Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Binalnya Istriku Dewi 50

POV SUAMI Tak lama istri saya pun datang bersama Anis dan Hanum. Mereka semua pun duduk di bawah bergabung bersama saya dan anak-anak. Istri...

POV SUAMI

Tak lama istri saya pun datang bersama Anis dan Hanum.

Mereka semua pun duduk di bawah bergabung bersama saya dan anak-anak. Istri saya kemudian pindah duduk di sebelah saya.

Wife:”Di sini aza, sambil nonton tv” ucapnya basa-basi.

Ku lihat Anis mengenakan baju terusan warna hitam polos hanya ada gambar bunga di tengah-tengah bajunya dan kerudung putih, sedang Hanum menggunakan baju kaos lengan panjang warna coklat muda dan jilbab warna hitam dan celana panjang jeans warna biru. Saya pura-pura tidak melihat mereka dan lebih fokus ke tv. Untuk beberapa saat tidak ada yang berbicara, termasuk anak-anak, semua melihat ke tv.

Wife:”Pada diem, ayo di makan Hanum, tadi Tante belikan cemilan waktu pulang tadi”

Hanum:”Ia tan”

Hanum pun dengan ragu-ragu mulai mengambi cemilan yang ada.

Wife:”Eh Pah, jadikan cutinya?

Saya:”ia jadi dong”

Wife:”Jalan-jalan kita Pah, masa di rumah saja?

Saya:”ia, kan besok juga rencananya jalan-jalan”

Wife:”Bukan Cuma besok maksudnya, pergi ke mana gitu, ke luar kota”

Saya:”Boleh, memang kamu pengen pergi ke mana mah?

Wife:”Kemana ya, nanti aku pikirin” ucap istri saya sambil tampak seperti sedang berpikir.

Kami kembali terdiam. Ku lihat Revan tampak sudah mengantuk. Saya pun memberitahu istri saya. Istri saya pun segera memindahkan Revan ke pangkuannya.

Tampak Anis mendekat ke istri saya dan berbisik-bisik sebentar.

Wife:”Pah, Kak Anis nanyain lagi masalah yang udah mamah tanya tadi sore itu?

Saya:”Oh, gimana ya? Saya pun sedikit bingung, terus terang badan saya sedikit lelah dan pegel-pegel.

Wife:”Gimana Pah, yang tegas dong”

Saya:”Terus terang badan papah capek, pegal-pegal” dan saya pun sedikit tidak bergairah.

Wife:”Ough, mamah pindahkan Revan dulu ya, ini udah tidur, Intan ayo tidur, nanti kesiangan besok, kan mau jalan-jalan”

Intan:”gak, belum mah, ini kan malam minggu”

Saya:”Ya udah, biar saja, dia masih asyik nonton Paw Patrol kesukaaanya”

Wife:”whatever lah” Istri saya pun menggendong Revan yang sudah tertidur dan masuk ke dalam kamar.

Tak lama dia pun kembali dan duduk di samping saya. Ku lihat Anis tampak lesu, mungkin dia sedikit kecewa.

Istri saya pun tampak menyadari hal tersebut.

Wife:”Kenapa kak, kalau ada masalah bilang saja, jujur saja, mungkin kami bisa bantu”

Anis tampak menatap anaknya lalu melihat kepada Dewi.

Anis:” Saya sudah ditagih-tagih terus masalah hutang , mungkin Senin saya mau pulang dulu, suami saya malah marah-marah sama saya, katanya kalau gak bisa dapat uang suruh pulang”

Wife:”Kurang ajar banget ya suami kakak, harusnya kan dia yang cari nafkah” ucap istri saya sambil menarik nafas panjang.

Anis:”Ya begitulah bu”

Wife:”Hempz, gimana Pah?

Saya:”Kamu pinjemin dulu dech mah, kasihan”

Wife:”Memang berapa yang diminta sekrang kak? Biar saya kasih kakak pinjaman dulu”

Anis:”Ya bu, kalau pinjam dan pinjam lagi gak ada tuntasnya, saya gak enak bu, kalau dari pembayaran jasa atau apapun itu kan gak ada ganjalan ke depanya, harus bayar lagi” Tampak Anis tidak mau dipinjamin, mungkin merasa gak enak.

Istri saya pun tampak bingung.

Wife:”Hanum mau di bawa pulang juga?

Anis:”mungkin Hanum ikut” ucap Anis sambil melihat anaknya.

Anis:”Tapi sebenarnya takut suami saya maksa Hanum nikah sama kepala Desa yang pernah saya ceritakan bu”

Wife:”Anggap saja uang yang nanti saya kasih sebagai DP untuk Hanum Kak, suami saya bukannya gak jadi, tapi dia lagi kecapean”

Anis:”ia bu”

Wife:”Berapa perlunya sekarang?

Anis:”20 juta Bu eh neng”

Wife:”Kakak, perlunya uang tunai atau transfer? Kalau tunai mungkin besok, tapi kalau transfer malam ini juga bisa”

Anis:”Kalau begitu biar saya coba telepon dulu neng, permisi saya nelpon dulu” ucap Anis tampak sumringah dan segera pamit ke belakang. Sementara hanum tampak diam saja, kepalanya tertunduk. Tak lama Anis pun kembali.

Anis:”Tunai bu, biar jelas surat-surat pelunasannya”

Wife:”terus nanti uangnya kaka kantar?

Anis:”nanti saudara saya akan ke sini sama utusan kepala Desa untuk ambil uang dan surat tanda lunasnya”

Wife:”Gimana kakak saja dech kalau gitu, yang penting hati-hati harus jelas”

Anis:”Ia neng makasih banyak”

Wife:”Eh, kakak bisa mijit gak?

Anis:”Ya bisa saja neng”

Wife:”Pijitin suami saya mau gak, pah biar pegel-pegelnya ilang, gimana kalau dipijitin kak Anis”

Saya:”Oh boleh dech Mah”

Wife:”Suami saya sudah ok kak”

Anis:”mau dipijit di mana Pak?

Saya:”Di sini saja dech, di sofa” ucap saya.

Wife:”Perlu body lotion atau apa gitu?

Anis:”Boleh dech neng”

Sementara ku lihat Hanum mendekati Intan dan duduk di samping Intan. Mungkin dia juga bosan bengong sendiri terus.

Istri saya tampak mengambil sesuatu dari lemari tv dan memberikan ke Anis.

Anis:”mari pak”

Saya pun segera tengkurap di atas sofa.

Wife:”Buka saja pah, bajunya biar gampang” ucap istri saya.

Saya pun membuka kaos saya dan meninggalkan celana pendek saja.

Saya:”Bu heti mana mah, dari tadi tidak kelihatan”

Wife:”Katanya agak gak enak badan”

Anis pun mulai memijit saya, dia mulai dari betis saya.

Wife:”Eh, Pah, pindah ke kamar saja, biar leluasa” ucap istri saya sambil mengedipkan matanya sama saya penuh arti.

Saya:”Eh, ia, pindah kamar saja bu” ucap saya tanpa menunggu jawaban saya berjalan lebih dulu masuk ke dalam kamar saya.

Anis pun sepertinya mengikuti dan sempat permisi kepada istri saya.

Saya pun segera tengkurap di atas kasur.

Saya:”tutup saja pintu kamarnya bu”

Anis:”Gpp pak, biar dibuka saja” ucapnya

Saya:”Terserah dech” ucap saya.

Anis kemudian naik ke atas ranjang dan duduk bersimpuh di samping saya.

Entah kenapa otong saya langsung bangun, ku lihat dada Anis begitu membusung karena gaun terusannya sepertniya cukup sempit.

Anis:”Sebenarnya di kasur saya agak takut kotor kena lotion pak”

Saya:”udah gpp, bisa dicuci”

Anis:”Oh, baik Pak”

Anis pun kembali memijit betis saya.

Saya:”Dari atas saja Nis, dari pundak” ucap saya.

Anis:”Eeegh ia Pak” Anis pun bergeser dan segera memijat pundak saya.

Karena nafsu saya sudah mulai bangkit saya pun mulai berani meraba pahanya Anis.

Anis:”Aaagh jangan pak” tangannya berusaha menjauhkan tangan saya dari pahanya.

Saya:”gpp, kamu mijit saja” ucap saya kembali memegang paha Anis dan meremasnya” Anis kini tidak mencegah tapi celingak-celinguk melihat ke pintu yang hanya sedikit tertutup.

Anis”Pak, ntar ketahuan ibu”

Saya:”gpp, ibu gak marah koq, malah dia sengaja nyuruh kita pindah ke kamar” sambil aku menoleh Anis dan kutatap wajahnya. Anis memang masih cantik sehingga aku mengira usianya di bawah Bu Heti, wajar anaknya si hanum juga cantik.

Ada rasa khawatir tampak di wajah Anis, apa dia khawatir karena saya raba-raba atau takut ketahuan Dewi.
Tiba-tiba pintu di buka lebar dan tampak Dewi masuk ke dalam kamar menggendong Intan yang sudah tertidur. Intan pun di taruh di sebelah Revan di kasur yang terpisah dari saya dan Anis.

Anis pun langsung memindahkan tangan saya dari pahanya.

