Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Cerita Sex Zizi 1

"mmh..hmm.. ungh... loh ini dimana?" Zizi kali itu terbangun dari tidurnya, tapi bukan dikamar, ia ada disebuah pekarangan, ia lih...

"mmh..hmm.. ungh... loh ini dimana?" Zizi kali itu terbangun dari tidurnya, tapi bukan dikamar, ia ada disebuah pekarangan, ia lihat langit senja, apa ia tertidur ditempat itu semalaman?. Zizi bangun, ia kemudian baru sadar dengan apa yang ia pakai. Zizi memakai baju yang sudah robek robek, ia juga memakai rok mini. "loh...aku...kok udah gede?" Zizi kaget, seingatnya ia itu adalah baru saja masuk smp, tapi ia sudah memiliki badan layaknya cewek usia 20 tahunan. "hmm... ini dimana..aduh..ah..." Zizi kemudian merasakan juga badannya agak capek. Zizi benar benar tidak faham apa yang terjadi padanya. Tak lama tampak seorang pria lewat, ia kaget melihat Zizi. "wah... siapa tuh... wah... hei...", "hmm... ini dimana ya pak?", "lah... ini di ********", "hah? dimana itu?", "aduh malah nanya lagi... kamu namanya siapa?", "aku Zizi...ngh.. mmh.." Zizi sibuk melepas bajunya yang kekecilan dan sudah robek itu. Tentu pria yang datang tadi terkesima dengan tubuh mulus Zizi, ditambah cewek itu malah telanjang dada. "ooh Zizi ya... eh ini kamu pakai jaket ini ya...", "hmm iya pak..." Zizi pun memakai jaket pemberian pria itu. "hmm... Zizi mending ikut aku dulu ya...", "kemana pak?", "iya kerumah, kasian kamu disini, nanti mau kemana? kan gak ada yang kenal juga...", "ooh..hmm...iya udah deh pak..." Zizi pun menurut saja, ia pun akhirnya dibonceng pria tadi, diantar dengan motor itu, pergi dari tempat yang tidak ia ketahui itu. Zizi melihat lihat sekitar, sepertinya itu daerah yang tidak berpenghuni, karena tampak rumah rumah kosong yang tak terawat, baru setelah lewat beberapa puluh meter  ia baru melihat jalan raya.  Zizi kemudian menunggu sampai dirumah pria yang memboncengnya itu saja.

"udah sampe Zizi...", "oh iya pak..hmm... ini rumahnya pak?", "iya...udah ayo masuk dulu..." Zizi melihat rumah pria itu cukup bagus, ia rasa ia bertemu orang yang berkecukupan. "hmm...ah..aduh...", "eh kenapa Zizi?", "nggak papa pak... cuma agak capek...", "hmm, oh iya kenalin aku Zainul...", "oh iya pak nul...", "lah bikin panggilan sendiri...haha... udah Zizi sekarang istirahat dulu ya...", "hmm iya pak nul, terima kasih..." Zizi masih agak bingung, tapi ia memang butuh istirahat. "udah sini kamu tidur sini dulu ya..", "iya pak nul...", "udah jangan mikir apa apa dulu, istirahat ya..." Zainul kemudian meninggalkan Zizi dikamar itu. Zizi melihat lihat sebentar, ia jadi ingat sedikit tentang dirinya. Zizi memang biasanya tidur dikamar bersama bibinya, karena ia memang tinggal dirumah saudaranya itu. Zizi mencoba mengingat lagi tentang dirinya, tapi karena rasa capek, cewek itu pun memutuskan tidur saja, masih memakai jaket pemberian zainul tadi, juga masih memakai rok mininya. Setelah beberapa jam berlalu, Zizi pun bangun ketika ia merasakan cahaya matahari yang melewati jendela itu menerpa wajahnya. "hmm...mh...hoamm..mh... aduh aku jadi nggak sekolah..." Zizi duduk sebentar, ia lihati saja tubuhnya, terasa begitu aneh tiba tiba ia sudah dewasa, setelah selesai mengumpulkan kesadaran, ia bangkit, lalu keluar dari kamar. "wah...mbak ini siapa?" Zizi bertemu seorang bocah ketika baru keluar dari kamar itu. "hmm, aku Zizi dek...", "wah... bapaak..." bocah itu malah lari menemui ayahnya. "...haha... kenapa kamu itu, ini mbak Zizi... udah kenalan dulu..." bocah tadi akhirnya kembali bersama ayahnya, lalu ia berkenalan dengan Zizi. "ehm...aku Jafar...", "ooh iya jafar...hehe..." Zizi melihat sepertinya Jafar itu seusia dengannya, maksudnya seusia dengan dirinya saat masih berbadan cewek smp. Zainul kemudian mengajak Zizi dan Jafar sarapan dulu. "udah ayo makan dulu ya...", "hmm iya pak nul..." Jafar diam saja, memang bocah itu kini sibuk melihati Zizi, yang begitu cantik dengan badan menggoda, apalagi pakai rok mini. "hei Jafar... udah ayo makan dulu...", "eh,iya pak..." Jafar pun mulai makan juga.
