Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Cerita Sex Zizi 6

"wah makasih mbak Zizi...yey aku punya handphone baru..." Zizi membelikan handphone untuk Jafar. "makasih ya Zizi... kamu mem...

"wah makasih mbak Zizi...yey aku punya handphone baru..." Zizi membelikan handphone untuk Jafar. "makasih ya Zizi... kamu memang hebat... hehe...", "iya om sama sama.." Zizi senang kini Zainul dan jafar selalu tampak ceria.Tentu saja karena cewek itu selalu memberikan yang terbaik untuk mereka berdua. Setelah Jafar punya handphone sendiri, kini bocah itu tidak begitu sering mengajak Zizi melakukan adegan intim bersama, begitu juga Zainul tampak hanya beberapa kali saja tertarik bercinta dengan Zizi. Kini Zizi memang fokus melayani langganannya yang biasa diterima ditempatnya Fredy. "Zizi, nanti sore bisa kesini?", "iya bisa kok mas Fredy...", "tapi nggak ngapa ngapain kok, cuma ngobrol aja...", "ooh iya gak papa kok mas..", "oh oke makasih Zizi..." Kali itu Zizi baru selesai menerima telepon dari Fredy, entah ada pelanggan atau cuma ada yang perlu dibahas. Kali itu hari masih siang, Zizi dirumah saja, ditemani Jafar yang baru saja tiba dari sekolah. "...mbak... ayo foto sama aku...", "hmm iya..." Jafar pun mengambil foto selfie bersama Zizi. "hehe makasih mbak...", "iya Jafar...", "soalnya temen temenku pada nanyain dapet hape dari mana, ya aku bilang dibeliin mbak Zizi... terus mereka pengen tau mbak Zizi itu gimana...", "hmm gitu ya... kalau pengen tau ya ajakin aja mereka kesini...", "ah jangan, nanti mereka minta yang aneh aneh...", "kan gak papa..." Jafar tampak tidak mau teman temannya datang lalu sampai bisa menikmati tubuh montok Zizi.
"hmm... udah ayo makan dulu aja mbak...", "hmm iya aku tadi habis coba masakan baru", "oh iya? mana biar aku cobain mbak..." mereka pun pergi makan siang. Zizi dan Jafar sudah amat dekat, entah bisa dibilang kakak adek atau seperti ibu dan anak.  Setelah makan mereka mengerjakan tugas bersama, "...gampang ini mbak, tinggal ngikutin rumus yang tadi itu..", "ooh iya ya..." Kini bahkan Zizi yang belajar dari Jafar, karena sudah melewati pengetahuan yang terakhir dipelajari oleh Zizi. "aneh beneran mbak Zizi malah baru tahu..haha...", "huh kan emang aku baru tau ini...", "hehe iya iya..." Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Jafar pun bersiap pergi keluar. "mbak Zizi aku pergi main diluar ya...", "oh iya Jafar..." Jafar pun pergi keluar. Zizi dirumah saja, sampai akhirnya yang ia tunggu pun datang. "Zizi... kok diem aja...", "eh om udah dateng... iya ini sambil nungguin om aku nonton tv...", "ooh gitu ya...emang kenapa kok nungguin aku?", "iya ini aku mau keluar dulu om...", "hmm iya udah biar aku yang dirumah deh...", "oke om aku keluar dulu..." Zizi pun pergi keluar.
