenyum lebar, "wah bener itu..um..mmsluup..mmh..", "punya Jena aja pak enak...ah...aahn...", "ummh...sluurp..aah..mmh.." puting susu Jena dan Jeni kini diseruput mulut mulut haus. pria pria dipost itu bahkan mau untuk bergantian saat mencicipi air susu dua cewek nakal itu. "sluurp..wah enak banget Jena...", "sluurp..mmh..aah... Jeni enak juga susunya..." Jena dan jeni sudah bisa merasakan rangsangan hebat ditubuh mereka. "aah... kok sama enaknya pak..aah..", "iya nih..aahn... gimana terus ini...", Pria pria itu pun bersiap beraksi lebih jauh. "masih ada tuh yang belum diadu..hehe...", "apa tuh pak...ahn...", "tuh yang dalem celana kalian...", jena dan Jeni malah kemudian melepas celananya, dan mereka telanjang bebas "ooh iya... betul pak... bener tuh.. punya si Jena tuh pasti udah gak rapet...", "eh punya kamu tuh Jeni... nih liat punyaku masih bagus..." malah dua cewek itu menunjukan memeknya pada pria pria dipos itu. "udah sini ayo diadu...hehe..." tanpa ragu pria pria disana melepas celana dan menyiapkan penis tegaknya. diangkatnya tubuh jena dan Juga Jeni, penis tegak mereka disiapkan menerjang memek cewek cewek nakal itu. "nah diadu yok..auh..wah...", "nngh...wauh enak banget..." bersamaan memek jena dan Jeni disodok penis penis tegak. "aaahn...aah...ouh...", "ssh...mmh..aagh..." Jena dan Jeni malah mendesah keenakan, makin ganas jadinya pria pria di pos kamling itu. sembari memek jena dan Jeni mulai digenjot, tak lupa toket besar mereka masih diurus, dan puting kenyal mereka masih disedot susunya. "uuh...masih rapet ini Jena..", "ini Jeni juga..ngh.." Jena dan Jeni mulai merasakan tubuhnya melayang saat memek mereka mulai digesek maju mundur oleh penis tegak. 'aah...aah... kalau gitu... diadu... siapa yang ...aah.. paling kuat...", "iya bener deh..aah... pasti aku lebih tahan dan kuat...aahn..." pria pria dipos itu sempat tertawa kecil. "hahaha.. benar deh... ayo lomba ngeseks sampai ada yang kalah...", "menang kalah kami tetep senang...hehe..." Jena dan Jeni pun malam itu berpesta seks dipos kamling. "aahn..ah..aahn...mmh...", "agak Sini Jena...nah...uuh..", "aah..aahn..aahgh..mmh..", "jangan teriak teriak Jena.. nih mending emut punyaku...hehe..." jena sudah sibuk mengurus penis dimemek dan juga dimulutnya. "aah...nngh..aahn...", "gimana Jeni...hehe...", "aah...nngh..auh...", "lubang yang ini juga masih rapat tuh..ooh..." Jeni kini sibuk merasakan dua penis tegak beradu maju mundur, satu dilubang vagina, satu dilubang pantat Jeni. Jena dan Jeni jelas sekuat tenaga bertahan, bukan untuk menang, tapi untuk memuaskan hasrat seks mereka. Jelas kini dua cewek itu jadi tak banyak bicara, mereka sibuk mendesah dan merasakan tubuhnya dirangsang pria pria kuat. Jena dan Jeni bahkan diajak ngentot dengan gaya gaya lain, bergantian mereka merasakan penis penis pria pria di pos itu. "iya gitu ayo lomba minum itu juga...", "wah hebat..haha..." jena dan Jeni sempat berlomba minum sperma juga. "mmgh..aah...aahn..aah...", "aah...aahn...ouh..." toket besar mereka bergoyang hebat, putingnya tak pernah berhenti mengalirkan susu. memek mereka banjir cairan persetubuhan, beragam