"...ooh jadi begitu ya mbak Cici...", "iya pak... ndak tau ini Cici jadi ndak ada baju..." Sudah banyak pengalaman Cici ...
"...ooh jadi begitu ya mbak Cici...", "iya pak... ndak tau ini Cici jadi ndak ada baju..." Sudah banyak pengalaman Cici didesa itu, bahkan hari demi hari, bajunya diambil orang dan tidak kembali. "hmm iya udah ndak papa toh... kalau didesa kan gak pakai baju nggak papa...", "hmm gitu ya pak...", "iya... ini mbak Cici mau kemana?", "mau kewarung pak...", "ooh iya iya...hehe..." Cici pun pergi menuju warung dengan santainya, meski ai hanya memakai selendang untuk menutup tubuhnya itu. "wah.. mbak Cici...hehe... kok tumben...", "hmm tumben gimana pak...", "kok ndak pake baju..hehe..." pria pria diwarung itu bisa melihat jelas toket besar milik Cici, begitu besar nan menggoda hanya ditahan selendang bagian bawahnya saja. "baju saya ndak ada semua pak...", "ooh gitu ya... iya gitu aja kan juga gak papa..." ,'hmm iya...", "mbak CIci mau makan...", "iya pak..." Cici pun memesan makanan. Saat ia makan, pria pria didekatnya melihati dengan senyam senyum. "Cici, habis ini mau kemana?", "mm... ndak tau pak...", "habis makan disini aja ngobrol dulu ya..", "hm iya pak sebentar..." Cici menuntaskan makannya itu, baru setelah itu ia siap diajak ngobrol. pria pria itu menanyakan kegiatan Cici setiap hari, meski sebenarnya hampir semuanya tau Cici setiap hari itu ngentot dan bagi bagi susu.
"...iya pak... dirumah masih ada jagungnya...", "ooh iya iya...wah...hehe... Cici... setelah ini jangan sering sering kesawah atau kekebun..." pria pria itu kini bisa melihat jelas toket besar Cici menjuntai bebas, bahkan karena lama dibiarkan, puting merah muda Cici mulai meneteskan susu. "loh kenapa memangnya pak?", "nanti kamu kepanasan, kan sekarang gak punya baju... kan kasihan nanti kulit kamu kepanasan... ", "hmm iya juga ya pak...", "nanti biar orang orang yang mampir kerumah kamu, entah bawa apa, yang penting... bisa... ngobrol sama kamu ya...", "ooh iya pak... eh...mmh..." Cici tampak baru sadar putingnya meneteskan susu. "kenapa Cici...", "ndak pak, ini susunya tiba tiba keluar..." pria pria didekat Cici sudah tak tahan lagi, bahkan pemilik warung juga ikutan. "wah... hehe... terus gimana itu...", "mmh... iya dikeluarin dulu pak..mh...ah..ngh...uh..." tentu segera toket besar Cici disambut tangan tangan pria itu. "nah... kami kan habis makan juga ini Cici... jadi boleh nggak kami minta minumnya susu kamu aja...", "mmh..iya ndak papa pak..ah...aahn...", "hehe...umph..mm...sluurp..mh..ah..." kembali toket besar Cici mulai diperah lagi susunya, bahkan pria pria ditempat itu rela tidak kembali bekerja dulu, agar bisa menikmati tubuh Cici mereka menganti dengan sabar.