"Wah Zizi...hehe...", "sore mas... hmm... mas Fredy nya mana?", "masih otw kesini kok...", "ooh gitu ya..aku duduk situ ya mas..", "wah iya sini sini...hehe..." Zizi duduk saja disebelah penjaga warnet itu beberapa saat. "mas, diatas dikunci enggak?", "iya, ini nih kuncinya kalau kamu mau keatas", "iya mas makasih..." Zizi pun pergi kelantai dua. Tak lama Fredy tiba dengan seseorang yang misterius. "Eh Fred itu diatas udah ada si Zizi...", "iya kah, hmm iya udah mari ke atas om" Fredy langsung mengajak pria misterius itu kelantai dua. "eh mas Fredy udah dateng...", "hai Zizi...ehm... ini orangnya yang mau ketemu kamu", "ooh iya...wah..." kaget sekali Zizi, orang yang datang itu adalah pria botak yang ada diingatannya itu, namun tampaknya pria itu tidak menunjukan tampang seram. "kenapa Zizi?", "gak papa mas...", "hmm iya udah... om saya tinggal kebawah ya, bisa ngobrol sama Zizi disini" Fredy pun turun kebawah. Pria botak itu kemudian duduk juga dilantai dua itu dihadapan Zizi."Zizi... kaget ya liat saya...", "i...iya om...om ini kan yang...", "sst..udah iya iya... sekarang kamu pasti penasaran, kalau gitu biar aku saya cerita dulu ya...", "oh..iya om..." Zizi tadi sebenarnya takut terjadi sesuatu, tapi tampaknya pria itu benar benar hanya ingin ngobrol saja. Zizi pun dengan tenang mendengar kan apa yang dijelaskan pria itu. "itu orang botak ngapain diatas Fred?", "ck katanya cuma mau ngobrol sama Zizi sih, kalo mau main jam segini... ya bahaya...", "haha mana mungkin orang tua gitu ngewe sore sore", "sst... buset dah ini orang", "hehe sori..." Suasana warnet cukup rame, tentu Fredy dan temannya itu juga tidak bisa mendengar apa yang terjadi dilantai dua. Tapi memang mereka tidak perlu resah, hampir satu jam kemudian Pria botak tadi turun dari lantai dua. "mas Fredy terima kasih ya...", "oh iya om sama sama...wah..." Pria botak itu menyodorkan amplop berisi uang pada Fredy. "haha sama sama..." Setelah itu ia meninggalkan warnet yang ramai riuh itu. "wah banyak pasti itu Fred..", "iya iya...dah nih cek isinya, aku keatas dulu.." Fredy memberikan uang yang ia terima pada temannya, lalu ia pergi kelantai dua. Sampai dilantai dua, Fredy melihat Zizi yang tampak sangat gembira. "eh, mas Fredy...hehe...", "ZIzi...ehm...kamu tadi ngapain aja disini?", "ngobrol aja kok tadi...", "kalau boleh tau..ngobrolin apa aja?" Zizi pun menghela nafas lalu bersiap bercerita.
Zizi pun menjelaskan, dari awal kalau ia itu sebenarnya seorang cewek smp, yang karena suatu kecelakaan jadi dewasa. lalu orang tadi adalah salah satu orang yang ada didekat Zizi saat cewek itu berubah jadi dewasa. Fredy tentu tidak bisa dengan mudah menerima perkataan Zizi dengan nalarnya. "...iya dia tau aku katanya lewat informasi diinternet lewat suatu website", "iya sih emang... tapi kenapa dia mau ketemu kamu lagi?" Zizi pun menjelaskan kalau pria itu ingin meminta maaf, sekalian memberikan suatu obat kepada Zizi, yang katanya bisa membuatnya jadi cewek smp lagi. "...nih obatnya, tapi aku masih mikir mikir lagi...", "lho kenapa emangnya Zizi?", "rasanya enak jadi orang dewasa...", "hmm...aku masih gak begitu faham ya...tapi kalau menurutku... cepat atau lambat kamu juga harus kembali menjadi sedia kala... karena pasti banyak yang nyariin kamu... dan pasti jalan hidup kamu bisa...lebih baik.. mungkin..." Zizi tersenyum manis saja mendengar ucapan Fredy. "hehe...iya mas Fredy... tapi nanti mas Fredy jadi gak bisa main lagi sama aku? gimana hayo?" Fredy geleng geleng sambil tertawa kecil, "hahaha... bisa aja kamu Zizi...", "loh iya beneran ini mas... iya udah aku minum obatnya ini sekarang deh...", "eh jangan!...eh maksudku...", "tuh kan...hahaha...", "duh Zizi ah..." kini malah Fredy yang jadi bingung. "mas Fredy lucu...eh...yah..." Entah karena memang sedari pagi tidak dikeluarkan, Zizi merasakan sepertinya toketnya mulai luber, tentu cewek itu sontak melepas bajunya. "wah Zizi...hmm..." Fredy pun bisa melihat kini Zizi sibuk sendiri, cewek itu memeriksa toket besarnya dan ternyata putingnya mulai meneteskan susu. "mas Fredy...tolongin Zizi..." Fredy hatinya meleleh mendengar permintaan Zizi yang terucap dengan kata kata yang menggoda. "aduh aduh...iya iya sini cantik..umpp..mmh..sluurp..mh..", "ah...ngh..uh... tapi ini kan masih sore mas...apa gak papa nih?", "sluurp..ah... kan ini darurat...", "hmm iya sih...uuh.." Fredy pun kini jadinya sibuk menikmati sore hari dengan menjamah tubuh montok Zizi, dan terus ia bantu menyedot susu dari puting kenyal milik cewek aduhai itu.