Setelah selesai makan, Jafar pun bersiap diantar sekolah, memang bocah itu juga sudah berseragam smp. "Zizi, aku anterin jafar dulu ya...", "ooh iya pak...", "hmm... mbak Zizi aku berangkat dulu...", "iya Jafar..." Jafar malu malu menyapa Zizi, lalu ia segera pergi untuk diantar sekolah. Zizi diam sebentar, ia masih berfikir keras apa yang sedang terjadi padanya itu. Meski ia agak sedih karena kini ia jauh dari rumah saudaranya, Zizi senang mendapati tubuhnya sudah jadi dewasa. Zizi pun penasaran, ia kemudian pergi kekamar lagi. Disana Zizi melepas pakaiannya, ia kemudian melihat lihat tubuhnya, ia pakai cermin juga. Zizi kagum, tubuhnya begitu menawan, Zizi bahkan tidak mengira ia bisa berparas secantik itu. Zizi juga heran dengan tubuhnya yang tiba tiba jadi dewasa itu. Zizi kini bisa melihat juga bulu bulu tipis diselangkangannya. Zizi kemudian memutuskan pergi mandi saja. Dikamar mandi itu sembari mandi, Zizi bisa menyentuh tubuhnya, ia kemudian sadar kalau dadanya jadi besar, toketnya agak berat dan ketika dipegang begitu kenyal. Zizi memang sering diganggu teman disekolahnya, kebanyakan suka menyenggol dadanya, namun Zizi tak pernah mengira dadanya bisa sebesar itu, dan mungkin bila ada lelaki yang melihat jelas ingin memegang. Zizi menuntaskan saja mandinya kali itu.
"Wah... Zizi..." Zizi kali itu selesai mandi, ia lihat ternyata Zainul sudah tiba. "eh, pak nul udah dateng..." Zainul tertegun sebentar, ia lihati saja Zizi yang hanya memakai handuk itu, toket besarnya tertutup sebagian, paha mulus Zizi juga begitu mengkilau karena habis mandi. "eh... aduh...hmm... oh iya Zizi, kamu pakai bajuku aja gak papa... tinggal pilih yang cocok aja dikamar ya...", "ooh iya pak nul... " Zizi pun pergi kekamar untuk berpakaian. Zainul duduk sebentar diruang tengah sambil berfikir, sebenarnya siapa Zizi itu? dan  bagaimana ada cewek secantik itu sendiri ditempat terbengkalai? tak lama Zizi pun muncul, ia pakai kaos, dan masih memakai rok mininya. "loh zizi... masih pake itu?", "hmm, Zizi cocoknya pake rok ini aja om... ", "ooh iya udah gak papa... sini duduk dulu..." Zizi pun duduk disebelah zainul. Pria itu mencium bau wangi Zizi yang habis mandi, meski memakai sabun yang sama dengan Zainul, tentu Zainul tetap terpesona dengan cewek cantik itu. "hmm... si Jafar itu kelas berapa?", "dia baru masuk smp...", "sama kayak aku jadinya ya...", "hah? kamu baru masuk smp?", "iya pak nul, eh iya... aku juga gak faham ini aku tiba tiba jadi gede aja..." Zainul masih tidak faham, tapi ia akan bertanya pada Zizi lebih lanjut. "iya udah Zizi cerita aja dulu ya... Zizi itu sebelum jadi begini ini, itu seperti apa...", "ooh iya, hmm gimana ya pak...jadi..." Zizi pun mulai bercerita sebisanya, tentang dirinya dan masa lalunya sebelum jadi cewek dewasa.
