...ooh kamu jadi inget banyak ya Zizi...", "iya om, kan dibantu Jafar juga..." "ooh... iya udah, sekarang kamu ikut aku ...
"zizi? kamu...", "sini om, aku mau kasih tau sesuatu..." Zizi mengajak Zainul keatas kasur. Zainul penasaran apa yang mau ditunjukan Zizi. "Zizi? wah..." Zizi tiba tiba sudah sibuk meremas remas toketnya, ia mainkan puting susunya juga, sampai air susu pun keluar. "ah... ini om... Zizi ternyata bisa keluarin susu..." Zizi ingin Zainul tau juga perihal bagian bagian tubuh Zizi itu. "wah... yang bener...", "iya om... ehm, om... bisa tolongin zizi...", "apa itu zizi?", "bisa minum susunya Zizi nggak om?", "oh...b..bisa kok...", "ooh iya udah om ini..mmh..." Zizi pun menyuguhkan toket montoknya untuk disantap Zainul pagi itu.
"sluurp..ah...mh... ooh jadi emang sampai begitu akhirnya kamu ditinggal ditempat yang dulu itu...", "iya om..." zizi sempat bercerita tentang bagaimana ia disetubuhi ditempat dimana Zainul menemukannya dulu. Zainul sih faham saja, setiap orang yang melihat tubuh montok Zizi pasti juga mau segera menggagahinya. "sluurp..mmh..mmh..ah... tapi kenapa ditinggal ya?", "mungkin mereka mau cari yang lain om...", "emang kamu kenapa?", "gak tau om...ngh...ah..mh..." Zizi juga merasakan geli geli nikmat saat toket besarnya digrayangi Zainul, dan puting susunya diemut dan disedot terus. zainul memang baru kali ini bisa menikmati tubuh Zizi secara langsung. "sluurp..ah... iya udah yang penting Zizi tinggal mikirin selanjutnya mau ngapain...", "hmm iya om, kayaknya aku mau disini dulu, gak papa kan om?", "iya gak papa dong...hehe...", "makasih om... permisi ya om...", "eh, Zizi..." Zizi tiba tiba sudah membuka celana Zainul, ia tangkap penis tegak milik pria itu, "besar ya om...", "emangnya Zizi...", "gak kaya punya Jafar...", "iya kan dia masih kecil, wah...uh..." Zainul tidak mengerti kenapa Zizi malah tertarik melakukan hal tak wajar kali itu, zizi sudah sibuk mengocok penis tegak milik Zainul. Zainul menunggu saja, ia lihat Zizi dengan seksama beraksi mengocok penis tegak milik pria itu. "Om... apa bener biar cepet dewasa... Zizi harus sering berhubungan seks sama laki laki?" "wah... kata siapa itu Zizi?", "kata si Jafar..." Zainul tak pernah mengajari Jafar tentang kalimat itu, tapi Zainul tentu juga berfikir memang Zizi yang berbadan montok itu tak akan bisa berhenti dilirik laki laki, semua ingin mendekati cewek itu. "hmm... iya bisa dibilang gitu sih Zizi...", "ooh gitu ya om...", "iya... hmm, udah Zizi tiduran dulu ya..." Zizi menurut, ia berbaring saja diatas kasur. Zainul jelas sudah beberapa hari menahan diri, kini ia sudah tak ada penghalang, langsung ia peluk saja Zizi, lalu ia grayangi cewek itu, ia ciumi juga badan mulusnya. Zizi hanya mendesah saja sembari merasakan tubuhnya yang terus dirangsang. Zizi berfikir ia bisa belajar tentang menjadi dewasa bersama Zainul. "aah...mh..uh..", "hm..umm..mm... sluurp... aah...mmh.." Zainul tak lupa untuk kembali menangkap toket besar Zizi, lalu kembali ia kenyot dan ia sedot susu segar dari puting menonjol milik cewek itu. Zizi bisa merasakan penis tegak Zainul