Dewi tampak menutup pintu kamar dan mengambil kursi lalu duduk di dekat ranjang.

Wife:”Gimana Pah enakan pijitan kak Anis”

Saya:”enak Mah, ayo Nis dilanjut malah bengong” sambil sengaja saya tepuk pantat Anis, karena Anis memang duduk setengah jongkok bertumpu pada kedua lututnya.

Anis:”aawww Mas”

Anis pun tampak terkejut dan saya lihat dia melihat ke istri saya. Tapi istri saya tampak cuek malah mengeluarkan ponselnya dan tampak fokus ke ponselnya.

Anis pun kembali memijat saya.

Saya:”gede dan montok pantat kamu Nis” ucap saya vulgar tanpa tedeng aling-aling sampil saya pegang lagi pantat Anis dan saya remas-remas di depan istri saya.

Anis:”Aduh mas, gak sopan ih..” tangannya kemudian menjauhkan tangan saya. Anis pun kembali melihat istri saya yang lagi asyik memainkan ponselnya. Istri saya tampak pura-pura tidak melihat.

Wife:”Jangan nakal Pah, raba-raba bool istri orang, udah diem aza di pijitnya” ucap istri saya.

Saya:”Lanjut Nis” ucap saya sambil tangan saya sempat meremas teteknya Anis.

Anis:Aawww”

Anis tampak masih sedikit bingung, tapi dia pun kembali memijat saya. Sekarang turun sudah ke punggung.

Wife:”Santai saja Kak, mijitnya kayak bubur-buru gitu” ucap Istri saya, karena Anis memang menjadi terlihat terburu-buru dalam memijat saya.

Anis:”eeg enggak koq neng” Ucap Anis.

Saya pun membiarkan Anis fokus memijat saya. Anis pun mulai memberikan lotion ke badan saya, makin lama makin nikmat hingga membuat saya ngantuk.

Wife:”Pah, buka aza celana kamu biar lotionnya gak kena celana”

Saya pun segera membuka celana saya sekalian celana dalam saya juga. Membuat Anis terkaget-kaget.

Wife:”Papah, suruh buka celana, sempaknya malah dibuka juga”

Saya tidak menjawab, tapi langsung tengkurap.

Wife:”Udah lanjutin saja kak” ucap istri saya.

Anis pun mulai memberi lotion ke pantat saya. Dia pun perlahan mulai memijit pantat saya.

Ternyata seperti Bu Heti, Anis pintar memijat pula, cukup bertenaga untuk seorang perempuan. Anis pun kini sudah memijit betis saya dan akhirnya dia pun selesai memijat bagian belakang saya.

Anis:”udah selesai Pak”

Saya:”Depannya belum Nis”

Wife:”Ia depannya belum, gimana enakan Pah?

Saya:”Ia enak mah, ringan rasanya badan papah”

Wife:”jadi gimana mau perawanin Hanum sekarang, mumpung dia masih nonton tv”

Anis:”Anak saya masih nonton bu?

Wife:”Ia masih, nah suara tv masih kedengeran, berarti dia nonton, biar saja kak, bosan dia, suntuk kurang kegiatan”

Wife:”Gimana Pah?

Saya:”Pijat depan dulu dech, sambil pemanasan” ucap saya lalu berbalik dan membiarkan kontol saya terlihat oleh Anis, belum tegak sich, tapi sdh sedikit menegang.

Wife:”Ya udah Kak lanjutin depannya, pijat juga kontolnya nanti ya kak..hihi”

Anis pun tampak sudah tidak seperti tadi, melihat istri saya yang cuek, dia pun mulai cuek, meski saya telanjang di depannya.

Anis langsung menuang lotion di dada saya. Dia pun mulai memijat bahu saya, matanya beberapa kali saya pergokin melihat ke kontol saya dan dia pun ternyum malu waktu saya pergokin.

Saya:”Cabak(raba) saja Nis, kalau penasaran sama kontol saya”

Anis:”eeehgghh” sambil menoleh ke Dewi.

Dewi Cuma mesem-mesem saja, mungkin di hatinya gue udah sering tuch ketemu yang lebih gede.

Karena saya terlentang, kini saya dapat melihat susu Anis bergoyang-goyang selagi memijat saya. Saya pun terus memperhatikan susu Anis. Tidak sadar kontol saya sudah ngacung ke atas.

Anis pun menyadari saya terus memperhatikan payudaranya, tapi dia kini cuek dan tetap focus memijat. Kini pijatannya sudah ke dada, puting susu saya malah dipilin-pilin sama dia. Saya memang paling tidak tahan untuk yang satu ini, saya pun beberapa kali menggelinjang dan meleguh nikmat. Istri saya hanya senyum-senyum saja, dia tahu betul kelemahan saya.

Saya:”aaagh…” reflek tangan saya meremas susu Anis dengan cukup kencang ketika dia sibuk memilin puting susu saya.

Anis:”Aaaw, Pak Dendi” sambil melihat ke istri saya dan berusaha melepaskan tangan saya dari susunya. Tapi tetap memegang susu kanannya dan meremasnya.

Wife:”Suami saya paling gak kuat kak, kalau pentil susunya diuyel-uyel” ucap istri saya cuek.

Anis pun membiarkan saya meremas-remas susunya dan kini dia mulai memijat lagi, kini ke bagian pinggang.

Tangan saya pun sudah berpindah meremas susu kirinya Anis.

Anis:”aaagh Pak Dendi” Anis pun tak sadar merintih, tapi tangannya tetap memijiti saya.

Saya sudah cukup puas meremas-remas susu Anis, kini saya terlentang dan kedua tangan saya berada di belakang kepala menyangga kepala saya.

Wife:”Kontol si papah sudah ngaceng gitu, sudah bisa Pah, kamu perawanin Hanum”

Anis:”Ia Pak Dendi, kayaknya kontolnya sudah keras, sudah bisa menjebol momok perawannya Hanum anak saya” ucap Anis berani dan vulgar. Mungkin Anis membiarkan saya menggerayangi dia agar saya bernafsu dan bisa menyetubuhi anaknya malam ini juga.



Wife:”Jadi gimana Pah, mau hencuet anaknya atau heunceut mamahnya hihi dulu?

Anis pun tampak terkejut mendengar ucapan istri saya.

Saya:” memek Mamahnya aza sayang, papah udah nafsu dari kemaren-kemaren”

Anis tampak terkejut mendengar pembicaraan kami.

Wife:”Kak, gimana, kakak mau kan melayani suami saya?

Anis:”Mak..maksudnya bu?

Wife:”Melayanin suami saya di ranjang, ewean? Tenang saja nanti uang untuk Hanum saya tambahin”

Anis:”ta..tapi?

Wife:”Kakak juga pasti butuh kan, kata kakak, suami kakak selalu memberi nafkah bathin hampir tiap hari, biar suami saya yang menggantikan.



Anis tampak menoleh ke istri saya lalu kepada saya dan kemudian melihat kontol saya.

Wife:”Anggap saja kakak memberi contoh sama Hanum, biar dia tahu gimana nanti memuaskan suami saya, bukan Cuma seperti gedebong pisang kalau nanti jadi diewe suami saya”

Anis:”Maksud ibu?

Wife:”Ya kasih contoh sama kakak, gimana ngewe itu, gimana sebagai perempuan kita waktu diewe, harus gimana, biar dia nanti saya panggil”

Anis:”tapi kak”

Istri saya tidak menunggu jawaban Anis tapi malah berjalan keluar dan membuka pintu kamar lalu memanggil Hanum.



Wife:”Hanum, masuk sini”

Terdengar suara Hanum.

Hanum:”Baik tante”

Sementara Anis tidak lagi memijit saya tapi tampak sedikit kebingungan.

Anis:”saya sich mau saja melayanin Pak Dendi di kasur, tapi kalau dilihatin anak saya, harga diri saya di mana? Anis bergumam.

Saya pun meraba selangkangannya Anis, walau tidak nyampe karena tertahan kain bajunya.



Saya:”Harga diri kamu di memek kamu nis hehe”

Anis pun mesem.

Di tengah kebingungan Anis, Hanum sudah datang dan istri saya segera menutup pintu kamar.

Hanum tampak terkejut melihat saya terlentang tanpa busana, dan kontol saya tegak ngacung ke atas dan ibunya ada di samping saya sedang bersimpuh. Hanum pasti berpikir dia akan segera diperawanin.



Istri saya meminta hanum duduk di kursi tempat dia tadi duduk.

Wife:” Duduk di situ sayang” ucapnya. Hanum pun duduk dan matanya tak lepas memandang kontol saya.

Anis:”Neng, eh Bu tapi ?

Wife:”Udah gpp, sensasinya malah luar biasa nanti kak, di ewe orang di depan anak”

Hanum:”bu, malam ini? Sepertinya Hanum bertanya kepada mamahnya apakah malam ini dia akan diperawanin dia belum connect dengan perkataan Dewi.



Istri saya malah yang menjawab.

Wife:”Belum Hanum, mungkin besok malam, malam ini mamah kamu Kak Anis akan ngajarin kamu dulu gimana muasin laki-laki, muasin pejantan, jadi nanti kamu bisa betul-betul memberi kepuasan kepada bapak, suami saya, pas diewe nanti kamu gak boleh Cuma diem kayak gedebong pisang” ucap Dewi.