ukuran panjang penis penis pria pria di pos itu bergantian menghantam memek jena dan Jeni. Sampai puas pria pria di pos itu pesta seks, sampai ternyata Jena dan Jeni klimaks bersamaan dan tak ada yang menang, mereka kalah diperkosa pria pria kuat itu. Setelah itu pria pria kuat itu sempat mengantar Jena dan Jeni pulang. "ngh...ah...mh... makasih pak...", "maaf ya...jadi..ngh... ngerepotin..." jena dan Jeni sempat saja berpamitan. "haha iya... makasih juga..." setelah itu Jena dan Jeni masuk kerumah mereka, tak banyak bicara mereka segera tidur karena capek berulah. "gila ya itu cewek cewek, terus siapa yang menang?", "ya kita yang menang, bisa ngentot dua cewek aduhai itu, haha...", "wah bener lu hahaha...' dengan senang pria pria itu pergi kembali ke pos kamling. Tentu mereka dihari hari lain akan menyempatkan diri menemui Jena dan Jeni, tentu mereka berharap bisa ngeseks lagi dengan cewek cewek nakal itu.
Kadang Jena dan Jeni tidak ngeseks dilokasi yang sama, "Mau kemana na?", "mau keluar dong ni", "ngapain?", "ada deh...", "Duh kalo mau gituan dirumah aja habis ini juga ada", "biarin... dah biar kamu kualahan dirumah, haha..." Jena kali itu memutuskan untuk pergi keluar rumah. Jeni merasa ia tak perlu kemana mana hari itu. "Mbak Jena...", "hei... ooh kalian... masuk aja..." baru juga berapa menit Jena pergi, Jeni sudah kedatangan tamu, bocah bocah sd yang tentu ingin menemui cewek montok itu. "hehe... loh kok mbak jeni sendiri?", "iya Jena tadi keluar itu...", "ooh, kasian dong mbak Jeni sendiri", "hmm, iya kalian aja temenin aku ya...", "iya mbak...hehe..." tentu memang maunya bocah itu menemani dan menikmati Jeni. Jena yang kini sudah asyik berjalan sendiri itupun tentu sudah menarik perhatian orang, "wah... Jena...", "iya pak...", "mau kemana?", "mau...kesana pak...", "ooh...hehe... sini bentar Jena...", "ada apa pak?" Jena mampir kesalah satu rumah warga. "hehe... sebelum lanjutin perjalanan kamu minum dulu nih...", "ooh iya makasih ya pak...mm..." segera saja minuman yang diberikan pria itu dihabiskan Jena. Jena jelas menarik perhatian, karena cewek itu hanya memakai tanktop dan celana pendek, apalagi tanktopnya terlalu ketat dan kecil, seperti hanya untuk menahan buah dada besar cewek itu. "hehe...hmm... bentar Jena...", "hmm...ah... kenapa pak?" Jena tiba tiba sudah merasakan bokong montoknya dipegang tangan pria nakal itu. "hehe... bokong kamu makin besar ya", "masa sih pak?", "iya... pas di pos dulu itu gak segini deh...", "apa Jena jadi gemukan ya pak?", "hehe iya mungkin...hmm..hehe...' tanpa ragu pria itu bahkan langsung menurunkan celana pendek Jena, tentu pria itu bisa langsung melihat bokong montok Jena, juga bagian intim cewek montok itu. "mmh...aah... pak itu...", "bentar jena... agak nunduk dikit dong", "ooh mau ngecek bokongnya Jena ya pak...", "iya dong...nah...' Jena malah senang, ia menunduk saja sehingga kini memek cewek itupun bisa dilihat. langsung saja pria sange tadi membuka celana dan menyiapkan penisnya yang sudah tegak. "udah pak...aahn...aah...itu..." Jena tiba tiba sudah merasakan ada benda tumpul merayap masuk kedalam memeknya. "uuh...hehe... aku