juga bergerak gerak dan tergesek dibagian bawah tubuh cewek itu. "aah..aah.mh..mgh..mm..cup..mh.." Zizi tiba tiba diajak bercumbu saja, cewek itu membalas sebisanya, karena sebelumnya saat ngeseks denga Jafar ia tidak diajak bercumbu. "mmh...cup..ah... Zizi... maaf ya, aku gak banyak ngomong, langsung aja ya... belajar dari pengalaman langsung aja...", "iya om..ah..ngh..om itu..aah..." Zizi tiba tiba merasakan pintu vaginanya ditabrak tabrak, ia berusaha melihat, jelas sepertinya penis tegak Zainul mulai didorongkan kememek Zizi. Tentu tanpa banyak bicara Zainul ingin segera beraksi saja, karena waktu juga berjalan dengan cepat. Didorongnya dengan cepat, sleeb, masuk semua penis tegaknya dalam memek Rapat Zizi itu. "ooh..wah..uh.." Zainul tak percaya, akhirnya ia bisa ngeseks lagi setelah lama ditinggal istrinya keluar negeri. "aah...ah...aah!" Zizi mengerang keras, kemarin diganggu penis remaja sih tidak terasa, sekarang memeknya diisi sampe sesak oleh batang penis besar milik Zainul, cewek itu pun merasakan sekujur tubuhnya bereaksi, rangsangan yang terkirim membuat Zizi melayang. "uuh...kenapa Zizi...", "...ah...gak papa om...ah..." Zizi berfikir ia harus terbiasa dengan rasa yang ia nikmati sekarang. Tentu Zainul masih menunggu sebentar, ia ingin penisnya berkenalan dulu dengan memek hangat Zizi. Setelah siap, baru Zainul beraksi, ia gesekan penisnya pelan pelan, sleeb sleeb, mulai kenikmatan berlebih makin terasa, dengan asyik saja Zainul menyetubuhi zizi, ia berusaha menahan tubuhnya agar Zizi tidak keberatan. "ngh... Gimana Zizi... ya begini... kalau orang dewasa... harus sering beginian...uuh...", "oh...iya om..aahn..ngh..." Zizi mengiyakan sambil masih goyang goyang terus karena sibuk merasakan memeknya yang digesek penis tegak Zainul. Zainul pun mulai meningkatkan kecepatan gesekannya, sleeb sleeb sleeb, makin enak rasanya saat penisnya menggesek dinding vagina Zizi yang hangat, pria itu juga tak lupa tetap mengurus toket besar Zizi, diperasnya terus, sesekali ia sedot susu yang keluar dari puting menonjol zizi itu. hari masih pagi dan ZIzi sudah sibuk ngentot dengan Zainul dikamar.
"Far...woi...", "eh..apaan...", "senyum senyum sendiri, gila ya lu?", "duh apa sih..", "tumben bener, keliatan seneng banget, kesambet apaan lu?", "alah gak ada apa apa...haha..." Jafar disekolahnya kali itu tampak gembira tak berhenti ia tersenyum, ia memang terus mengingat nikmatnya malam ditemani Zizi, ia terus berfikir, bila ia bisa mendapatkan kenikmatan itu setiap hari, pasti ia sangat bahagia. Jafar tentu belum tau kalau sekarang ayahnya sedang sibuk menyetubuhi Zizi dirumahnya sana. "aah...aah..ouh...", "mmh..ah... auh...Zizi...ummh..." Zainul sudah terus menikmati aksinya, kini bahkan ia memilih mengajak Zizi menikmati posisi seks lain, tentu agar lebih nikmat, juga agar Zizi tau tentang adegan seks yang lain juga. Zizi masih pusing terus menikmati apa yang terus menerjang tubuhnya, dari bawah memeknya disodok terus, diatas toketnya diremas remas dan terus susunya muncrat muncrat. Zainul tak menahan diri sama sekali, ia ingin sekali memuaskan