Hanum:”maksudnya?

Wife:”Kak, ayo praktekan langsung”

Anis:”eee, neng diam aza di situ, lihat mamah ya” ucapnya sedikit bergetar.



Anis:”tapi bu saya gak biasa ditonton” ucap Anis lagi masih raguragu walau saya tahu dia juga sange dari tadi, mukanya Nampak memerah.

Wife:”Udah gpp, nanti juga kak Anis akan rasakan sensasinya bagaimana dientotin orang di depan anak sendiri, luar biasa kak” ucap Dewi.

Anis:”Baiklah Bu”

Hanum tampak sekarang sudah papah, mamahnya bakal saya ewe, bukan dia.



Anis tampak menoleh ke anaknya.

Anis:”Jadi neng, melakukan hubungan suami istri itu gak cuma kontolnya si lelaki dimasukan ke momok kita tapi…harus ada pemanasan dulu, misal seperti ini, laki-lakinya sudah telanjang, gak enak kalau langsung dimasukin, ada ciuman dulu ada…”

Wife:”Dipraktekan kak”

Anis Nampak sedikit bingung, saya pun mengambil inisiatif, saya tarik Anis dan saya lumat bibirnya. Saya pun menciumin bibirnya Anis.



Anis:”mmmmpzzz eeeeh” saya lihat Hanum sampai bengong melihat ibunya saya ciumin. Lidah saya pun masuk ke mulut anis, akhirnya kami pun bertukar lidah, tangan saya mengelus-elus pantat Anis dan kemudian meremas-remasnya.

Wife:”Udah dulu pah, cukup, biar di lanjut pelajarannya”

Saya pun melepaskan mulut saya dari mulutnya Anis.

Anis:”terus neng, kita pegang kontolnya si cowok dan kita kocok-kocok dahulu seperti ini” ucap Anis sambil duduk dan memegang kontol saya lalu dikocok-kocoknya perlahan. Kini Anis sepertinya sudah mulai terbawa nafsu. Dia terlihat rileks. Sementara Hanum bengong tak percaya melihat ibunya sedang mengocok kontol orang lain yang bukan suaminya alias papahnya hanum.



Anis:”Kita jilat telurnya dulu, buah zakarnya ini nich” ucap Anis sambil menunduk dan mulai menjilati buah zakar saya.

Anis:”Enak sayang” ucap Anis mulai nakal dan memanggil saya sayang.

Saya:”enak Nis, kamu pinter juga aagh, tunjukan Nis ke Hanum gimana hebatnnya kamu di ranjang” saya mencoba memotivasi setengah mengsugesti Anis.

Anis pun semakin berani, buah zakar saya sekarang dimasukan ke dalam mulutnya.



Anis:”ckkuuuekpppplllp…muaaaaachhhh,cploook….cploook…cplooook” Anis pun mengeluarkan buah zakar saya dari mulutnya dan menampar-namparkan kontol saya yang sudah mengeras ke mukanya sambil menapa anaknya.

Aku lihat Hanum memperhatikan betul, tapi aku tak bisa tebak apa yang di pikirkannya. Sementara istri saya tampak sudah mengambil kursi satu lagi dan duduk di belakang Hanum, wajahnya tampak sedikit memerah, sepertinya Dewi sedikit bernafsu juga.

Anis:”Neng, kontolnya gemuk dan panjang, pasti nanti memek kamu bakal sakit waktu pertama dimasukin, tapi jangan takut, setelah sakit bakal nikmat, yang gede dan panjang gini bisa bikin klepek-klepek, penuh di dalam memek” ucapnya kepada Hanum anaknya sangat vulgar tanpa tedeng aling-aling, mungki dasarnya begitu, saya ingat waktu malam awal dia datang, dia juga berani bicara begitu vulgar sama anaknya.

Anis kini mulai menjilati batang kontol saya mulai dari bawah dan naik sampai ke kepala kontol saya.



Lidah Anis pun menggelitiki lubang kecing saya.

Saya:”Aaah, nikmat Nis,” ucap saya sambil memegangi kepala Anis yang masih dibungkus jilbabnya yang berwarna putih.

Anis pun terus menggunakan lidahnya mengorek lubang kencing saya, antara geli dan nikmat.

Anis:”dijilat lubah kencing, lubang kontolnya neng” ucap Anis

Saya pun merem-melek sambil sesekali melihat ke Hanum. Ku lihat tangan istri saya meremas-remas payudaranya Hanum dari belakang, dia sudah memindahkan kursinya ke belakang Hanum.

Hanum:”Aaagh Tan” tangannya berusaha menahan tangan istri saya.



Saya:”Mah, jangan dong, harusnya papah yang pertama nyentuh itu”

Wife:”Hehe sorry Pah” istri saya pun melepaskan tangannya dari dada Hanum.

Anis pun tampak melirik ke anaknya dan tersenyum.

Anis:”Neng, sekarang mamah mau masukan kontolnya Om Dendi ke mulut mamah” ucapnya dan kemudian memasukan kontol saya ke dalam mulutnya perlahan-lahan sambil menatap wajah anaknya. Ku lihat Hanum menatap wajah ibunya yang tiba-tiba menjadi wanita binal layaknya seorang pelacur. Pelacur saja mungkin masih punya malu mesti melakukan hal demikian di depan anaknya.



Saya:”Aaagh enak Nis, kamu ternyata pinter nyepong” ucap saya, padahal biasanya saya tidak banyak komentar, tapi untuk membuat Anis semakin semangat dan loss control saya menstimulus dia.

Anis tidak bisa menjawab karena kontol saya sedang berada di dalam mulutnya. Anis tampak berusaha memasukan seluruh batang kontol saya ke dalam mulutnya, sampai matanya mendelik. Begitu masuk semua Anis pun segera mengeluarkan dari mulutnya.

Anis:”Aagh panjangnya kontol” ucapnya lalu kembali mengulanginya lagi, memasukan kembali kontol saya perlahan sambil mengurut buah zakar saya dan berusaha menelan seluruh batang kontol saya. Kemudian dia mengeluarkannya kembali. Dilakukannya hal ini berulang-ulang sambil menatap anaknya.

Kontol saya pun semakin mengeras.

Saya:”Aaagh gila enak banget mah uugh”

Istri saya hanya tersenyum, tampak dia juga sedang meremas-remas susunya sendiri.



Timbul ide iseng di dalam diri saya.

Saya:”Mah, minta Hanum yang…” saya tidak meneruskan ucapan saya tapi memberi kode dengan kedua telapak tangan saya seperti sedang meremas.

Dewi pun tersenyum dan langsung bergeser ke samping Hanum, tangannya pun menarik kedua lengan Hanum dan menaruh telapak tangan Hanum di dadanya.

Wife:”Remas susu tante, Hanum”

Hanum tampak ternganga dan bingung.

Istri saya pun memandu tangan Hanum untuk meremas-remas dadanya.

Anis:”Remas neng, tokednya Ibu Dewi” ucapnya sambil menampar-namparkan kontol saya ke kedua pipinya. Tampak Anis sudah puas memblowjob saya, saatnya pindah ke part berikutnya.

Saya pun menarik tangan Anis. Anis pun paham dia segera naik ke badan saya. Kini wajahnya tepat dihadapan saya. Segera saya lumat bibirnya. Anis pun membalas lumatan saya sambil matanya memperhatikan ekspresi anaknya yang sedang meremas-remas susu istri saya.

Anis:”Mmmpz, muaaaach…mmmmuacch uuuughhh” sementara kedua tangan saya memeras-remas pantat bulatnya Anis. Benar-benar montok pantatnya si Anis ini dan pinggulnya belum melebar seperti bu Heti.

Anis:”Aagh,muaaachhh…uuhh..muaaaach” Anis pun menjulurkan lidahnya untuk saya isap, tampaknya keberadaan anaknya sekarang justru membuat dia semakin tertantang untuk tampil binal. Mata Anis ku lihat dari tadi melihat ke arah anaknya seolah-olah mengatakan nanti kamu harus contoh mamahmu bagaimana memuaskan laki-laki.

Sementara mata Hanum pun melihat kepada kami yang sedang berciuman seolah tanpa berkedip. Ku lIhat dari jilbab hitamnya di bagian kening sedikit basah oleh keringatnya. Padahal AC sudah di pasang pada posisi suhu paling rendah. Sementara tangannya tetap bergerak meremas-remas susu istri saya. Sementara Dewi tampak tersenyum kepada saya sambil mengangkang dan tangannya masuk ke dalam roknya meremas-remas selangkangannya sendiri.



Sementara saya masih berciuman dengan Anis dan tangan saya masih tak berhenti meremas-remas pantatnya. Sementara kontol saya menyundul-nyudul selangkangan Anis.

Setelah puas berciuman saya pun mendorong Anis hingga terlentang dan saya segera menidih Anis. Kini tangan saya berpindah meremas-remas susunya Anis masih cukup padat untuk wanita yang sudah berumur.