cek yang ini juga jena...ooh..", "aah...aahn..mmh.." Jena malah mendesah desah, memang ia mau agar pria yang menyetubuhinya itu bisa makin semangat untuk beraksi. Jena pun mulai ngentot lagi. "sluurp...aah..mmh...", "mmh...aah... mbak jeni... satu kamar ya sama mbak Jena", "aah... iya dek... pakaiannya aja sama... tuh dalem almari..." tak jauh dengan Jena, Jeni sudah mulai membiarkan toket besarnya itu disantap bocah bocah sd tadi. kini ia sudah tiduran dikasur rumahnya, dengan telanjang dada, dan toket besarnya sudah sibuk diremas dan puting kenyalnya dihisap susunya. "enak ya kalau kembaran", "hmm..aah...iya mungkin..mh... bentar dek... nah udah...", "wah... biar gak basah celananya mbak?", "iya... ini celananya jena soalnya...", "ooh gitu...hehe...hmm..." bocah bocah itu dengan rapi antri menikmati tubuh Jeni. karena sudah di buka celananya, Jena maunya segera memeknya itu disodok penis bocah bocah didekatnya itu, dan ia pun senang karena mereka ternyata mudah mengerti, dan mulai melepas pakaian. ada yang sudah bersiap, dan menyisipkan penisnya dibibir vagina Jeni. "mmh...aah...dek..ngh...", "wah...mmh...uuh... mbak jeni...", "ngh...iya dek...", "kapan kapan kerumah kita dong mbak", "ooh... iya... habis ini aja kerumah kamu gimana...", "jangan mbak...eh...hehe...", "kenapa...ah..aahn..." lagi ngobrol pun toket dan memek Jeni masih dirangsang terus. "lagi rame...hehe...", "ooh gitu... iya udah kapan kapan aja..ah..mnh...itu..aahn.." Jeni bisa merasakan memeknya dibanjiri cairan sperma oleh bocah sd yang menyetubuhinya itu. Tentu mereka lanjut ganti giliran, Jeni membiarkan saja bocah bocah sd itu bereksperimen menikmati enaknya ngeseks. Jeni memang baru ngeseks, sedang Jena kali itu sudah selesai tampaknya. "aahn... pak...", "aah...auh..mmh..." pria yang menyetubuhi Jena itu tampaknya bisa mengantisipasi dengan menarik keluar penisnya dari memek Jena, dan baru ia buang spermanya, croot croot, jatuh dilantai rumahnya sendiri. "nngh..uuh..mh...", "hehe..mh...makasih ya Jena...", "iya pak...", "kamu lanjut deh jalannya...", "hm iya pak..." Jena memakai celana pendeknya lagi, lalu ia lanjut saja jalan jalan, ia tinggalkan pria tadi yang kini sibuk mengepel rumahnya. Jena santai saja ia meski ia merasa agak becek memeknya itu. Jena lanjut berjalan, sampai ia pun tiba ditempat tujuannya. "wah... Jena...", "permisi pak...", "iya...mau beli apa nih..." Jena memang kali itu tiba dirumah yang ada tokonya. "mmh... aduh lupa jena mau beli apa tadi...", "loh kok lupa...", "bentar pak...hmm... apa ya.." Jena berpikir sambil menyilangkan tangannya dibawah toket besarnya, ia angkat sedikit sampai puting susunya nyembul dari tanktopnya itu. "wah...hehe... masuk dulu aja Jena sambil dipikir... duduk dulu...", "hmm iya pak..." jena masuk saja kerumah itu, pemilik rumah sampai rela menutup tokonya lalu segera menemui Jena. "nah udah inget?", "masih belum pak...", "wah...sini masuk aja ditoko barang kali ingat" Jena pun diajak ketoko yang sudah ditutup itu. "ooh iya...ini..." Jena lalu mulai mengambil beberapa barang, dengan begitu santainya, meski sebenarnya ia tak begitu