"Cari siapa pak kepala desa?", "cari si Cici...", "ooh... tadi lewat sini pak... kearah sana..." ,"ooh iya iya, makasih pak..." kepala desa mencari Cici kemana mana, pria yang tadi bertemu Cici sebelumnya itu memberi arahan tapi tak memberi tahu kalau CIci pergi kewarung. Arah yang ditunjuk juga mengarah kedaerah perkebunan, kepala desa malah pergi kesana. Kepala desa mau memberi tahu CIci beberapa hal, tapi ia malah nyasar, kalau kali itu ia pergi kewarung, ia bisa melihat CIci yang sudah sibuk digrayangi pria pria sange. "mmh...sluurp..ah...wah.. ndak enak kalau disini ya...", "iya... pak numpang kamarnya ya...", "eh iya ayo dibawa kekamar... sini sini..." Pria pria itu membopong Cici, malah dibawa kedalam kamar dirumah sebelah warung itu. "mh...ah..pak..uh...", "hehe... kenapa Cici...", "hmm... itu tadi selendangku...", "tenang aja gak bakal hilang...", "ooh iya..mh..ahn..." Cici menang sudah telanjang, kini diatas kasur, ia jadi lebih bebas digrayangi pria pria sange itu. kembali Cici suaranya jadi tak terdengar, karena pria pria dikamar itu ramai sendiri. "mhm...slruup...ah... rasanya makin hari makin enak susunya Cici ini...", "sluurp..mh... iya bener itu...mh..", "liat aja ini..tuh... dadanya Cici juga makin gede...", "hei, gak cuma itu, Cici juga makin montok loh...", "sst... berisik ah... ayo diangkat dulu kakinya ya Cici..nah..hehe...mh..", "wah udah mulai duluan tuh...haha..." Tentu pria pria itu tak cuma mau minum susu saja, kini memek Cici ditarget juga. "ngh..aaahn....ah...aahn..." kalau memeknya sudah ditarget, cici mulai mengerang dan mendesah lebih keras, kini saja memeknya sudah disusupi penis tegak salah satu pria itu. pria itu asyik saja beraksi, ia sodokan penisnya maju mundur dalam memek hangat Cici. "hehe... sst... CIci jangan teriak teriak nanti capek...mending...hehe...", "ah...ah...ahg...mmgh..mmhf..mh..." mulut Cici disumpal penis, jadi cewek itu tak bisa mendesah kencang kencang. "wah... lama kalau nungguin itu...mh..mh..." daripada menunggu saja, ada pria yang tampak sibuk menaruh penisnya diketiak Cici, ia gesek gesek saja sesukanya, ia bayangkan saja sedang menggesek memek hangat. semua bagian tubuh Cici tak dibiarkan saja, semua dimanfaatkan dengan asik, pria pria itu padahal sering ngeseks dengan Cici, tapi seperti tidak ada bosannya saja.
"Lah... kok pada sepi?", "kenapa pak kepala desa?", "kok kebunnya ada yang sepi...", "belu m pada datang... tadi ada juga yang masih makan...", "ooh... wah ndak ada juga... iya udah..." Pak kepala desa pun memutuskan pergi lagi, kini ia malah pergi kepersawahan, untuk mencari Cici.Padahal kepala desa sempat lewat dekat warung, tapi memang diwarung sepi, orang orangnya ramai dirumah sebelah, memang Cici tidak bisa bersuara keras, jadi pak kepala desa tak mendengar, kalau sebenarnya CIci sudah asyik digangbang. "auh..mh...uh..." Croot croot, itu bukan pertama kalinya memek CIci disemprot sperma, sebelumnya sudah ada yang puas menikmati memek hangat Cici. Pria pria itu bergantian klimaks juga, Sana sini Cici menerima asupan sperma, yang membasahi tubuhnya itu. "ngh..ah...ah..uuh...aahn!" Cici juga klimaks karena tak tahan lagi, ia dorong sperma dari dalam memeknya itu keluar. Pria pria itu tampak sudah ada yang puas, satu demi satu berpakaian lagi, dan segera pergi keluar, karena harus kembali ketempat kerja. "mbak Cici...hei..." ,"ngh..uh..ah... iya pak... ", "tuh kekamar mandi situ aja... mandi bentar gak papa...", "oh iya pak..uh..ngh..." untung dirumah itu ada kamar mandi, CIci pun bisa membersihkan tubuhnya. Setelah itu Cici, kembali kekamar, untuk mengambil selendangnya. "ini mbak Cici...", "iya pak...uh..mh..." Cici pun memakai selendangnya lagi. "udah makannya gratis mbak Cici, kayak biasanya...", "oh iya pak... terima kasih pak..." ,"iya sama sama...hehe..." Cici pun melangkah keluar, ia pun pergi pulang saja, agak capek ia habis melawan banyak pria dalam satu kamar tadi.
"hah... tadi Cici diwarung...oalah...", "tapi mungkin udah pulang pak..." ,"iya iya... permisi..." Pak kepala desa kesal, sampe sawah juga tak ketemu Cici, malah menerima kabar kalau Cici habis dari warung. Pria itu pun pergi kerumah Cici lagi, dan setelah berkeliling desa sejak tadi, kini ia benar benar bisa menemui Cici. "... pak kepala desa... kok kelihatan capek?", "huh... iya dari tadi nyariin kamu...", "Nyari saya?", "iya...udah udah... yang penting udah ketemu..", "hmm memang ada apa pak?", "itu...gini... saudara saya mau balik dan tinggal dirumah ini lagi...", "ooh gitu ya pak...", "iya... jadi setelah ini saya carikan rumah dulu ya Cici...", "hmm ndak usah pak...", "loh kenapa... Cici mau kekota dulu...", "loh... emang kenapa?", "cici mau cari pakaian baru pak... baju Cici aja udah gak ada semua...", "ooh...haha... terus...", "nanti Cici beli yang seperti pak kepala desa kasih itu aja...", "ooh iya iya bener...", "nanti baru Cici kembali kedesa pak...", "ooh iya udah... gitu juga gak papa...hehe... lah ini kamu mau kemana?", "mau kesungai sebentar pak... mungkin ada baju Cici ketinggalan disana...", "udah nanti baju kamu yang dulu saya kasih balik ya...", "ooh iya pak...", "nah... sekarang istirahat aja dirumah ya...", "hmm iya..ngh...ah.pak..ahn...ouh... ahhn..." Sebelum Cici kembali kekota, pak kepala Desa tentu mau ngeseks sepuasnya dulu dengan cewek montok itu. Kepala desa tau pasti Cici dikota tidak begitu lama, dan pasti kembali kedesa itu lagi.