Mulut kami masih saling melumat. Saya lirik istri saya tampak berdiri menuju lemari. Istri saya pun tampak mengeluarkan sebuah dildo warna orange yang berukuran besar yang dulu pernah kami beli waktu liburan ke bali awal-awal kami menikah dan belum punya anak, tapi jarang digunakan, apalagi sekarang dia bisa dapat banyak yang asli.

Entah apa rencanya istri saya asal jangan digunakan buat Hanum.



Ku lihat istri saya mendekati Hanum dan duduk kembali di sampingnya. Mata Hanum kini beralih kepada benda yang di bawa istri saya. Mata saya dan Anis pun demikian, kami sudah tidak saling berciuman hanya tangan saya yang masih meremas-remas susunya Anis.

Istri saya tampak menunjukan benda tersebut kepada Hanum agar bisa di lihat lebih dekat.

Wife:”Han, kamu tau ini apa?

Hanum:”eeegh, tau tante”

Wife:”Hebat ternyata kamu tahu juga benda beginian, ini namanya apa sayang”

Hanum:”Dildo tan, saya pernah lihat di internet” Ucap Hanum, matanya tak lepas dari dildo tersebut walau sesekali melihat kepada saya yang sedang menindihibunya yang kini kami berdua terdiam.



Wife:”Dildo ini bentuknya seperti apa sayang? Sambil istri saya menempelkan dildo tersebut di pipi Hanum.

Hanum:”seperti…seperti burung lelaki tante”

Wife:”Hihi, masa, ini gak ada sayapnya”

Hanum:”Ia tante, burung lelaki”

Anis:”Apa namanya itu neng? Ucap Anis kepada anaknya.

Hanum:”kontol Mah” ucap Hanum sedikit pelan



Sementara saya menaikan rok Anis hingga ke pinggang. Tampak pantat semok Anis terbungkus cangcut berwarna merah. Tangan saya pun kembali meremas-remas pantatnya Anis sambil melihat kepada Hanum. Sementara tanganya Anis turun ke bawah dan memegang kontol saya yang tepat berada di bawah memeknya. Anis pun kembali mengocok-ngocok kontol saya.

Anis:”Om, kontolnya nyodok-nyodok momok aku hihi” ucapnya dengan suara keras sehingga terdengar oleh Hanum dan istri saya. Hanum tampak menoleh dan melihat tangan mamahnya yang sedang mengocok-ngocok kontol saya yang tepat berada di bawah memeknya.



Wife:”Lihat, mamahmu lagi ngapain sayang? Ucap istri saya sambil mengarahkan kepala dildo menyundul-nyundul mulutnya Hanum.

Hanum tida menjawab hanya melihat ke wajah istri saya sebentar dan kembali melihat ke tangan ibunya yang sedang mengocok-ngocok kontol saya.

Wife:”Ibumu lagi mengajarin kamu, itu yang harus kamu lakukan nanti ke bapak (saya)”

Hanum hanya menganggukan kepalanya pelan. Sementara Anis sudah menarik tangannya dan kini memegang kepala saya dan menciumi bibir saya lagi. Lidah kami kembali saling melumat.

Anis:”Neng, ciuman itu nikmat neng aaah, apalagi lihat, kontolnya si om ke gesek-gesek cangcut mamah” ucapnya nakal dan binal.



Wife:”Hanum, lihat ini lagi nak, ini namanya apa sayang, tadi kamu udah bilang” ucap istri saya sambil menyodok-nyodokan kepala dildo ke bibirnya Hanum.

Hanum:”eegggh. Kontol tan” ucapnya pelan.

Istri saya tampak tersenyum.

Wife:”Tepat ini kontol, coba kamu emut sayang”

Hanum pun perlahan membuka mulutnya dan kepala dildo pun mulai memasuki mulutnya. Istri saya pun mendorong dan kemudian menarik kepala dildo di mulut Hanum.



Saya dan Anis pun terdiam melihat ke Hanum, hanya nafas kami yang terdengar.

Saya pun menjadi semakin terangsang meilhat Hanum yang sedang mengemut dildo. Saya pun menggeser jilbab Anis

sehingga lehernya terlihat. Lalu saya pun segera melumat lehernya Anis.

Anis:”Aaagh Pak, gak kuat, kontolnya ke gesek memek aku terus” ucap Anis. Aku pun merasa celana dalam Anis menjadi basah.

Saya:”lepas aza cangcut kamu” ucap saya.

Anis pun tampak menurunkan celana dalamnya, sementara tangan saya meloloskan baju kurung Anis dari kepalanya. Kini hanya tinggal Jilbab, bra warna merah yang masih menutup teteknya Anis, sementara celana dalamnya sudah di bawah lututnya. Saya pun segera bangkit dan menarik lepas celana dalam Anis. Tampak memang sudah basah di bagian depannya.



Ku lihat Hanum pun melihat kepada saya yang sedang menelanjangi mamanya. Ku lihat memeknya Anis yang sudah terbuka lebar, cukup lebat juga bulunya, mirip punyanya Dewi, tapi sedikit lebih lebat karena Dewi sudah sedkit mencukur bulu memeknya dan sudah dirapikan kemaren sebeum pemotretan.

Hanum tampak memperhatikan saya yang kini sudah berada di depan selangkangan mamahnya. Hanum kini kulihat memegang dildo tapi dildo tersebut digesek-gesekan ke teteknya istri saya. Mungkin itu permintaan Dewi.

Saya pun melebarkan kakinya Anis. Anis pun tampak menatap mata saya dengan sayu.



Anis:”Pak Dendi suka ya baok aku lebat? Sepertinya punyanya Ibu Dewi” aku sedikit kaget dari mana Anis tau bulu memek istriku lebat. Tapi saya tidak memperdulikannya lalu saya pun berjongkok dan menggunakan tangan saya untuk menyingkirkan bulubulu memeknya Anis. Kini garis memeknya Anis pun terlihat. Saya pun mulai menjulurkan lidah saya menelusuri bibir memeknya Anis.

Anis:”Aaagh neng liat, nanti si Om pasti juga bakal jilatin heunceut kamu” ucap Anis. Terdengar seperti istri saya.

Aku melihat dengan sudut mataku, ku lihat Dewi meremas-remas susunya sendiri. Sedang kulihat Hanum sudah berjongkok di depan selangkangan istri saya, tampak baju panjangnya sudah di gulung sampai paha. Tampak memek istri saya hanya tertutup celana dalam warna pink.



Ku lihat Hanum mengarahkan dildonya ke memek istri saya yang masih terbungkus cdnya.

Sementara lidah saya kini sudah masuk ke dalam memeknya Anis.

Anis:”Aaagh Pak Dendi, enak banget uuuh, Pak Dendi pinter jilmek aaaah, lidahnya si Om masuk ke momok mamah neng” Ku lihat hanum menoleh ke ibunya dan melihat ke arah saya, tapi kemudian dia kembali menggesek-gesek kepala dildo ke memeknya istri saya.

Wife:”UUgh pinter ya gitu Han, gesekin terus di heunceut tante aaagh”

Sementara saya menjilati memeknya Anis, jari saya kini ikut mengorek-ngorek lubang memeknya Anis yang berwarna pink, itilnya kemudian saya tekan menggunakan jempol saya.



Anis:”aaaagh Pak Dendi kena itilku, setan ninkmat uuuggh ngeunah aaaah, aagh neng itil mamah dimainin om Dendi” ucap Anis. Spontan Hanum pun menoleh. Tampak istri saya pun berdiri dan menuntun Hanum berdiri dan membawa Hanum ke dekat ranjang. Lalu mereka duduk di samping kami di tepi ranjang.

Wife:”Nah Han, lihat dari sini lebih jelas, lidah om lagi ngorek-ngorek heunceut mamahmu hihi” ucap istri saya. Saya pun sempat menoleh ke mereka sebentar, terutama melihat wajah Hanum yang sebelumnya malu-malu dan takut juga bingung sekarang lebih terlihat seperti orang yang penasaran, kemudian saya mulai mengorek-ngorek memeknya Anis dengan dua jari saya. Memek Anis pun sudah semakin basah, bulu-bula memeknya pun menjadi klimis.

Anis:”Aaagh Pak, eh Pak Dendi, udah gak kuat masukan saja aagah”

Wife:”Tanya Han, mamahmu minta dimasukan apa? Ucap istri saya, saya lihat dia sepertinya dia menepuk pundak Hanum.



Hana:”mah, mamah minta dimasukan apah?

Sementara saya mulai mengocok memek Anis dengan dua jari saya.

Anis:”Mamah minta dimasukin kontol Om Dendi neng, momok mamah sudah basah aaahghhgg pak Dendi saya keluar aaaihhh” ucap Anis sambil mengejang dan sesuatu terasa menyemprot jari saya dan saya pun segera mencabut jari saya dan nampak basah.

Wife:”Mamahmu udah orgasme Han, tandanya itu jari Om sampe basah oleh cairan heunceut mamah kamu” ucap Dewi sambil mengelus-elus kepala Hanum yang terbungkus jilbab warna coklat.

Anis:”Ia neng, nikmat banget pokonamah, tapi aya nu leuwih nikmat(ada yg lebih nikmat), Om eh Pak Dendi, masukin aza kontolnya ke momok aku” ucap Anis.



Saya pun semakin melebarkan kedua paha Anis, sedang kedua kakinya saya taruh di pinggang saya, saya gesek-gesek sebentar kontol saya di memeknya Anis.