perlu. "nah udah semua belum?", "udah pak kayaknya... bentar pak... aduh Jena lupa gak bawa uang...", "lah...beneran Jena...", "iya...hemm dimana ya..." Jena sampai melepas tanktop dan celana pendeknya berlagak mencari uang yang mungkin terselip dipakaian. "wah wah...hmm...", "gak ada pak... kalau gitu Jena pulang dulu ya...", "eits... gak usah Jena... udah habis ini kamu bawa pulang aja barangnya ya...", "ooh, bayarnya nanti ya pak...", "iya... nanti deh aku kerumah kamu ya ambil uangnya", "ooh iya pak..." Jena masih belum berpakaian lagi, masih saja ia telanjang, tentu membuat pemilik toko tadi sange seketika. "hehe...hmm...wah..." Segera pria itu mendekat, lalu menangkap buah dada besar milik Jena itu. "mh...aah... kenapa pak...", "gak papa... hehe... Jena... boleh... minta susunya gak nih...", "hmm.. .boleh kok pak... haus ya pak?", "iya ini... habis liat kamu nih.... umh..mmh..sluurp...aah..mm...", 'aah...ngh..." karena tadi selesai disetubuhi ditempat lain, tubuh jena masih mudah dirangsang, toketnya saja sebentar sudah bisa mengalirkan susu keluar dari puting kenyal itu. dengan asyik saja pria pemilik toko itu menyedot puting susu Jena. Tak lupa pria itu menyiapkan penisnya juga, untuk bersiap memperkosa Jena yang sebenarnya ingin segera disetubuhi itu. Jena sudah bersiap ngentot lagi, sedang Jeni kini sudah basah semua tubuhnya oleh cairan cairan persetubuhan. "ngnh...aah...aah..mmh...", "uuh...wah ...hmm... mbak jeni...", "aah...ngh... iya dek...", "kami pulang dulu ya...", "iya... nanti jemput aku aja kalau...ngh... mau main kerumah temen kalian", "oke mbak..hehe...' bocah bocah itu kemudian pulang setelah puas. Jeni setelah mengumpulkan tenaga, ia bangkit dan pergi kekamar mandi, ia bersihkan tubuhnya dengan air. Jeni sempat berfikir, sedang ngeseks dengan siapa saja si Jena diluar sana? setelah membersihkan tubuhnya, Jeni keluar dari kamar mandi, hanya untuk mendapati ada orang lagi masuk kerumahnya. "eh... masnya kapan datengnya...", "eh... anu... tadi pintu depan gak ditutup... jadi aku... masuk aja... takutnya ada sesuatu ", "ooh makasih ya mas udah mau ngecek rumahku... iya tadi aku lupa tutup pintu depan... duh bahaya ya..." Jeni dengan santai berbicara meski ia telanjang didepan pria itu. "hehe iya iya...hmm... habis mandi ya Jeni...", "iya mas, ehm... mas tolong cek kamar jeni juga ya... takutnya ada apa apa...", "ooh hehe iya iya..." dengan senang pria itu menemani Jeni kekamar. Tentu Jeni maunya ngeseks lagi dikamar itu, ia tinggal mandi lagi nanti setelah selesai ngeseks. Jena ditempat lain juga asyik ngeseks, "aah...aah...aahn..." meski alasannya minta susu, tentu pemilik toko itu juga minta jatah, "hehe...nngh..umm..sluurp..aah..." Jena dipangku dikursi, cewek itu tubuhnya melompat lompat, memeknya masih terus disodok penis tegak pemilik toko itu, toket besarnya bergoyang hebat, sesekali ditahan dengan cara di kenyot dan disedot puting kenyalnya. "ngh...aanh...nmmh..aahn...", "sluurp..aah... Jena... nanti tambah lagi deh kamu mau beli aja tinggal ambil, aku kasih bonus ya...", "aah... beneran pak?", "iya...hehe...", "mmh..aah... makasih ya