Tentu teman kerja Fredy dibawah tadi memang sempat sibuk menghitung uang yang diberi dari pria botak tadi. Tapi ia lama lama kepikiran juga, karena Fredy masih belum juga turun, dan seharusnya ini waktunya fredy yang bekerja. Sepertinya ia tau pasti sedang terjadi sesuatu, tapi ia tidak mau mengganggu Fredy, jadi ia nyalakan musik saja keras keras, lalu ia pastikan uang dari orang botak tadi ada beberapa yang sudah masuk kedalam sakunya. Tentu bila ia naik kelantai dua, ia akan melihat kalau ternyata Fredy malah sudah asyik bercinta dengan Zizi. "...ah..mgh..uh...", "..sst...Zizi... mh..." Fredy malah sudah asyik main dikasur dengan Zizi. Nyusu sebentar, kemudian nafsunya sudah meningkat dengan cepat, kini saja dua orang itu sudah telanjang bulat, dan sibuk esek esek diatas kasur. "mh..mh..uuh... mas Fredy... lampunya belum di..ah...", "udah gak usah...ngh..uuh.." lampu dilantai dua belum dinyalakan, jadi mereka berdua ngeseks dengan asyik disaat hari sudah mulai gelap, cahaya matahari mulai menghilang dari langit senja. Sleb sleb sleb, asyik saja Fredy terus menusukan penisnya maju mundur kedalam memek hangat Zizi. "uh..uh..mh..ah..", "Zizi...aku tarik ucapanku tadi ya... kamu gak usah balik lagi...", "ngh..ah...gitu ya mas..oh..", "iya...biar aku bisa...ketemu kamu terus..ouh...", "ooh iya mas Fredy...aahn...", "eh ssst...aduh Zizi...", "uuh...gak bisa ditahan mas...uh..." Zizi dan Fredy sudah ngeseks seperti pasangan kekasih saja.
"loh mbak Zizi kemana?", "masih belum pulang keluar dari tadi sore...", "ooh... iya udah..." Sampai dirumahnya, Jafar sedikit haus, dan terpikir untuk menikmati air susu segar dari toket besar Zizi, sepertinya bocah itu harus menunda dulu keinginannya itu. Bila ia tau sebenarnya kini Zizi sudah banyak mengeluarkan susunya, tapi untuk diminum oleh Fredy. Zizi dan Fredy memang masih asyik bercinta dilantai dua warnet itu. "ah...ah..ahn!" Spluurt spluurt, tampak kini Zizi klimaks duluan, "wah tumben Zizi..uh..ah..ngh..." sontak Fredy berhenti beraksi, ia tarik keluar batang penisnya, lalu ia lihat kini Zizi menggelinjang merasakan memeknya yang basah."ah...ah...ah..uh..mmh..." Fredy kemudian menyalakan lampu diruangan itu, lalu ia ambilkan tisu untuk Zizi. "ini Zizi...", "hmm iya mas...uuh..." Zizi mengelap memeknya yang basah. "hehe...pasti kamu seneng banget ya main sama aku, sampe keluar duluan...", "ya gak tau ah mas Fredy...eh mas Fredy belum ya...ngh..ummh..mmh..", "eh Zizi...auh..." Zizi bangkit lalu malah langsung menyambut penis tegak milik Fredy dan mulai diemutnya dengan manja. Beberapa saat itu Fredy berusaha menahan klimaksnya agar bisa merasakan betapa nikmat rasanya batang penisnya diemut si Zizi yang aduhai itu. "Eh anjir malah enak enakan...", "eh...bro..aduh..." tiba tiba teman kerja Fredy datang membuka pintu, lalu Fredy malah klimaks, Croot croot, ia isi mulut Zizi dengan sperma. "uugh.mgh..ngh.." Zizi menyudahi aksinya dengan menelan sperma yang ada dimulutnya itu. Teman kerja Fredy geleng geleng kepala saja melihat temannya malah asyik ngentot. Fredy tampak sibuk segera berpakaian, lalu menemui temanya yang berdiri didepan pintu. "eh, sori bro...tadi diajakin si Zizi tuh...", "halah mana mungkin... udah udah..." Fredy yang sudah berpakaian itu bergegas pergi kelantai satu untuk lanjut jaga warnet. "uuh...mas maaf ya tadi mas Fredy jadi nemenin aku disini...", "ooh gak papa kok Zizi... hehe..." bukannya ikut kelantai satu, pria itu malah menutup pintu lalu menemui Zizi. Zizi masih telanjang, cewek itu sibuk mengelap wajahnya, lalu ia lihat pria didekatnya itu, "hehe...kenapa mas...", "eh enggak papa kok..hehe...", "hmm...ahn...aduh...", "kenapa Zizi?", "endak mas ini..ah.." Zizi malah berulah, ia mengambil posisi diatas kasur, ia buka selangkangannya, ia tunjukan memeknya yang sedikit merekah itu. "wah...hmm...", "mas... bisa tolongin zizi...", "iya kenapa emangnya zizi...", "tadi habis main sama mas Fredy jadi gatel ini... jadi...aahn!" belum selesai ngomong, tiba tiba memek Zizi disambar mulut teman kerja Fredy itu. "mmh...sluurp..ah..sini biar aku urusin ya..mmph..mmh..", "ngh...ah..iya mas..ah..." Malah Zizi kini membuat nafsu pria itu meningkat drastis.