Wife:”Bentar Pah, Han, coba kocok-kocok dulu kontol Om sama kamu” ucap Istri saya.

Saya:”Ia Han nich” Saya pun mengaucngkan kontol saya.

Hanum malah tampak bergidik dan menatap ibunya kemudian Dewi.



Wife:”Pegang neng, pegang dulu kontolnya Om” ucap istri saya.

Anis:”Ayo neng, biar sekalian belajar, nanti gak kaku lagi pas kamu diperawanin” ucap Anis

Hanum pun mengulurkan tangannya, sedkit gemetar akhirnya dia pun memegang kontol saya.

Wife:”Kocok pelan-pelan saja” ucap Dewi.

Hanum pun perlahan mengocok kontol saya. Gak ada enak-enaknya sich, tapi sensasinya membuat kontol saya lebih keras.

Wife:”Enak Pah”

Saya mengangguk saja.



Wife:”Udah, sekarang kamu masukin kontolnya si Om ke heunceut mamah kamu” ucap Dewi.

Hanum sempat melihat ke ibunya, Anis pun segera menganggukan kepalanya.

Anis:ia neg, biarkan kontolnya om merobek momok mamah kamu, merampas kehormatan mamah kamu sebagai seorang istri dan ibu” ucap Anis malah memprovokasi anaknya

Wife:”Udah Hanum, colokan sekarang”

Hanum perlahan mengarahkan kontol saya ke memek ibunya. Setelah pas di lubangnya, Hanum pun segera memasukan kontol saya ke memek ibunya dibantu oleh dorongan badan saya. Perlahan kontol saya membelah memeknya ibunya Hanum. Saya tekan makin dalam.

Anis:”Aeeeggggh neng, masuk kontolnya om Dendi ke memek mamah aaagh, sakit-sakit ihhhi uuh” Ucap Anis sambil merem-melek dan pura-pura kesakitan. Saya pun tidak lagi memperhatikan Hanum. Tangan saya segera mengeluarkan kedua susu Anis yang masih ada di dalam bhnya dan kemudian langsung saya remas-remas.

Kontol saya pun sudah terbenam semua di memeknya Anis.



Anis:”aagh masuk kontolnya, neng mamah sudah ternoda, agggh mamah dinodain neng, kehormatan mamah sudah dirampas” ucap Anis. Saya pun menyodokan kontol saya perlahan dan perlahan. Setleah masuk semua saya pun mulai mengentot ibunya Hanum. Ploook…ploook..plooook.. paha saya berkali-kali menghantam pantatnya Anis yang montok dan padat.

Anis:”Aaagh, kontolnya mentok aah di Rahim aku Pak Dendi uuughh, neng mamah dinodai om Dendi” Ploook…ploook, benturan paha saya dengan pantatnya Anis semakin nyaring terdengar.

Saya pun menggenjot memeknya Anis. Anis pun mengimbangi dengan menggoyangkan pantatnya.

Anis:”Aaagh…uugughggg, neng nanti kalau kamu diewe seperti mamah begini, kamu juga jangan diam saja, harus ikut goyang, biar lelaki yang ngewein kita juga ngerasain nikmat aaah…enak Pak” ucap Anis.



Saya pun mendundukan kepala saya dan segera mendaratkan mulut saya di susunya Anis. Teteknya memang besar, putingnya panjang coklat gelap dan besar sepertinya sering dihisap suaminya. Lingkaran areola disekitar puting susunya begitu lebar dan berwarna coklat muda. Lidah saya pun menyapu sekitar putingnya Anis membuat dia menggelinjang kegelian tapi belum menyentuh pentilnya.

Anis:”aagh nikmat pak Dendi uuughggghhh..geli nenen Anis uugh” ucapnya, tangannya meremas kain seprai hingga sedikit berantakan.

Ranjang pun berderit seiring gerakan saya yang maju mundur. Ku lirik istri saya sedang meremasi susunya sendiri sambil melihat ke wajah Anis, mungkin istri saya suka melihat ekpresi Anis, tampak muka Anis begitu merah, jilbabnya sudah acak-acakan.



Anis:”Aaagh..ugggh..ooohhhh” sementara Hanum tampak menggenggam tangan kiri mamahnya yang tubuhnya tergoncang-goncang seiring sodokan saya.

Anis:”UUghhh geli pentil susunya mamah neng” ucap Anis, ketika lidah saya menyapu puting susunya. Saya pun memang dari tadi sudah penasaran dengan pentilnya yang panjang. Saya pun segera mencaplok pentil susunya Anis dan saya pun menghisapnya kuat-kuat, sayang tidak ada asinya. Kemudian saya pun pindah ke pentil susu satunya lagi. Sambil nyusu saya pun tetap menyetubuhi Anis.



Anis:”Aaaagggh neng, nanti kamu kalau diewe pasti begini juga, pentil susumu pasti diisep neng, itu nikmat banget pokonamah, sambil kontol keluar masuk di momok kita aaagh Pak Dendi uugh penuh momok aku uugh” ucap Anis.

Saya tetap maju mundur sambil menghisap pentil susunya Anis, sementara susu lainnya saya remas-remas.

Anis:”Aaaag neng, susu mamah dicupang sama Om, Pak Dendi uuughhh” ucap Anis. Hanum tampak penasaran, matanya melongok untuk melihat tanda merah di dekat puting susu ibunya yang sebelah kanan.

Hanum:merah banget” dia bergumam sendiri.

Makin lama, memek Anis makin nikmat, seperti memijat-mijat dan terasa semakin lengket, Anis pun terlihat lelah, sepertinya dia sudah orgasme lagi tanpa sepengetahuan saya.



Saya kini pindah menghisap susu Anis yang sebelah kiri, setelah meninggalkan dua cupangan di susu kanannya.

Anis:”Nich neng, ada dua cupangan di susu mamah yang sebelah sini” ucap Anis menujukkan kepada Hanum yang tampak melongo, entah apa yang ada dalam pikirannya

Hanum:”ia, besar-besar bekas cupagannya om Dendi mah” ucap Hanum.

Sementara Dewi ku lihat sudah pindah duduk kembali di kursi. Kali ini dia tampak tidak melakukan apa-apa hanya menyaksikan kami saja, dildo tergeletak di sampingnya.

Saya:”Anis, nungging” ucap saya sambil mencabut kontol saya. Anis pun kemudian membalik badannya tapi terlihat lambat dan sedikit malas kemudian dia pun dan menunggingkan pantatnya dan kepalanya terbenam di bantal.

Saya pun melepas kait bh Anis terlebih dahulu yang masih menempel di punggungnya dan saya tarik hingga lepas, kemudian saya berikan ke Hanum. Hanum pun segera mengambil bh mamanya.



Kemudian saya kembali memasukan kontol saya ke memek ibunya Hanum.

Anis:”Aaaagh enak uughh” ploook..ploook..ploook sambil memegang ujung bawah jilbabnya saya pun menyetubuhi ibunya Hanum. Memek Anis sedkit terlalu lengket, sedikit membuat saya tidak nyaman. Saya peluk saja dia dari belakang sambil tangan saya meremas-remas kedua susunya Anis. Saya sodokan kontol saya semakin cepat.

Anis:”Aaaagh, kontol pak Dendi nyodok sampai perut mamah neng uuuh,memek mamah nikmat”Ucap Anis, kepalanya beberapa kali tersentak oleh sodokan saya.



Anis:”Aaagh neng ini yang namanya diewe gaya anjing uuugh, dalem kontolnya nyodok momok mamah neng”. Ucap Anis sambil ngos-ngossan.

Semakin lama saya pun semakin mempercepat sodokan kontol saya, sementara Anis mengimbangi dengan memaju mundurkan pantatnya.

Anis:”Aaaga gak kuat aing uuug pak Dendi,aaaah ewe yang kenceng uuuh”

Saya pun mempercepat sodokan saya karena kebetulan saya pun sudah mau keluar.



Saya:”aaaagh anjing terima ini” ucap saya sambil menekan kontol saya dalam-dalam.

Anis:”Aaagh Pak Dendi jangaaan di dalam” Ucap Anis. Tapi sudah terlanjur. Crooot…crooot…croooot. Peju saya pun memenuhi memeknya Anis.

Anis:”aaagh aduuuuh” Anis cepat-cepat menarik lepas kontol saya, tampak sebagian sperma saya meleleh dari dalam memeknya.

Anis pun segera menghadap saya sambil mengangkang dan mengobel memeknya, tampak cairan putih keluar sedikit demi sedikit.

Anis:”Aduh neng, mamah nggak kb”

Dewi pun segera menghampiri saya.



Wife:”Kenapa Pah?

Saya:”Anis gak kb” ucap saya sedkit panik juga.

Wife:”koq dikeluarkan di dalam?

Saya:”anis telat ngasih tahunya, keburu papah keluar”

Anis:”Ia bu saya yang telat ngasih tahu”

Sementara Hanum hanya bengong.



Wife:”Kalau gitu, percuma dikobelin juga Kak, pasti sprema suami saya saat nembak sudah banyak yang masuk ke heunceut terus ke Rahim kakak, biar saja belum tentu jadi juga”

Anis tampak menarik nafas panjang, ada sedikit ke khawatiran tergambar di wajahnya.