pak..ahan...", "hehe iya...kamu memang luar biasa Jena...auh..ah..ngh.." Croot croot, memek Jena kini baru terisi sperma. setelah itu baru Jena turun dari pangkuan pria pemilik toko itu, langsung cewek itu pergi mengambil beberapa barang lain lagi, pemilik toko sampai heran, ketika ia lihat Jena sibuk mengambil barang meski terlihat cairan persetubuhan mengalir keluar dari bibir vagina cewek itu. "pak... Jena tambah ini ya...", "hehe iya iya... nanti bisa bawanya enggak?", "bisa kok pak...", "hehe iya..." Jena kemudian memakai tanktop dan celana pendeknya lagi. Setelah itu ia bawa barang barang yang ia dapat yang sudah ditaruh dalam kantong plastik besar. "pak, Jena pulang dulu, makasih ya pak", "iya Jena...hehe..." jena pun pergi dengan senangnya. "bawa apa itu Jena?", "ini tadi aku beli ditoko sana mas", "sini aku bawain, kamu keberatan kayanya", "hmm makasih ya mas...' jena kini berjalan pulang dengan santai, sudah ada orang yang membawa barang yang didapatnya tadi. Sampai dirumah, Jena pun mengajak pria yang ia temui dijalan tadi masuk. "masuk aja mas", "iya...hehe...", "iya, makasih ya mas...", "hehe iya... wah... suara siapa tuh?', "hmm? haha... itu si Jeni... sini mas bawa kesana aja barangnya yuk" Jena mengajak pria itu pergi kebelakang. mereka bahkan sempat melihat kearah kamar, dimana disana Jeni sedang asyik bersetubuh. "wah... lagi seru tuh dikamar..haha...", "iya biarin mas", "aku taruh sini ya" barang barang itu ditaruh didapur. "makasih mas... sini mas...", "eh.. kemana...", "aku mau mandi nih... masnya mau ikut enggak?", "wah...b...boleh deh...hehe..." Jena belum puas tampaknya, ia malah mengajak pria itu ngeseks dikamar mandi. Jena dan Jeni tiap hari berlomba untuk bisa mendapatkan kenikmatan dari pria pria disekitar tempat tinggalnya itu. memang mereka cewek cewek yang luar biasa.
Cerita Seks mereka masih terus berlanjut, "Hehe... permisi Jena...", "hmm iya bapak bapak... silahkan masuk..." Jena kali itu kedatangan tamu, pria pria yang sudah ia kenal, juga beberapa kali pernah ngentot cewek itu juga. Jena mempersilahkan pria pria itu duduk diruang tamu, Jena dengan santai duduk didekat mereka. "hmm... Jeninya kemana?", "ooh... gak tau tadi pak... main keluar sama anak anak sini sepertinya...", "ooh gitu ya...hehe... oh iya Jena...", "iya pak?" Pria pria itu seperti mau membicarakan hal penting, tapi tetap mereka tak bisa berhenti melihati tubuh Jena yang hanya di balut kaos ketat dan celana pendek. "ehm... ada beberapa hal yang perlu disampaikan ini... tapi kamu nanti jangan marah ya...", "ooh iya pak, Jena gak akan marah deh..." mulai lah pria pria itu mencoba menjelaskan hal hal yang perlu disampaikan, sembari melihati paras cantik jena, juga toket besar cewek itu yang terpampang indah nyapret dikaosnya. Jeni yang memang kini sedang bersama bocah bocah itu kini ada disebuah rumah salah satu bocah penikmatnya itu. "ooh ini rumah kamu ya dek...", "iya mbak... ayo masuk..." jena diajak masuk kerumah itu. sampai didalam, Jena belum duduk atau apa, sudah dikerubungi bocah bocah sange, mereka seperti lalat saja. "rumah kamu bagus ya, eh... bentar...", "hehe...rumah