"hmm... jadi bener ya kamu masih smp", "iya pak nul...  aku masih heran ini kenapa aku jadi gini ya?" Zizi memang heran, Zainul lebih heran, dari mana ceritanya ada anak smp yang sudah memiliki badan cewek dewasa?, "iya udah jangan dipikirin terus nanti kamu pusing sendiri...", "hmm iya pak nul...", "eh bentar, udah sekarang kamu panggil aku Om aja...", "hmm iya udah om..", "sip..hehe... Zizi kalau mau nanti aku anter kerumah kamu deh ya...", "beneran ini om?", "iya beneran...", "hmm makasih ya om...", "hehe iya...huh..." Zainul masih penasaran benar, cewek berbadan indah itu ternyata masih berfikir masih bocah smp. "oh iya om, istrinya om kemana?", "ooh... iya istriku kerja diluar negeri, jadi TKW", "ooh... kalau om sendiri kerja dimana?", "aku security disalah satu perumahan dekat tempat ketemu kamu itu..", "sekurity?", "itu loh... satpam...", "ooh satpam toh om...", "iya... eh pasti kamu juga gak tau itu TKW maksudnya apa", "iya om gak tau...hahaha..." tawa riang Zizi membuat Zainul meleleh, lama ia tidak tertawa dengan seorang perempuan didalam rumahnya. "ya ampun zizi...", "kenapa om?' ,"eh...nggak papa kok... Zizi sini deketan aja..." Zizi pun menurut dan duduk disebelah Zainul. malah pria itu jadinya berdebar debar, bersanding dengan cewek cantik yang cukup seksi, apalagi pakai kaos dan rok mini saja. "ehm... Zizi pasti kaget ya tiba tiba badannya jadi gini...", "iya om, sampai sekarang masih bingung...", "hmm... bingung gimana?", "iya tiba tiba aku jadi tinggi... terus badanku jadi gini... ini juga dadaku jadi besar... kalau rambut sih gak jauh beda..." Zainul tiba tiba sudah fokus saja kearah toket besar Zizi setelah cewek tadi bilang tentang ada besar. "ooh iya iya... mungkin sekarang kamu harus berfikir dewasa juga biar singkron sama badan kamu...", "singkron gimana om?", "biar nyambung gitu...aduh...", "kenapa om..." tak tahan Zainul melihat toket besar Zizi dari dekat, begitu menggoda, apalagi tampak Zizi tak pakai bh, dan terlihat tonjolan kecil di kaos itu dan jelas pasti puting susu Zizi. "eh... gak papa kok... udah ayo Zizi kita cari rumah kamu...", "sekarang om?", "iya, kamu pengen cepet pulang nggak?', "ooh iya deh ayo om..." meski sebenarnya Zainul ingin Zizi berlama lama saja dirumahnya itu, tapi memang ia harus mengantar Zizi agar cewek  itu tidak kepikiran terus. Kembali Zainul membonceng Zizi, ia antar saja cewek itu meski sebenarnya daerah rumah Zizi itu cukup jauh.