Wife:”Ya udah kakak, rebahan dulu saja, pasti lemeskan?

Anis:”ia, lemes banget neng abis dikontolin mah, tapi biar di kamar sebelah saja istirahatnya” ucap Anis seperti hendak turun tapi ditahan oleh tangan Dewi.



Wife:”gpp kak, di sini saja dulu, santai saja dulu” ucap Dewi, entah apa ada tujuan tertentu melarang Anis buru-buru pergi atau ada apa.

Anis pun menuruti permintaan istri saya dan segera merebahkan badannya, dia tampak melihat ke wajah anaknya yang tampak memperlihatkan ekpresi takut juga.

Istri saya tampak menangkap ke khawatiran mereka.

Wife:”Udh gpp kak, aku tanggung jawab koq, kalau kakak sampai hamil, anaknya biar saya rawat” ucap istri saya enteng.

Anis tampak kembali melihat ke wajah anaknya.



Anis kemudian beralih menatap Dewi.

Anis:”Saya takut bu”

Istri saya pun duduk pindah lebih dekat di samping Anis. Sementara saya bangkit dan duduk di atas kursi tempat Dewi duduk tadi.

Ku lihat hanum sepertinya hendak duduk di kursinya tadi tapi melihat saya yang telanjang duduk di kursi dia duduk kembali di tempatnya semula.

Wife:”Kan udah saya bilang kak, kita rawat kalau jadi jangan khawatir, kelakuan saya dan suami memang bejat tapi kami bukan pnjahat kak”

Anis:”Bukan itu bu” ucapnya sambil kembali duduk.



Anis:”Neng, ambilkan kutang sama cangcut mamah” ucap Anis. Hanum pun memberikan bh Anis yang masih dipegangnya. Kemudian bangun dan mengambil cd ibunya yang tergeletak di ujung kasur dan memberikan kepada Anis.

Anis:”Saya takut kalau nanti hamil, suami saya bisa marah besar, karena kan saya lama di sini Kak, saya tidak ada ngentot sama dia, terus tiba-tiba saya datang hamil, suami saya itu preman” ucap Anis sambil memakai celana dalam dan bhnya yang berwarna merah.

Wife:”Ya, kan Cuma sekali kak, belum tentu juga hamil, tapi kalau misalkan betul-betul hamil, biar saya yang hadapin suami kakak, segalak apa sich dia”

Anis:”Walau dia preman, dia sayang banget sama saya, cemburuan banget, pernah ada temennya nyolek pantat saya, dihajar sampai babak belur, terus dia kalah judi, ada temennya yang menang, mau aza katanya dibayar pakai saya, minta saya temenin tidur, dia marah, sampai temennya mau dibacok, terus dia ditangkap polisi, sempat dipenjara hampir lima bulanan suami saya”

Sekarang saya yang menjadi sedikit ciut dan khawatir.

Wife:”Bener suami kakak sayang sama kakak? Pernah gak disuruh berhenti judi?

Anis:”Sering kak, tapi malah marah-marah, bilangnya itu urusan saya, urusan kamu di dapur sama di kasur, gitu malah ngomongnya”

Wife:”Berarti dia gak bener-bener sayang tuch, kata kaka dia suka maen cewek juga?

Anis:”Ia sich, suka maen sama bondon”



Wife:”Apa seperti itu bisa dibilang sayang?

Anis:”Tidak neng”

Wife:”Terus dia setuju ngejual keperawan Hanum juga boleh saja nikah sama kepala Desa yang sudah punya istri, gak sayang keluarga kan?

Anis:”Ia neng”

Wife:”Dia cuma manfaatin kakak saja, karena mungkin dia tidak punya siapa-siapa lagi, yang lebih disukai dia judi kan, mau dapat uang dengan cara gampang”

Anis:”ia” ucapnya samibl melihat saya dan Hanum.



Wife:”Berarti uang lebih penting buat dia, tenang saja kalau sampai kakak benar-benar hamil, saya yang bakal ngadepin suami kakak, diiming-imingi uang paling dia klepek-klepek, eh memang lagi masa subur?

Anis:”ia kak”

Wife:”Terus kenapa tadi gak bilang dari awal biar suami saya tidak buang diheunceut kakak?

Anis:”Kan tadi awalnya uma disuruh mijet, gak kepikiran saya bakal disetubuhi sama suami neng saya pun gak begitu ngira suami kakak mau sama saya biar saya sering lihat dia curi-curi pandang lihat tetek saya, jadi gak kepikiran bilang saya lagi subur neng”



Wife:”Ya udah gak usah dipikirin lagi kak, tadi kan niatnya sambil ngajarin Hanum ia kan?

Anis:”Udah tenang sekarang koq neng, makasih ya”

Wife:”saya yang makasih, kakak mau layanin suami saya”

Anis:”Hehe, sama-sama enak kak”

Wife” Kalau Hanum lagi masa subur gak?

Anis:”kayaknya nggak kak?

Hanum:”Nggak tante”

Wife:”Berarti aman kalau keperawanan kamu diambil minggu ini, terus suami saya buang diheunceut Hanum, soalnya suami saya paling suka keluar di dalam”



Anis:”tenang saja neng aman”

Wife:”Syukur dech, tuch pah, jadi rencananya kapan, mamahnya udah papah ambil kehormatannya sebagai seorang istri malah bisa saja hamil, anaknya kapan hehe?

Saya:”Heh, besok mungkin mah, kalau sekarang capek papah”

Wife:”Gimana kalau besok kita jalan-jalan ke luar kota Pah, biar Anis sama Hanum ikut sama kita”

Anis:”Tapi besok saudara saya mau ke sini ambil uang itu kak”



Wife:”Oh ya, saudara kamu kenal sama bu heti kan, biar dititip sama bu Heti saja, biar dia yang tunggu rumah”

Anis:”Kenal, bisa kalau begitu”

Wife:”gimana Pah?

Saya:”Boleh saja, gimana mamah saja dech”

Wife:”Itung-itung ajak mereka jalan-jalan, biar gak bosen”



Anis:”kalau gitu saya pamit ya neng, Pak, Hanum maafin mamah ya, mama lepas control, mamah sekarang sudah kotor, sudah ternoda, ternyata malah mamah yang dinodain dulu sama pak Dendi, bukan kamu”

Hanum:”ia, gpp” ucap Hanum singkat.

Wife:”ia kak, ya sudah silahkan istirahat” Anis pun berdiri dan segera memakai baju panjangnya lagi. Sedikit gontai dia turun dari ranjang.

Anis:”Aaaw bapak ini.” ucapnya ketika dia sudah turun saya pun meremas-remas pantatnya.

Wife:”Papah ini berani amat, remas-remas pantat istri preman hehe”

Anis:”neng bisa saja hehe”

Istri saya tampak menyilangkan jarinya di bibirnya seperti sebuah kode kepada Anis. Anis pun segera mengajak Hanum yang dari tadi cuma diam saja. Mereka pun segera keluar dari kamar saya.



Wife:”Sana cuci dulu kontolnya ih, malah duduk-duduk aza” ucap istri saya.

Saya pun segera masuk ke kamar mandi. Setelah selesai saya pun kembali masuk ke dalam kamar. Ki lihat istri saya sudah berada dalam selimut. Saya pun segera mengambil baju piyama saya dan bergabung dengan istri saya di dalam selimut.

Wife:”Mmmp, gimana Pah, puas, udah bisa nodain si Anis hehe”

Saya:”Puas mah, tinggal anaknya yang bakal papah nodain”

Wife:”Aku juga nafsu tadi liat kamu ngewein mamahnya Hanum, tapi kasihan ah papah capek ”

Saya:”Besok lagi mah, lagian takut kesiangan mau pergi, eh kita kemana ya?

Wife:”Kita ke Ciwidey saja Pah, sejuk dan dingin, cuacanya pas buat wik-wik hihi”



Saya:”Boleh juga mah, kita ajak Luna saja?

Wife:”Gak dech, pasti lakinya ikut, lagian kamu kan mau exe si Hanum, masa bawa Luna lagi, rakus amat, padahal udah sekali keluar papah langsung letoy”

Saya:”Enak saja, ia juga sich banyak ceweknya”

Wife:”Pah, boleh ngajakin si Jaka gak?

Saya:”Buat apa? buat mamah?



Wife:”Hehe ia, biar jaka juga lihat Hanum diperawanin Pah, kan dia temennya, bayangin sensasinya, papah perawanin Hanum di depan si jaka temenya Hanum, atau mungkin si Jaka pernah naksir juga sama Hanum kan gak tahu”

Saya:”Paling akal-akaln mamah saja”

Wife:”Kan mamah juga gak mau nganggur kayak tadi, masa Cuma nonton doang”

Saya:”Ia juga sich, boleh dech, besok pagi kamu telepon dia biar datang, terus apa Hanum mau papah perawanin di lihatin Jaka juga?



Wife:”Gampang bisa diatur, eh jangan lupa booking hotel ya, kita nginap ya”

Saya:”Mau berapa hari?

Wife:”Selasa pulang, dua malam saja”

Saya:”Berapa kamar jadinya?