dia emang bagus mbak, lebih bagus ada mbak Jeni disini...", "hmm, eh jangan ditarik, bentar aku buka aja deh..." karena baju Jeni ditarik tarik terus, akhirnya malah dibuka, tentu bocah bocah sange itu senang melihat buah dada besar Jeni itu. "nah...hehe... mbak Jeni... kita main disini bentar ya sebelum kerumah yang lain", "ooh gitu... iya udah...eh... bentar aku duduk dulu... iya iya celananya aku copot juga ya..." Jeni begitu kooperatif dengan bocah bocah itu, karena memang ia juga senang untuk memuaskan nafsu nafsu mereka. Jeni sudah duduk, toket besarnya sudah dari tadi diraba raba, kini sudah mulai diremas remas, puting susunya yang kenyal sudah mulai dikenyot dan disedot. "sluurp...mmh...aah..mm...", "sluurp...aah.. hehe... asik...mmh...", "buka lagi mbak...nah...hehe..." Jeni sudah mulai merasakan rangsangan rangsangan luar biasa ditubuhnya, dari atas sampai bawah, oleh ulah bocah bocah sange. sebentar saja pasti ia sudah digangbang dirumah itu. Ditempat lain, si Jena sudah mendengar apa yang disampaikan pria pria yang datang itu, memang mereka itu bisa dibilang pengurus kampung. "hmm iya pak Jena faham...", "jadi gitu ya Jena... gak papa kan?', "gak papa kok pak... nanti Jena bilangin Jeni juga pasti..." Jena dapat aturan baru, tampaknya ada warga yang protes dan terganggu aktifitas Jena dan Jeni yang menyenangkan. Jadi Jena dan Jeni dilarang menerima tamu kecuali penting atau kerabat, tentu menurut Jena itu bukan masalah besar. "hehe iya sip deh...hm...", "jadi setelah ini bapak bapak ini gak bisa kesini lagi ya?", "iya bener Jena...", "hmm... gitu ya..." pria pria itu sudah tak tahan lama lama melihati keindahan Jena, mereka pun mulai bangkit dan mendekati Jena. "kalau gitu... kami boleh minta sesuatu gak Jena... pasti setelah ini mungkin gak bisa lagi minta itu...", "hmm... minta apa pak... pasti jena beri deh pak...", "gitu ya hehe...hmm... kami minta susunya Jena ya...", "aahn...mmh... ooh iya pak...ah..." tiba tiba sudah langsung buah dada besar Jena dipegang tangan tangan pria itu, diremas remas begitu asyik. Jena kemudian melepas kaosnya itu, baru pria pria tadi tersenyum lebar. "nah..hehe...hmm..umm..mmh.." baru sebentar muncul, puting susu jena langsung disambar mulut ganas kehausan. "aah..mmh... uuh...", "hmm..mm..mm...sluurp..wah..mm..." segera saja dua puting kenyal Jena dikenyot dan disedot susunya. Jena duduk saja dengan cantik, ia biarkan toketnya itu diremas remas, juga puting susunya disedot kuat. "pak...aah... pelan aja... nanti...aah...", "mmh..sluurp...aah... iya tenang aja Jena...hehe..um..mh..." Jena memang mulai merasakan rangsangan nikmat ditubuhnya itu. Jena tau ia setelah ini pasti juga diajak ngentot. Jeni saja yang bersama bocah bocah sange tadi juga sudah mulai disetubuhi, bahkan Jeni sudah dibawa kekamar. "mmgh...mmh..uah...aahn...nngh...ummh..." Jeni sudah menghadapi penis penis remaja yang berebut lubang kenikmatan. memek Jeni sudah mulai disusupi penis tegang milik bocah, tak lupa diemutnya penis penis yang disodorkan didepan wajahnya, Jeni memang sudah ahli untuk mengurus nafsu bocah bocah didekatnya