aksinya kali itu. "aah...aahn..ah...auh...om... itu..aah.." Zizi terus mengerang, tentu ia mendesah keras saat ia merasakan memeknya penuh, karena croot croot, Zainul klimaks dan mengisi memek Zizi dengan sperma. "aah..uh...aduh..mgh..." Zainul menarik penisnya keluar, ia memang tak bisa menahan klimaksnya. Zizi dan Zainul pun sama sama mengehela nafas, sambil dilihatnya memek Zizi yang luber cairan putih itu. "aah...ah...om...", "Zizi...itu...", "... pas Zizi bangun, rasanya juga... begini om..", "hah... ooh jadi...hmm..." Zainul faham, pasti Saat ia menemukan Zizi, cewek itu habis diperkosa dan memeknya sudah disemprot juga. "aah..ngh...om... kasurnya jadi basah...", "gak papa kok Zizi... udah sini aku bantu..mh..." Zainul membantu Zizi bangun dari kasur. "mmh..ah..ngh..", "kamu... gak papa kan Zizi...", "gak papa kok om... ayo kekamar mandi dulu om...", "eh..ooh iya iya..." Zainul mau saja diajak kekamar mandi. sampai dikamar mandi, ia mandi sebentar dengan Zizi. "om... itu kok masih tegak ya?", "oh ini... iya soalnya... masih mau lagi mungkin...", "ooh gitu ya..om... iya udah lanjut lagi aja om..." Zizi malah nungging dan memberi sinyal agar memeknya disodok lagi. Zainul teheran heran, tapi ia tau nafsunya juga masih tinggi. "ooh iya udah Zizi... kalau disini juga bisa basah basahan...", "hmm iya..om..ah...aahn!...ouh..." Kembali zizi merasakan memeknya disodok penis tegak milik Zainul. Baru sebentar memeknya istirahat, kini sudah diajak olahraga lagi. Zainul baru kali itu ngentot dikamar mandi, tentu ia tak menahan diri, ia beri pelajaran untuk Zizi tentang enaknya ngeseks.
Siang harinya, Jafar bergegas pulang kerumah, ia ingin segera bertemu dengan Zizi. "aku pulang...eh... mbak Zizi...", "Jafar udah pulang ya... gimana tadi disekolah?", "aku belajar banyak hari ini mbak...hmmh..", "eh... Jafar..." baru datang, jafar sudah langsung disambut Zizi, tentu bocah itu berlari lalu memeluk Zizi dengan gembira. "Jafar... hayo..", "eh, pak... hehe...", "udah sana ganti baju dulu...", "hehe iya..." Jafar pun pergi kekamarnya sendiri. "Zizi... aku mau tidur dulu ya...", "ooh iya om, eh tapi kamarnya...", "udah aku beresin tadi...", "ooh iya udah om..." Zainul sudah cukup capek tadi setelah ngeseks dengan Zizi, kini ia pergi tidur saja dikamarnya, meski belum rapi kamarnya itu. Jafar sudah selesai ganti baju, ia segera menemui Zizi, "mbak... bapak mana?" "itu tidur dikamar...", "ooh... hehe... hmm..." Jafar tau ayahnya sudah tidur, ia langsung berani mendekati Zizi, ia sudah nempel saja disebelah cewek itu. Zizi tersenyum saja melihat ulah Jafar, Zizi memang baru kali itu menjadi sosok orang dewasa yang disukai seorang bocah. "Jafar... gak ada tugas rumah?", "ada mbak... ayo dikerjain...", "iya udah bawa kesini...", "gak mau... dikamar aja mbak...", "kok dikamar? eh Jafar..." Jafar mengajak Zizi kekamar bocah smp itu. Sampai disana, segera Jafar mengeluarkan bukunya. "nih mbak... dikit aja kok...", "hmm iya... tapi kayaknya aku gak ngerti...", "iya sekalian deh belajar sama aku...", "ooh iya udah..." Zizi ikut saja mengerjakan tugas sekalian belajar.