Wife:”2 kamar saja dech”

Saya:”Tapi kalau jaka ikut, 5 orang dewasa?

Wife:”Biar saja, si jaka kita taruh di kamar kita hihi, coba satunya yang family suite pah, siapa tau dapat”



Saya:”dasar, di mana?

Wife:”di hotel Driam saja Pah, kan bnyak tempat wisatanya juga disitu, pemandangannya juga bagus”

Saya:”Ok dech, tapi kita kan sudah pernah 2 kali di sana”

Wife:”yang lain kan belum, jadi gak masalah”

saya pun segera mengambil ponsel dan membooking kamar melalui sebuah aplikasi.



Saya:”syukur mah, dapat, yang Family living riverview, ya sedikit lebih mahal dari yang standard”

Wife:”Syukur dech itu kan ada yang kayak ruang tamu dan sofanya ya, cuma beda dikit aza palingan harganya dari yang standard, asyik bisa lihat sungai, indah banget pemandangannya”

Saya:”Ia ada sich, dua malam saja kan”

Wife:”Ia, bosen juga kalau kelamaan, itupun sudah lama, cuma jaga-jaga saja kalau kecapean di jalan, jadi gak langsung jalan-jalan malah bobo di hotel kayak dulu pernah kan”

Saya:”hehe ia , ok dech kita tidur, kita berangkat pagi-pagi dari sini”

Akhirnya saya dan istri saya pun tertidur .



Pagi-pagi sekali istri saya sudah membangunkan saya .

Tampak istri saya mekakai sweater warna merah dan baju senam hitam di dalamnya serta celana legging birunya .

Wife:”Bangun Pah, cepet mandi, terus senam, mumpung libur biar perut gak buncit kayak mamah, ntar dikira hamil juga”

Saya:”aah masih ngantuk mah”

Wife:”Bangun Pah, ya paling nggak biar kita berangkat pagi-pagi ke ciwideynya, kan enak masih sejuk udaranya”

Dengan terpaksa saya pun ke kamar mandi, sedang istri saya pergi ke luar kamar .



Selesai mandi aku lihat jam, ternyata baru jam 5 lewat 15 . Saya pun segera memakai kaos dan celana pendek hendak mengikuti istri saya senam . Aku baru sadar Intan dan Revan pun sudah tidak ada di tempat tidur . Berarti semua bangun pagi . Saya segera menuju ke dapur untuk ke kolam renang. Saat masuk ke dapur ku lihat Hanum dan ibunya sedang memasak. Ku lihat Hanum tidak mengenakan jilbabnya hanya mengenakan kaos warna putih lengan pendek yang cukup tipis, sekilas kulihat bayangan bh warna hitam di punggungnya. Sedangkan bawahannya hanya memakai celena pendek seperti kolor warna putih yang kekecilan membuat pantatnya tercetak dengan cukup jelas. Bayangan cdnya yang berwarna biru jauh lebih jelas disbanding bhnya tadi.



Saya pun berdiri tertegun di depan pintu dapur. Sementara Anis lagi-lagi masih memakai mukena tipisnya. Ku lihat bayangan cdnya yang sepertinya berwarna pink begitu juga bhnya. Sontak pemandangan tersebut membuat barang saya berdiri. Saya pun berdiri beberapa saat memperhatikan mereka yang memang membelakangi saya. Sampai saat Hanum hendak mengambil sesuatu dari meja.

Hanum pun tampak kaget melihat saya berdiri di depan pintu. Dia pun mencolek ibunya.

Hanum:”ada pak Dendi mah”

Anis:”Oh, kenapa memangnya” Anis Nampak biasa saja.



Hanum:”Mah, mau ganti baju dulu, itu, cangcut mamah juga kelihatan” ucapnya sambil meraba kepalanya, seolah memberi tahu ibunya bahwa dia tidak memakai jilbabnya dan menunjuk pantat ibunya memberi tahu bahwa celana dalam ibunya dapat terlihat dari luar, padahal celana dalam dia sendiri juga terlihat dari luar.

Anis:”Ya udah sana neng”ucap Anis pendek.

Saya masih berdiri dan tersenyum kepada Hanum. Hanum menundukan kepalanya dan berjalan menuju pintu di mana saya berdiri .



Hanum:”Permisi Om”

Saya:”ia” ucap saya dan plaaak…

Hanum:”aawwww” Hanum kaget begitu saya menampar pantatnya saat melintasi saya. Hanum sempat melihat saya sebentar dan lalu pergi meninggalkan saya .

Saya:”awas, nanti bakalan Om buat kamu binal seperti istri Om” ucap saya dalam hati.

Sementara Anis hanya melihat dan tersenyum lalu kembali membelakangi saya dan menggoreng ikan. Saya pun berjalan mendekati Anis, hasrat sepertinya harus dituntaskan. Begitu sampai langsung saja kupeluk Anis dari belakang.



Anis pun terkejut karena tiba-tiba saya memeluk dia.

Anis:”Pak aaagh” tangannya berusaha mencegah tangan saya yang kini meremas-remas bokongnya.

Anis:”Aaagh, jangan Pak, nanti ketahuan ibu”

Saya:”Gpp, ibu gak akan marah koq, saya kepengen banget, saya suka lihat kamu pakai mukena tipis, cd dan bh kamu kelihatan, bikin saya ngaceng” ucap saya sambil menggesek-gesekkan kontol saya yang masih berada dalam celana ke pantatnya Anis.



Tiba-tiba pintu ke arah kolam renang dibuka seseoarang yang ternyata istri saya. Dewi pun masuk dan tampak kaget melihat saya yang sedang memeluk Anis dan menciumi pipinya.

Wife:”Astagfirulloh, papah, pagi-pagi maen peluk istri orang aza, mamah tungguin buat senam”

Saya:”Hehe, abis papah terangsang liat Anis”

Wife:”Kak Anis pakai mukena gitu kamu terangsang Pah”

Sementara Anis diam tak bicara . Tanpa malu saya lumat bibirnya Anis depan istri saya.



Tiba-tiba kudengar pintu dapur di buka dan Hanum datang , dia sudah memakai rok panjang warna coklat, sweater kuning dan jilbab warna putih. Dia juga tampak kaget melihat saya sedang mendekap mamahnya.

Hanum:”Mmmmppzz eeggh” Saya pun terus melumat bibirnya Anis .

Wife:”Ya udah kalau papah maunya senam dikasur hehe, tapi itu matikan dulu kompornya, malu ih ada Hanum tuch, bawa ke kamar kita saja pah kak Anisnya, kenthu di kamar” ucap Dewi sudah merestui apa yang saya lakukan.



Hanum pun kulihat berjalan pelan ke arah kami .

Wife:”Han, kamu lanjutin masak ya, mamah kamu malah mau dientot sama si Om” ucap istri saya.

Hanum:”ia Tan”

Wife:”Ya udah aku tinggal Pah” ucap istri saya yang kemudian kembali ke kolam renang dan menutup pintu.

Anis:”Pak Den, sudah aaaagh”

Saya:”Gpp, istri saya sudah ngijinin”

Sementara Hanum sudah mulai memasak lagi, sudut matanya mencuri-curi pandang melihat ke saya yang sekarang sudah menyeret mamanya menjauhi kompor .



Anis:”Jangan di sini pak, kita pindah ke kasur saja eeemmpz” ucap Anis yang lagi-lagi tertahan karena saya melumat lagi mulutnya.

Saya:”Saya mau di sini aza, quick saja”

Anis:”Tapi ada Hanum, kita dikasur saja yuk sayang, biar eweannya lebih nikmat” ucap Anis merayu saya.

Saya:”Kenapa, biar Hanum belajar” ucap saya sambil kini meremasi toketnya Anis yang kini kedua tangannya berpegangan di meja.

Anis:”Saya malu pak diewe depan Hanum lagi, apalagi kalau harus melakukannya di dapur, saya dan suami belum pernah ngentot di dapur” kali ini Anis terus terang.



Saya:”Ya sudah kalau begitu, biar kamu saya gendong ” ucap saya sambil segera membopong badannya Anis.

Anis:”di kamar saya saja pak ngentotnya” ucap Anis lagi begitu sudah saya angkat badannya.

Saya:”Hanum, Om tinggal dulu ya”

Hanum:”Ia om gpp”

Anis:”Neng, mamah jadi bondon dulu ya”

Hanum:”Ia mah”



Saya pun segera membawa Anis menuju kamarnya yang ada di sebelah kamar saya, niat awalnya saya mau menyetubuhi Anis di dapur, tapi Anis keberatan terpaksa saya mengkikuti kemauannya. Tidak ada bedanya, pikir saya.

Saya pun segera membawa Anis masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar kembali .

Anis pun kemudian saya rebahkan di atas kasur dan langsung saya menindih badannya .

Saya pun segera menciumi bibir Anis kembali. Kami pun saling berciuman dan lidah kami saling bertautan.



Anis:”Mmmphh,muuuaaaaach..muaaaaach..muaaachh..mmmpz aagh”

Saya pun kemudian membalik posisi sehingga Anis yang berada di atas saya. Sambil tetap berciuman saya pun meremas-remas pantat Anis yang montok dan masih padat untuk umur segitu, saya benar-benar tak bosan meremas-remas pantatnya, ke depan pasti bakal saya perawanin nich pantat. Kontol saya pun sudah sangat mengeras menyodok-nyodok ke selangkangan Anis.