itu. "ooh... asiik..hmm..", "mbak Jeni... aku belum...", "mmh...enak mbakk..." bocah bocah itu juga sudah beberapa kali klimaks, kamar itu sampai belepotan sana sini oleh sperma. "mmh..aah... yang belum sabar yah..ngh..aahn.." Jena bisa mendesah keras, saat mendapati memeknya disemprot sperma. bocah bocah itu terus bergantian untuk memuaskan nafsunya. "giliranku...hehe..hmm...uuh..wah.. mmh..", "geseran... aku mau masukin juga...", "emang cukup?', "cukup... tuh..nngh..wah...", "wah cukup...mmh..." memek Jeni malah kini disodok dua batang penis sekaligus. "aahn...nngh...aahn.." Jeni mendesah lagi, ia sebenarnya mau memuji kehebatan bocah bocah itu dalam beraksi. "hebat...kamu peluk mbak Jeni aja...nah...", "eh.. ngapain... udah dua ini...", "aku mau masukin juga... pasti bisa...ngh...", "wah masih masuk tuh.. buset..mh..." Jeni sampai tak bisa bersuara, ketika merasakan memeknya yang kini bahkan sudah disodok tiga penis bocah sekaligus. bocah bocah itu berdempet dempetan hanya untuk bisa bersamaan menyelipkan penisnya dimemek Jeni. "aaaaaah....aah..." Jeni tak bisa melihat bagaimana memeknya diserang tiga penis, tapi ia bisa merasakan, memang sensasinya berbeda dengan disodok penis besar dewasa. "mmh..sluup...aah...aduh agak sana...hmm..", "mmh..sluurp..mm... susunya mbak jeni masih banyak aja ya..mmh..." toket besar Jeni tak lupa diperah juga, dua puting kenyalnya masih disedot oleh bocah bocah sange. Jeni mungkin saja tidak bisa berlanjut kerumah selanjutnya, karena ia masih saja diperkosa bocah bocah sange itu dirumah pertama. Jena ternyata juga sudah diajak pindah kekamar, kini ia sudah telanjang bulat, juga pria pria didekatnya itu. "aahn..mmh... aah...", "ooh... bentar aja ya Jena..ngh... nanti kan kita gak kesini lagi soalnya", "iya...pak..aahn..mh..." Jena sudah ditindih tubuhnya, memeknya juga sudah mulai digesek oleh penis tegak yang bergerak maju mundur. "Sluurp..aah.... hehe..hmm.." buah dada besar Jena juga disedot terus susunya, kiri kanan ada pria yang beraksi, mulut ganas mereka menjilat dan terus menyedot puting susu Jena. "aah..mh...ngh..auh...", "ngh..ah..mmh.. uuh..." Jena merasakan memeknya terbebas dari penis tegak sebentar, karena tampaknya salah satu pria itu sudah menyingkir untuk membuang spermanya. "sekarang sama aku ya Jena... sini deh kamu diatas...", "mmh, ah... iya pak..udah ini...", "hehe... agak mundur... lagi... nah..nggh...", "aah...aahn..ngh.." Sleeb, memek Jena disodok penis tegak lagi. "wah...hehe..hmm.... sini cantik...cup..mh..mm...", "mmgh..mm..cup..mh..." diatas pelukan salah satu pria itu, Jena ngentot sambil bercumbu. "aduh asik tuh ciuman... kita gimana ini...", "mmh...aah... hehe.... itu pak kan masih ada tuh...", "wah bener tuh...hehe..." salah satu pria lain mengambil posisi dibelakang, ia mendekati lubang kenikmatan lainnya. "mmh..cup..aah..aahn..pak..aah..", "nngh...wah masuk...hehe... biar cepet kelar nih Jena...uuh.." lubang panat Jena ikut disodok penis tegak juga. Jena bukan main senang dengan apa yang ia rasakan, dua penis dewasa melaju bergantian maju mundur, membuat Jena merasakan dua lubangnya itu begitu hebat digesek dan