Setelah perjalanan beberapa puluh menit, akhirnya Zizi sampai ditempat yang ia katakan adalah alamat rumahnya. "Ini... rumah kamu?", "iya... udah ayo masuk om... bibi...paman..." Nyelonong saja Zizi masuk kerumah itu. "...iya... loh kamu ini siapa?" tampak seorang perempuan membukakan pintu dan melihat cewek dewasa didepannya. "ini Zizi bibi...", "Zizi? hah?", "iya ini Zizi... Zizi yang tinggal disini...", "aduh pasti mbak ini salah, Zizi yang tinggal disini itu anak smp. "loh iya aku Zizi...", "mbak ini kenapa ya... Zizi itu kemarin pergi keluar negeri buat sekolah disana...", "loh... emangnya... aduh..." Zizi jadinya bingung, ia terasa berat untuk mengingat kejadian apa dihari sebelumnya. "ehm permisi bu, memangnya Zizi yang ibu bilang itu pergi dengan siapa?", "dia pergi dengan orang tua barunya, Zizi kan sudah lama ditinggal orang tua lamanya...", "aduh...aku..." Zizi jadi pusing, ia bersandar ditembok depan rumah itu sambil memegang keningnya. "ehm, permisi bu ya... tapi ini memang Zizi yang ibu bilang tadi...", "endak mungkin pak... Zizi itu masih smp, dia juga berangkat dengan keluarga barunya... aduh jangan jangan bapak sama mbak ini mau menipu saya ya...", "eh bukan begitu bu... ini Zizi...", "udah jangan balik kesini lagi, Zizi udah senang sama keluarga barunya... kalau kalian kesini lagi nanti saya laporin polisi... udah sana..." Pintu ditutup, Zizi dan Zainul pun harus kembali kemotornya. "Zizi?", "hiks...aku...ngh..", "udah udah jangan nangis ya... udah kerumahku lagi dulu aja ya...", "i...iya..." Zizi pun akhirnya dibawa pulang kembali kerumah Zainul. Zainul memacu motornya secepat mungkin, tentu agar cepat sampai rumah. Sesampai dirumah, zainul memarkir motor, Zizi sudah tampak sedih dan pergi kedalam rumah, "hm... Zizi... kamu gak papa...", "gak papa kok om..." Zizi pun pergi kekamar Zainul lagi. Zainul setelah menghilangkan hausnya dengan minum air putih, ia kembali menemui Zizi. "Zizi... kamu apa mau istirahat?", "hmm...iya om..." Zizi sudah rebahan dikasur sambil tampak bingung. "oh iya udah... kalau cari aku ada diruang tengah ya..." Zainul pun keluar dari kamar. Meski sebenarnya ngantuk sekali Zainul memutuskan membiarkan Zizi dikamar, Zainul pun tidur saja diruang tengah. Zizi kali itu pun mulai mengingat sedikit tenang kejadian hari sebelumnya, memang ia baru saja mendapat orang tua baru yang tampak begitu menjanjikan. Namun Zizi ingat ketika ditengah jalan, ia dipaksa untuk menelan suatu obat, entah setelah itu Zizi tidak mengerti, yang jelas setelah itu ia sudah jadi dewasa dan bertemu Zainul. Zizi kemudian memutuskan untuk kembali tidur saja.
"Aku pulang... bapaak... lah kok tidur sini..." Jafar baru pulang sekolah kali itu, ia lihat ayahnya tidur diruang tengah. Jafar kemudian pergi saja kekamarnya sendiri. Setelah ganti pakaian, ia baru ingat lagi kalau ada Zizi dirumah itu. Jafar yang penasaran itu akhirnya pergi kekamar ayahnya. Disana ia melihat Zizi sedang tidur cantik. Jafar memberanikan diri untuk mendekat, ia lihat dengan seksama, memang Zizi itu sangat cantik dan begitu menggoda, ditambah cewek itu hanya memakai rok mini dan kaos saja, jadi makin terlihat bentuk tubuh indahnya. Jafar makin penasaran, ia kemudian mencoba menengok isi dari rok mini Zizi, Jafar kaget, ia bisa memastikan Zizi tak pakai daleman. Dengan hati yang berbedar debar, Jafar memberanikan diri untuk menyingkap rok mini Zizi keatas. Setelah itu makin kaget Jafar, karena ia bisa melihat selangkangan Zizi yang begitu menggoda. Jafar makin penasaran saja jadinya, ia mencoba menyentuh paha mulus zizi. "mmh..hmm..." Zizi tidak sampai terbangun dari tidurnya, cewek itu hanya jadi merubah posisi tidurnya saja setelah disentuh Jafar. Jafar senang karena kini Zizi tidur telentang, dan tampak agak membuka selangkangannya. Jafar pun dengan segara mengambil posisi yang pas, agar bisa melihat selangkangan Zizi lebih bebas. Jafar takjub, ia bisa melihat bibir vagina Zizi secara langsung. Jafar tak pernah berfikir ia sudah bisa melihat bagian intim perempuan diusianya yang masih dini itu. "Jafar...jafar..." Kaget setengah mati Jafar mendengar suara Ayahnya, segera ia turunkan rok mini Zizi lagi, lalu ia bersembunyi dibagian lain kasur  yang tak terlihat dari pintu kamar. "jafar...kemana itu anak..." Zainul sempat mengecek dikamarnya itu, dan tak tau kalau ada Jafar. Setelah mendengar pintu ditutup, Jafar pun keluar dari persembunyiannya. Meski benar benar tertarik untuk mengeksplorasi tubuh Zizi lebih lanjut, Jafar harus keluar dari kamar itu. Secepat kilat Jafar keluar dari kamar itu, ia lalu melihat ayahnya ada didepan kamar bocah smp itu. "kenapa pak..." ,"lah kamu dipanggil gak jawab, dari mana?", "itu dari kamar mandi..." ,"ooh.. udah sekarang beli makan sana buat Zizi...", "ooh iya deh pak..." Jafar masih bisa menemui Zizi nanti.