"...gimana kalau mbak zizi ikut sekolah aja di smpku... haha..." "aduh ya nanti orang orang pada heran semua...", "hehe iya ya... eh udah selesai tugasnya" "ooh iya bagus deh sip...eh... Jafar..." tugas selesai, jafar siap mendekati zizi lagi. Zizi kali itu memang memakai pakaian yang sama dengan yang ia pakai pagi tadi, memang ia masih belum memiliki banyak baju, ia juga belum mau pakai baju baru. Jafar sudah asyik sendiri, tangannnya sudah sibuk memegang toket montok Zizi, diremas remas dengan asyik, puting susu Zizi juga sibuk dipencet pencet. "mbak Zizi apa belum beli pakaian baru?", "udah kok, tapi masih beberapa aja itu..ah...", "ia dipake dong mbak... ini dilepas aja...hehe..." Zizi melihat air susunya sudah keluar lagi dari puting menonjolnya itu, tentu ia buka baju lagi. "hmm iya... ah... jafar..." Jafar makin senang tau Zizi sudah telanjang dada, langsung ia mendekat, sembari ia remas toket montok Zizi, bocah smp itu tentu sudah mulai minta nyusu. "umm...mmh...sluurp..aah...", "Jafar... jangan berisik ya... kan bapak kamu...", "iya gak berisik kok... umm...sluurp..mh..." memang jafar tentu tidak begitu berisik, hanya suara mulutnya saja yang terdengar karena begitu asyik menyedot susu juga meneguknya. Zizi yang berusaha menahan suaranya, karena ia jadi ingin mendesah ketika tubuhnya terus dirangsang oleh Jafar. "aah...ah..mh..", "sst... mbak Zizi tuh yang berisik...hihi...", "hmm iya... eh...ah..." Jafar mengajak Zizi tiduran saja dikasur, tentu ia mau mau saja. Jafar tampak fokus untuk terus nyusu saja, bergantian ia kenyot puting kiri dan kanan milik zizi, terus ia sedot susu segar dan ia minum dengan puas. "hmm...sluurp...ah...mh...wah...hm..." Jafar mendapati Zizi malah tangannya menangkap penis tegak Jafar yang ada dalam celana. Tentu Jafar melepas celananya saja, agar burungnya bisa dimainkan Zizi lebih enak. "hmm...ah... Jafar...", "iya mbak...", "besok anterin aku...mh... jalan jalan sekitar sini...", "ooh siap mbak...hehe...umm..sluurp..mh.." Zizi memang ingin mengenal lingkungan sekitar rumah Jafar itu.
"...eh... Jafar...", "ah...ah... maap mbak gak tahan..." Setelah beberapa saat asyik main diranjang, Jafar pun membuat tangan Zizi basah. "hhmm iya, bentar ya..." Zizi bangkit sebentar dari kasur, ia lap tangannya, setelah itu ia malah melepas celananya juga, lalu ia kembali tiduran dikasur. "Wah mbak zizi...", "sst... Jafar...", "ooh iya...sst...hehe..." tau Zizi sudah telanjang bulat, Jafar makin terangsang lagi, ia naik diatas tubuh cewek montok itu. Ia kembali bisa bermain seru, ia selipkan penisnya dibibir vagina Zizi, juga terus bocah itu menikmati toket besar Zizi. "Jafar... agak turun dikit...", "gini...wah iya...", "sst...ah..ngh.." Jafar senang ia juga diajari zizi, agar Jafar bisa mendorong penisnya lebih dalam di memek Zizi, meski memang tak sampai begitu dalam. Zizi jadi bisa lebih santai, karena tadi ia sudah ngeseks dengan Zainul, jadi ia tau bedanya ngeseks dengan orang dewasa dan ngeseks dengan bocah. Jafar dan zizi asyik saja bersetubuh dikamar, Zizi