"...iya pak... dirumah masih ada jagungnya...", "ooh iya iya...wah...hehe... Cici... setelah ini jangan sering sering kesawah atau kekebun..." pria pria itu kini bisa melihat jelas toket besar Cici menjuntai bebas, bahkan karena lama dibiarkan, puting merah muda Cici mulai meneteskan susu. "loh kenapa memangnya pak?", "nanti kamu kepanasan, kan sekarang gak punya baju... kan kasihan nanti kulit kamu kepanasan... ", "hmm iya juga ya pak...", "nanti biar orang orang yang mampir kerumah kamu, entah bawa apa, yang penting... bisa... ngobrol sama kamu ya...", "ooh iya pak... eh...mmh..." Cici tampak baru sadar putingnya meneteskan susu. "kenapa Cici...", "ndak pak, ini susunya tiba tiba keluar..." pria pria didekat Cici sudah tak tahan lagi, bahkan pemilik warung juga ikutan. "wah... hehe... terus gimana itu...", "mmh... iya dikeluarin dulu pak..mh...ah..ngh...uh..." tentu segera toket besar Cici disambut tangan tangan pria itu. "nah... kami kan habis makan juga ini Cici... jadi boleh nggak kami minta minumnya susu kamu aja...", "mmh..iya ndak papa pak..ah...aahn...", "hehe...umph..mm...sluurp..mh..ah..." kembali toket besar Cici mulai diperah lagi susunya, bahkan pria pria ditempat itu rela tidak kembali bekerja dulu, agar bisa menikmati tubuh Cici mereka menganti dengan sabar.
"Cari siapa pak kepala desa?", "cari si Cici...", "ooh... tadi lewat sini pak... kearah sana..." ,"ooh iya iya, makasih pak..." kepala desa mencari Cici kemana mana, pria yang tadi bertemu Cici sebelumnya itu memberi arahan tapi tak memberi tahu kalau CIci pergi kewarung. Arah yang ditunjuk juga mengarah kedaerah perkebunan, kepala desa malah pergi kesana. Kepala desa mau memberi tahu CIci beberapa hal, tapi ia malah nyasar, kalau kali itu ia pergi kewarung, ia bisa melihat CIci yang sudah sibuk digrayangi pria pria sange. "mmh...sluurp..ah...wah.. ndak enak kalau disini ya...", "iya... pak numpang kamarnya ya...", "eh iya ayo dibawa kekamar... sini sini..." Pria pria itu membopong Cici, malah dibawa kedalam kamar dirumah sebelah warung itu. "mh...ah..pak..uh...", "hehe... kenapa Cici...", "hmm... itu tadi selendangku...", "tenang aja gak bakal hilang...", "ooh iya..mh..ahn..." Cici menang sudah telanjang, kini diatas kasur, ia jadi lebih bebas digrayangi pria pria sange itu. kembali Cici suaranya jadi tak terdengar, karena pria pria dikamar itu ramai sendiri. "mhm...slruup...ah... rasanya makin hari makin enak susunya Cici ini...", "sluurp..mh... iya bener itu...mh..", "liat aja ini..tuh... dadanya Cici juga makin gede...", "hei, gak cuma itu, Cici juga makin montok loh...", "sst... berisik ah... ayo diangkat dulu kakinya ya Cici..nah..hehe...mh..", "wah udah mulai duluan tuh...haha..." Tentu pria pria itu tak cuma mau minum susu saja, kini memek Cici ditarget juga. "ngh..aaahn....ah...aahn..." kalau memeknya sudah ditarget, cici mulai mengerang dan mendesah lebih keras, kini saja memeknya sudah disusupi penis tegak salah satu pria itu. pria itu asyik saja beraksi, ia sodokan penisnya maju mundur dalam memek hangat Cici. "hehe... sst... CIci jangan teriak teriak nanti capek...mending...hehe...", "ah...ah...ahg...mmgh..mmhf..mh..." mulut Cici disumpal penis, jadi cewek itu tak bisa mendesah kencang kencang. "wah... lama kalau nungguin itu...mh..mh..." daripada menunggu saja, ada pria yang tampak sibuk menaruh penisnya diketiak Cici, ia gesek gesek saja sesukanya, ia bayangkan saja sedang menggesek memek hangat. semua bagian tubuh Cici tak dibiarkan saja, semua dimanfaatkan dengan asik, pria pria itu padahal sering ngeseks dengan Cici, tapi seperti tidak ada bosannya saja.