"eh udah bangun Zizi...", "hmm iya om, Jafar belum pulang ya?", "udah kok nah itu dia..." Jafar sudah datang membawa makanan. "eh mbak Zizi...", "iya... hmm kamu habis beli apa?", "ini beli makanan buat mbak Zizi...", "ooh makasih ya... udah ayo makan bareng aja ya..." Zizi pun malah mengajak Jafar makan sama sama saja. Zainul melihat Zizi dan Jafar itu jadi terbayang akan istrinya, apa mungkin Zizi itu datang ke kehidupan Zainul untuk menggantikan peran istrinya yang ada diluar negeri? "ehm...enak mbak ya...", "iya enak... eh om, makan juga aja..", "oh aku udah kok Zizi, oh iya... nanti malem aku jaga, jadi kamu biar ditemenin Jafar ya..." ,"ooh iya om..." Zizi sih biasa saja, Jafar yang tampak menahan kegembiraanya. Jafar dan Zizi segera saja menyelesaikan makannya kali itu. Setelah itu mereka semua ngobrol sebentar diruang tengah rumah itu. "wah masak mbak Zizi ini masih smp? gak mungkin...", "loh iya beneran...", "aah gak percaya...", "huh Jafar gak percaya sih..." Zainul hanya mendengar sambil tertawa. "hahaha... udah udah... mending kalau ada pr coba kamu kerjain aja sama zizi ini ya...", "ooh iya deh.... bentar..." Jafar pergi kekamarnya, Zainul pergi kekamarnya sendiri juga. Zizi sempat terdiam sendiri, sambil berfikir, apa yang harus ia lakukan sekarang? "mbak Zizi...hei...", "eh, iya jafar...", "ini nih aku ada tugas... bantuin kerjain ya.." ,"ooh iya... eh om mau kemana?" Zizi kemudian melihat Zainul sudah berpakaian seperti waktu ia bertemu dihari sebelumnya. "ya mau jaga malam..." "ooh iya... jaketnya dipake juga dong om...", "hehe iya iya... dah aku pergi dulu... awas Jafar gak boleh nakal ya...", "iya pak...hehehe..." Zainul pergi, Jafar bahagia.
"...eh bener gak sih... ", "iya bener sih... tapi kok mbak Zizi gini aja ikut bingung...", "kamu dibilangin gak percaya sih... aku juga masih anak smp..." Jafar benar benar bingung kenapa Zizi masih mengaku sebagai anak smp. "aduh pusing juga aku jadinya... udah ayo diselesain deh mbak..." Jafar pun mengerjakan tugas itu sebisanya dibantu Zizi. Jafar sesekali harus terpecah fokusnya, karena kali itu Zizi memang merunduk ketika ikut mengerjakan tugas, tentu toket besarnya terlihat menggantung indah dari lubang kaosnya itu, Jafar kadang harus melihat kesana kemari agar bisa sesekali melihat puting susu Zizi. "nah udah nih jafar...hei...", "eh...udah ya..hehe... iya udah deh..." Jafar pun menutup bukunya itu, lalu ia duduk saja disebelah Zizi. "Jafar belum ngantuk?", "belum kok... mbak Zizi kenapa sih ngaku masih anak smp?", "aduh aku emang anak smp, cuman badanku aja yang tiba tiba jadi dewasa gini...", "ooh gitu ya... lah kok bisa sih..." Zizi pun harus bercerita lagi tentang