sebenarnya juga agak capek, tapi memang tidak terlalu lelah untuk mengurus kenakalan Jafar itu. "sluurp..mh...ah...uuh..", "ngh..ngh..uh..." Zizi merasakan cairan muncrat dari penis Jafar dan mengisi memek cewek itu. Zizi tak bergeming, ia biarkan saja Jafar masih diatasnya. "maap mbak... gak kuat itu...", "gak papa... udah lanjut aja Jafar...", "iya...hehe..." Jafar tentu melanjutkan aksinya. "eh, naikan sini jafar..", "sluurp..mh..hm.." Jafar lagi sibuk nyedot susu dari puting Zizi, karena disuruh tentu ia menggerakan tubuhnya keatas, kini ia berhadapan dengan Zizi, tiba tiba Jafar diajak berciuman, "mmhp..ngh..mh..cup..mh.." Jafar kaget, air susu tadi mengalir diantara mulut zizi dan Jafar. Jafar melayang merasakan kenikmatan bercumbu, ia tak mengerti ternyata beradu lidah itu begitu asyik dan sangat memuaskan. Jafar mendapati penisnya tegak lagi, menempel diatas selangkangan Zizi. "mmh..ngh...ah...enak mbak..mh..", "mmh..cup..mh...ahm..." Zizi memang mau Jafar tau juga rasanya berciuman, bedanya kali itu dibarengi rasa manis susu yang tercampur diantara mulut mereka. Setelah puas berciuman, Zizi dan Jafar malah tersenyum sebentar. "mbak Zizi jadi belepotan tuh...haha...", "sst...udah...cup..mh..", "mh..mgh..." Jafar malah diajak berciuman lagi. Tentu ia mau mau saja. Setelah puas berciuman, Jafar mencoba menggesekan penisnya dimemek basah Zizi sekali lagi, sampai ia puas bersetubuh kali itu.
Sore harinya, Zainul sudah bangun dari tidurnya, ia keluar kamar, ia tidak melihat Zizi ataupun Jafar. tentu ia pergi kekamar anaknya itu. Zainul kaget, ia lihat Zizi dan Jafar tertidur pulas dikasur sambil telanjang, terlihat Jafar masih memeluk zizi. Zainul tidak mau mengganggu, ia faham juga anaknya itu lama sendiri tanpa didampingi ibunya, tentu Zizi bisa menggantikannya sementara. Zainul memutuskan pergi mengurus rumah, juga bersiap untuk makan malam. Beberapa puluh menit berlalu, jafar bangun duluan dari tidurnya, ia lihat Zizi masih tidur pulas. Jafar tersenyum saja, ia turun dari kasur lalu berpakaian. Setelah itu ia pergi keluar kamarnya. "Baru bangun Jafar?", "eh...iya pak...", "iya udah... cepet mandi sana, habis ini beli makanan diluar ya...", "ooh iya pak..." Jafar menuruti perkataan ayahnya itu. segera setelah ia mandi, lalu ganti pakaian, ia beli makanan. "hmm... om..", "eh, zizi udah bangun?", "iya... aku kekamar mandi dulu ya...", "iya Zizi..." Zizi kali itu sudah bangun, ia segera pergi mandi. Setelah selesai mandi, Zizi pergi kekamar Zainul untuk ganti baju, ia pakai saja pakaian yang baru. Setelah itu ia keluar kamar, sudah disambut jafar. "mbak Zizi... udah ayo makan...", "iya, kamu baru dari luar ya?", "iya... wah mbak Zizi cantik banget... pak liat nih..." Zainul muncul, tentu tak bisa menyembunyikan senyumnya juga. "wah cantiknya Zizi...", "hehe aduh biasa aja ini om...", "hehe... iya udah ayo makan bareng yuk..." Mereka semua pun pergi untuk makan malam bersama. Zizi makin akrab saja dengan Zainul dan Jafar, mereka sudah seperti keluarganya sendiri.
Tidak ada komentar