"Lah... kok pada sepi?", "kenapa pak kepala desa?", "kok kebunnya ada yang sepi...", "belu m pada datang... tadi ada juga yang masih makan...", "ooh... wah ndak ada juga... iya udah..." Pak kepala desa pun memutuskan pergi lagi, kini ia malah pergi kepersawahan, untuk mencari Cici.Padahal kepala desa sempat lewat dekat warung, tapi memang diwarung sepi, orang orangnya ramai dirumah sebelah, memang Cici tidak bisa bersuara keras, jadi pak kepala desa tak mendengar, kalau sebenarnya CIci sudah asyik digangbang. "auh..mh...uh..." Croot croot, itu bukan pertama kalinya memek CIci disemprot sperma, sebelumnya sudah ada yang puas menikmati memek hangat Cici. Pria pria itu bergantian klimaks juga, Sana sini Cici menerima asupan sperma, yang membasahi tubuhnya itu. "ngh..ah...ah..uuh...aahn!" Cici juga klimaks karena tak tahan lagi, ia dorong sperma dari dalam memeknya itu keluar. Pria pria itu tampak sudah ada yang puas, satu demi satu berpakaian lagi, dan segera pergi keluar, karena harus kembali ketempat kerja. "mbak Cici...hei..." ,"ngh..uh..ah... iya pak... ", "tuh kekamar mandi situ aja... mandi bentar gak papa...", "oh iya pak..uh..ngh..." untung dirumah itu ada kamar mandi, CIci pun bisa membersihkan tubuhnya. Setelah itu Cici, kembali kekamar, untuk mengambil selendangnya. "ini mbak Cici...", "iya pak...uh..mh..." Cici pun memakai selendangnya lagi. "udah makannya gratis mbak Cici, kayak biasanya...", "oh iya pak... terima kasih pak..." ,"iya sama sama...hehe..." Cici pun melangkah keluar, ia pun pergi pulang saja, agak capek ia habis melawan banyak pria dalam satu kamar tadi.
"hah... tadi Cici diwarung...oalah...", "tapi mungkin udah pulang pak..." ,"iya iya... permisi..." Pak kepala desa kesal, sampe sawah juga tak ketemu Cici, malah menerima kabar kalau Cici habis dari warung. Pria itu pun pergi kerumah Cici lagi, dan setelah berkeliling desa sejak tadi, kini ia benar benar bisa menemui Cici. "... pak kepala desa... kok kelihatan capek?", "huh... iya dari tadi nyariin kamu...", "Nyari saya?", "iya...udah udah... yang penting udah ketemu..", "hmm memang ada apa pak?", "itu...gini... saudara saya mau balik dan tinggal dirumah ini lagi...", "ooh gitu ya pak...", "iya... jadi setelah ini saya carikan rumah dulu ya Cici...", "hmm ndak usah pak...", "loh kenapa... Cici mau kekota dulu...", "loh... emang kenapa?", "cici mau cari pakaian baru pak... baju Cici aja udah gak ada semua...", "ooh...haha... terus...", "nanti Cici beli yang seperti pak kepala desa kasih itu aja...", "ooh iya iya bener...", "nanti baru Cici kembali kedesa pak...", "ooh iya udah... gitu juga gak papa...hehe... lah ini kamu mau kemana?", "mau kesungai sebentar pak... mungkin ada baju Cici ketinggalan disana...", "udah nanti baju kamu yang dulu saya kasih balik ya...", "ooh iya pak...", "nah... sekarang istirahat aja dirumah ya...", "hmm iya..ngh...ah.pak..ahn...ouh... ahhn..." Sebelum Cici kembali kekota, pak kepala Desa tentu mau ngeseks sepuasnya dulu dengan cewek montok itu. Kepala desa tau pasti Cici dikota tidak begitu lama, dan pasti kembali kedesa itu lagi.
ليست هناك تعليقات