kejadian sebelumnya itu pada Jafar. "...setelah itu aku udah gak inget...", " ooh... hebat ya...", "loh kok hebat sih?", "iya hebat, kan sekarang mbak Zizi udah dewasa, jadi gak perlu repot sekolah", "eh, bener juga itu..hehe...asik..." Zizi malah ikutan senang, "haha... tapi mbak Zizi...", "hmm iya Jafar kenapa?", "mbak Zizi harus mulai berfikir dewasa, masak masih terus pengen jadi anak smp?", "huh... iya sama itu juga kata bapak kamu...", "nah iya udah deh jadi dewasa aja...hmm..." Jafar masih menyimpan banyak rasa penasaran, akhirnya ia memutuskan memberanikan diri tiduran dipangkuan Zizi. "hmm jafar udah ngantuk ya?", "belum kok mbak...", "ooh... hmm... jadi dewasa ya...", "nah bisa dimulai dari sekarang nih... coba mbak zizi  bayangin kalau jadi perempuan dewasa itu gimana, anggep aja aku anaknya mbak zizi deh...", "oh gitu ya... hmm..." Zizi agak bingung, tapi ia ingat saja dan ia tiru seperti apa bibinya dulu merawatnya. Jafar berdebar debar jantungnya, kini rambutnya dielus elus oleh Zizi, lalu bocah smp itu juga bisa melihat toket besar Zizi yang ada tepat diatas wajahnya itu. "hmm... mama...", "eh..hmm iya..." Zizi jadi terbawa keasikan bermain peran saat itu. "mama... pengen cucu..." Jafar sudah menembus batasannya sendiri, Zizi sempat kaget, tapi ia jadi ingat akan langkahnya yang harus jadi cewek dewasa seutuhnya. "hmm iya bentar ya...mh.." Zizi pun mengangkat kaosnya, sampai toket besarnya terbebas dan terpajang seutuhnya. Jafar melotot semelotot melototnya, melihat toket besar didepan wajahnya. Zizi kemudian merunduk, tentu toketnya jadi turun, lalu puting susu merah muda Zizi jadi ada didepan Jafar. "hmm..wah...ahm..mmh..mmh..." Jafar terdorong rasa penasarannya pun segera melahap puting susu merah muda didepannya itu, ia emut dan ia nikmati sebentar, begitu menggairahkan. "aah..ngh..mh... geli juga ya..." Zizi bisa merasakan geli yang berbeda ketika puting susunya mulai dikenyot dan diemut oleh Jafar. "mmh...ahm..mm...slruup..wah!...susu..mmh..sluurp...mh.." Jafar kaget ketika susu keluar dari puting kenyal Zizi, tentu bocah smp itu menyedot susu segar itu dan ia minum dengan gembira. Zizi sempat bingung kenapa ia bisa memproduksi air susu, tapi ia fikir memang karena ia sudah punya badan orang dewasa tentu toket besarnya bisa memproduksi susu. "hmm... Jafar... susunya enak nggak?", "mh...ah..sluurp...mh..ah... enak banget!...mm.." Jafar makin senang, ia tak mengira begitu enak rasanya bisa nyusu langsung dari sumbernya. "hmm...Jafar... apa mending pindah kekamar aja? disini dingin...", "mh...ah.. ooh iya deh.. terserah mamaku sayang...hehe..." Jafar membuat Zizi tersenyum aneh. zizi pun pergi kekamar Jafar kali ini.