Fredy dilantai satu itu memang berusaha bekerja seperti biasa, tapi ia jadi kepikiran, pasti kini temannya itu jadi asyik berduaan dengan Zizi. Tapi ia tentu sadar memang kini jatah temannya itu untuk beraksi, meski sebenarnya waktunya kurang tepat, tapi memang ia yang memulai tadi. Fredy sedikit risih dengan suara musik yang keras, ia hentikan dulu musik yang diputar dikomputer server itu. "...ah...ah...ahn.." kaget sekali Fredy, ia malah bisa mendengar suara desahan Zizi samar samar, sontak ia memutar musik lagi dan ia keraskan suaranya. "mas mau main...", "eh iya iya...nomer 8 bisa..", "tadi kayak denger suara cewek deh... ada yang nonton bokep pasti tuh mas...", "haha...iya pasti tuh.. udah biarin udah dimatiin kali...", "hmm iya..." Fredy menghela nafas panjang, sebenarnya itu bukan video bokep, tapi malah live adegan seks dilantai dua warnet itu. "ah..ngh..ahn...", "Zizi...sst...", "oh iya...lupa mas...udah malem sih zizi jadi udah biasa...", "hehe iya sih..uh..ngh..." kini memang Zizi sudah sibuk menahan tubuhnya, karena memeknya sudah sibuk disodok penis tegak lagi. Memang lama kelamaan Zizi jadi terbiasa melakukan adegan seks, bahkan ia kadang membutuhkannya untuk mengisi hari harinya yang sedikit kosong. "ngh..ah...mmh..", "sluurp..ah..mh..sluurp...ngh" meski sudah bekerja dari pagi, teman kerja Fredy itu seperti dapat asupan tenaga, ia bahkan bisa begitu asyik ngeseks dengan Zizi, sambil menggenjot memek hangat ia juga sesekali menyedot susu segar langsung dari puting kenyal Zizi. Entah berapa lama Zizi bisa bertahan, sampai ia pun klimaks lagi, cairan kewanitaan muncrat, bahkan sampai membasahi kasur.
Tak lama kemudian, Fredy melihat Zizi turun dari lantai dua itu, sudah berpakaian kembali tentunya. "mmh... mas Fredy aku pulang dulu ya...", "eh iya Zizi.. makasih ya..." Zizi pun pulang meski terlihat sedikit lemas. Fredy heran karena kini teman kerjanya masih belum turun dari lantai dua. Selang beberapa menit berlalu, temannya itu sudah turun dari lantai dua, sudah seperti tidak terjadi apa apa saja sebelumnya. "dah aku balik ya Fred", "elu lama bener turunnnya?", "iya... tadi Zizi udah keburu pulang padahal aku belum selesai, ya udah... aku kelarin sendiri...", "wah..hahaha...", "jangan ketawa lu... besok masuk pagi lu kapok...", "eh...yah... iya iya...", "dah aku balik dulu capek nih.." teman kerja Fredy itu pun pergi pulang, tentu setelah bekerja sejak pagi lalu dilanjut ngeseks dengan Zizi, pasti pria itu sekarang sangat lelah. Fredy pun fokus bekerja aja, sesekali ia cek juga bila ada informasi baru tentang orang yang ingin menemui Zizi. Zizi juga sudah sampai dirumah. "mbak Zizi... dari mana?", "itu dari..kerja...", "hmm...mbak Zizi Capek ya?", "iya ini Jafar... aku tidur dulu yah..", "hmm iya udah deh mbak..." Zizi pun masuk kekamar untuk segera istirahat. Zizi sampai lupa tidak membawa pulang obat dari pria botak tadi, mungkin bila ia sudah benar benar ingin kembali, tentu ia akan mengambilnya dan meminumnya, itu pun bisa saja tidak akan terjadi.

Tidak ada komentar

Latest Articles