dipenetrasi. tubuh Jena bergoyang hebat, seiring hentakan dua penis dewasa yang menyetubuhinya. ngeseks threesome memang juga hal yang disukai Jena. "aah..nngh...ssh...ouh... gak tahan pak...aahn..." Jena klimaks, membuat memeknya banjir cairan kewanitaan. "wah...hehe..ngh... jadi makin asyik nih ya Jena...", "aah...aah...iya pak...aahn!" Jena habis klimaks pun tak istirahat, ia kembali merasakan tubuhnya digenjot dua pria sekaligus. Jena dan jeni sudah saling merasakan kepuasan. Jeni memang mulai lebih awal, dan ia juga dapat lebih banyak kepuasan, bocah bocah sange tadi sudah klimaks semua, mereka bahkan sudah lemas disekitar tubuh cewek itu. "aah..mgh...dek...", "hm...iya mbak jeni...", "gimana... jadi kerumah yang lainnya?', "ehm... itu.. .temen temen... kayaknya masih capek...", "ooh...kalau gitu... besok aja gimana?", "ooh iya deh mbak..", "aku mau pulang dulu deh ya habis ini..." Jeni tampak sudah pergi membersihkan tubuhnya, lalu ia berpakaian lagi. ia lalu sudah ditunggu beberapa bocah yang masih sadar, karena lainnya sudah tidur kelelahan. "makasih mbak Jeni... besok ketemu lagi ya...", "hehe iya adek adek... aku balik dulu..." Jeni pun pergi pulang. beberapa menit berjalan, Jeni akhirnya sampai dirumah. Jeni masuk saja karena pintu depan tak dikunci. "eh... pak...", "hmm.. eh Jeni..hehe...", "ada apa nih pak?", "ehmm... itu tadi... apa itu..." Jeni jadinya ngobrol dengan salah satu pria yang sudah berpakaian, pria itu jelas sudah puas ngentot, jadi ia merokok diruang tamu. pria itu menjelaskan tentang aturan tadi pada Jeni. "ooh gitu pak...", "iya...jadi nanti gak boleh lagi dateng dateng begini", "hmm... tapi kalau kami main kerumah bapak bapak apa masih boleh?", "wah boleh dong! hehe... bagus malah", "hmm iya udah kalau gitu nanti biar kami yang main keluar pak", "hehe.... iya iya..." Jeni sedari tadi bisa mendengar desahan Jena, dan juga suara suara persetubuhan dari kamar. Jeni memutuskan mengobrol saja dengan pria diruang tamu itu. Tak lama suasana mulai tenang, tampak pria pria keluar dari kamar, pergi kekamar mandi, setelah itu sudah kedepan dan berpakaian. "wah lah ini Jeni", "iya pak..hehe...", "wah... iya udah gak papa haha... ehmm... Jeni... kami balik dulu ya", "ooh iya bapak bapak...", "makasih...hehe..." pria pria itu berpamitan, setelah puas gangbang asik dengan Jena. Jeni setelah itu pergi kekamar, ia lihat Jena lemas dikasur itu. "aduduh Jena...", "ngh... dari mana aja Jeni...ngh...", "habis main sama bocah bocah noh..hehe...", "hmm...aah... capek nih habis..ngh... dientot bapak bapak tadi", "haha iya tau... habis ini kan udah gak pada kesini tapi tuh", "iya... hmmh...", "nanti kita aja yang mampir kerumah orang orang itu..haha...", "boleh tuh... tapi jangan besok masih capek...", "iya iya... kira kira... sampai kapan kita puas puasin disini?", "sampe puaas....haha... aduh... Jeni ih... udah habis berapa liter nih tau...", "aku juga tadi...haha..." Jena dan Jeni memang mendapat rintangan, tapi mereka akan tetap terus melanjutkan aksi mereka, mencari, mendapat, dan memberikan kenikmatan pada semua laki laki disekitar mereka itu.
ليست هناك تعليقات