"Jafar...mh...ah... kamu kok nggak tiduran aja...", "mmh..sluurp..ah... enak gini ko mbak...ummh ...sluurp..mh.." dengan posisi duduk itu Jafar tentu bisa sambil meremas toket besar Zizi, sembari terus menyedot puting susu menonjol itu. Zizi mulai berfikir, pasti memang buah dada itu adalah bagian yang penting pada perempuan, ia fikir para laki laki selalu ingin memegangnya tentu juga ingin meminum susu segar juga. "hmm...aku pengen juga jadinya...umh..mh... sluurp..wah..mh.." Zizi berusaha menyedot puting susunya sendiri, dan ternyata ia mendapati memang susunya terasa enak. "tuh enak kan...", "hmm iya enak ya...kalau gitu aku aja yang tiduran ya Jafar.." Zizi pun tiduran dikasur. Jafar pikirannya kemana mana, dan juga nafsunya jadi memuncak. bocah smp itu memutuskan melepas semua pakaiannya saja. "nah..hehe... sini dilepas juga aja mbak..", "eh jafar..mh..ah..." jafar melepas kaos dan juga rok mini yang dipakai Zizi. Tentu jafar tak kuasa menahan rasa gembira ketika melihat tubuh Zizi seutuhnya. "wah...aduh uh..ah...", "eh... jafar..." Jafar tiba tiba tak tahan dan membuang cairan dari kemaluannya, "aduh maaf mbak Zizi... bentar..." Jafar menyempatkan mengelap perut Zizi yang basah oleh cairan bening. "ah..ngh...uh..", "k..kenapa mbak Zizi...", "aku... seperti... pernah...itu...oh.." Zizi ingat, saat ia ditempat sepi dimana ia terbangun kala itu, sebelumnya ia pernah melihat tubuhnya yang bergoyang, dan jelas zizi melihat ada pria yang asyik menusukan kemaluan dalam memek Zizi. "pernah apa...", "hmm... Jafar... coba itu... masukin.. burung kamu...", "wah...ini...kesini...", "iya...eh..mh..", "hmm..ngh...ah..uh...wah.." Meski tidak masuk sampai dalam, Jafar sudah bisa membenamkan penisnya dibagian terluar vagina zizi. "oh iya begitu...ooh jadi begitu ya...", "wah... kenapa sih mbak Zizi..ngh..uh...", "aku ingat... terakhir aku juga ngerasa itu... ada yang masuk dalem situ... tapi punya orang dewasa...", "ooh... nah..uh.. pasti.. itu yang bikin mbak Zizi jadi dewasa gini...", "masa sih?...hmm...", "ya pasti...uh..ngh...mgh.." Jafar berusaha dengan asyik menusuk nusukan penisnya meski sebenarnya cuma seperti menggesek bibir vagina Zizi. "gitu ya...oh iya...ada dua... oh enggak tiga...aduh..." zizi jadi pusing bila berfikir terus, dan ia ingat lagi bahkan ada tiga pria yang sibuk bergantian menyetubuhi cewek itu. "mbak Zizi kenapa?" Jafar sampai takut  juga karena Zizi seperti kesakitan, ia jadi berhenti berulah. "eh, nggak papa kok...hmm... sini Jafar...", "iya mbak Zizi..eh..wah..." Jafar disuruh mendekati wajah Zizi, eh malah cewek itu bangkit dari tidurnya, ia lalu melahap dan mengulum penis remaja milik Jafar itu. "mmh..mh...hmm.." Zizi ingat juga ketika mulutnya disuguhi penis yang lebih besar dari pada milik Jafar itu. "wah..uh...aduh..ah...", "mm..mgmh...mh!" Crot croot, Jafar malah klimaks dan mengisi mulut Zizi dengan sperma. "ah..maaf mbak.. gak kuat...", "mmgh..uhuk uhuk.mh..ah..hmm..." Zizi malah menelan sperma dimulutnya itu, memang tidak terlalu banyak. "wah kenapa mbak Zizi tiba tiba...", "aku inget jadinya sama apa yang terjadi kemarin", "ooh gitu.. bagus deh kalau gitu...", "mungkin karena itu juga aku jadi dewasa gini...", "nah makanya...hmm..umm..mh...slurp..mh.." Jafar kini merapat dipelukan Zizi, sambil ia kembali sibuk nyusu dari puting merah muda Zizi. Zizi masih berfikir, apa memang setelah kejadian itu ia jadi dewasa seperti itu? karena sepertinya dalam ingatannya itu Zizi badannya sudah jadi dewasa. "hmm... Jafar..", "sluurp..ah... iya mbak Zizi...", "makasih ya... gara gara kamu aku jadi ingat kejadian kemarin", "hehe sama sama...", "oh iya, kamu apa nggak tidur? besok sekolah loh...", "hmm...iya bentar lagi deh ya mbak..ummh...sluurp..", "hmm iya...sini naik sini aja... coba kamu masukin lagi itu burung kamu...", "wah hehe iya mbak zizi..ngh..wah..uh..." Jafar tentu mau saja kembali menenggelamkan penisnya meski tak sampai dalam dimemek hangat Zizi. Zizi jadinya mencoba mengingat terus sambil main esek esek diranjang dengan bocah smp. Zizi mungkin agak susah untuk menjadi dewasa, pikirannya harus beradaptasi cukup lama  agar mencapai titik dewasa.

ليست هناك تعليقات

Latest Articles