Anis:”Mmpz, Pak Dendi biar saya lepas dulu mukena saya” ucapnya

Saya:”Gak Usah, saya justru ingin menyetubuhi kamu dengan kamu masih memakai mukena Nis” Ucap Saya sambil mendorong Anis hingga terlentang.



Saya pun menarik tangan Anis untuk berdiri .

Saya:”Nis, sekarang kamu berpegangan di meja rias dan nungging”

Anis”Pak Dendi mau ngewe saya lagi pakai gaya anjing dipaceuk?

Saya:”ia ayo” plaaaak….sambil saya tepok pantat besarnya.

Anis pun mengikuti permintaan saya dan menunngging sambil berpegangan di meja rias . Saya pun segera menurunkan celana pendek saya beserta celana dalam saya . Kaos sengaja tidak saya lepaskan . Saya pun segera menghampiri Anis .

Saya:”Nis, isep dulu kontol saya”

Anis yang sudah menungging pun menuruti permintaan saya . Dia segera jongkok dan memegang kontol saya .



Saya:”Kita munduran dikit, biar kelihatan di kaca” Saya dan Anis pun kemudian bergeser sedikit menjauh dari meja rias agar seluruh badan kami dapat terlihat di kaca.

Anis:”Kenapa Pak?

Saya:”Aku suka saja, kontol aku akan di sepong sama perempuan yang masih menggunakan mukena” ucap saya sambil melihat ke kaca.

Anis:”Bapak ada-ada saja” ucapnya sambil menampar-namparkan kontol saya yang sudah tegang ke pipinya yang chuby. Perlahan Anis pun membuka mulutnya dan memasukan kontol saya ke mulutnya. Pertama kepala kontol saya diemutnya perlahan seperti mengemut eskrim.



Anis:”mmmpcup…cpook..cpooook” sedang asyik menikmati sepongan Anis, pintu kamar ada yang buka. Kami pun spontan melihat ke pintu dan tampak Hanum sambil menunduk masuk ke dalam kamar .

Anis pun segera mengeluarkan kontol saya dari dalam mulutnya .

Anis:”neng, koq ke sini udah kelar masaknya?

Hanum tidak segera menjawab malah menghampiri kami dan duduk di tepi ranjang .



Hanum:”Disuruh tante Dewi ke sini, suruh ngelihatin mamah ngebondon”ucap hanum sedikit tersenyum sinis, mungkin dia sekarang suka ibunya menyerahkan kehormatannya kepada saya.

Anis:”Heh, yang masak siapa jadinya neng, koq kamu gitu sama mamah? Ucap Anis sambil mengocok-ngocok kontol saya dan kembali menampar-namparkan di wajahnya.

Hanum:”Gpp koq mah, yang masak bu Heti sama tante Dewi”

Anis:”Hemmmpz, tujuan kita kan kamu tahu neng, kamu marah ya, karena si Om Dendi udah ngerampas kehormatan mamah?

Hanum:”Dikit, mamah sendiri tadi yang bilang mau ngebondon” ucap Hanum sambil tetap menunduk.

Anis:”hehe, ia neng, sama saja mamah jadi pelacur, ngelayanin laki-laki yang bukan muhrim”



Anis pun tersenyum penuh arti kepada saya.

Anis:”neng, jadi kamu gak sendirian yang dinodain sama Om Dendi, mamah juga dinodain, tapi ambil positifnya, kita bisa bayar utang dan mungkin sisanya buat modal usaha, percuma juga bapakmu cuma modal kontol doang”

Hanum:”ia mah” ucap Hanum, kali ini ekpresinya sedikit berubah, mungkin ada rasa kesal terhadap bapaknya, mata Hanum kini tertuju kepada kami, tidak lagi menunduk.

Anis pun kembali memasukan kontol saya ke dalam mulutnya dan dia dorong keluar masuk beberapa kali. Anis kemudian mengeluarkan kontol saya lagi dari mulutnya .



Anis:”Neng, kalau sampai sekarang mamah kehilangan kehormatan mamah sebagai seorang istri, ibu rumah tangga, di masukin kontol lelaki lain yang bukan punya papah kamu, lalu kontol tsb sudah masuk merobek-robek momok mamah, itu bukan karena mamah kamu ini jadi bondon tapi semua karena papah kamu yang hobinya judi, camkan itu neng” Ucap Anis tanpa melihat anaknya dan kembali memasukan kontol saya ke dalam mulutnya.

Hanum:”Ia, bener banget mah” ucap Anis. Kali ini saya melihat ekpresi dan raut wajah Hanum berbeda dari yang sebelum-sebelumnya saya lihat, sementara ku lihat Anis tersenyum kepada saya sambil menjilati lubang kencing saya.



Saya:”Udah Nis, kayak tadi lagi, nungging di meja rias” Tanpa disuruh dua kali Anis pun segera menuju meja rias dan kedua tangannya berpegangan di ujung meja rias, sambil menungging dan melebarkan kedua kakinya.

Saya pun segera mendekatinya dan setelah sampai saya pun menarik ujung bawah mukenanya ke atas, terlihat betis Anis yang putih mulus dan montok juga pahanya, saya dalam hati memuji Anis memang cukup istimewa, jauh sangat jauh di banding Bu Heti, Anis biar sama-sama dari kampung tapi sepertinya cukup merawat badannya di tengah kekurangan ekonomi di keluarganya.

Nafsu binatang saya sudah diubun-ubun, mukena Anis pun sudah naik ke pinggangnya, sehingga pantat bulat yang berbalut celana dalam berwarna pink bebas saya lihat . Tangan saya pun segera mengelus-elus dan kemudian meremasnya .



Anis:”Aaagh Pak, bapak suka ya bool saya, dari tadi malam diremes-remes mulu”

Saya:”Ia, pantat kamu bagus Nis, biar sudah punya anak masih padat dan gak melebar kayak punya Bu Heti”

Anis:”Bapak udah sering juga ya ngontolin Heti?

Saya:”Sering nggak, tapi beberapa kali”

Anis:”Dasar, bapak ini selain suka heunceut perawan, suka heunceut pamajikan batur (istri orang) juga ya hehe” terdenganr seperti Dewi.



Saya:”ia, saya suka banget memek bini orang” ucap saya dengan suara bergetar karena sudah dikuasai hawa nafsu.

Anis:”Saya juga gak nyangka istri bapak kayak gitu ya, ngomongnya jorang (jorok) padahal pakai jilbab dan kelihatan alim banget”

Saya:”Ohhh” ucap saya pendek sambil menampar-namparkan kontol saya ke buah pantatnya Anis.

Anis:”Aaah, saya juga jadi sange aaah, perosotin aza Pak cangcut saya” ucap Anis.

Memang tadi juga sudah niat begitu, saya pun menarik turun celana dalam Anis sampai di kedua lututnya, sedikit saya lebarkan lagi pahanya .



Anis pun bereaksi dengan semakin menungging. Saya sudah tidak lagi memperhatikan Hanum, walau saya bisa melihatnya dari kaca meja rias.

Saya segera menempatkan kontol saya di belahan memeknya Anis. Perlahan saya dorong sambil saya dekap Anis dari belakang.

Anis:”Aaah ngeunah (enak) neng, kontolnya si Om udah mulai masuk di heunceut mamah aaagh, mungkin bapak maneh(kamu) juga lagi ngewe bondon”

Separuh kontol saya sudah masuk ke dalam memeknya Anis yag terasa hangat, tidak lengket seperti tadi malam. Saya dorong hingga semuanya masuk ke dalam memeknya .



Anis:”Uuguhhh neng, asup kabeh (masuk semua) kanjutna si Om ka momok mamah aaagh ewe sayang aagh”

Plook..plook..ploook saya pun mulai menggenjot memeknya Anis. Beberapa kali kepala Anis terdongkak ke atas karena dorongan saya. Pemandangan di kaca sensainya sungguh luar biasa, saya menyetubuhi ANis yang masih mengenakan mukenanya, Dewi saja tak pernah saya setubuhi dalam kondisi begini.

Anis:”Aaagh Panjang neng, kontolna sampai nyodok ke Rahim mamah aaaaagh” ucap Anis sambil menoleh kepada anaknya,

Saya pun mempercepat sodokan saya kek memeknya Anis.



Anis:”aaagh, enak pisan (banget) pak, uuugh ampun gusti nikmat banget ewean aaah, neng nanti jangan takut kalau momok kamu dimasukin kontolna si Om ya, nikmat koq nantinya kayak mamah aaaaaaw”

Saya:”Lebih enak mana sama dientot suami kamu”

Anis:”enak dua-duanya aaaagh pak Dendi, tapi pak Dendi lebih tahan lama dan kontolnya sedikit lebih gede dan panjang aaaaagh”

Saya sudah menaikan mukena Anis sampai ke lehernya dan susunya segera saya keluarkan dari dalam bhnya dan saya remas-remas sambil tetap menggenjot memeknya Anis .

Plook..plook…plooook

Saya pun mempercepat sodokan kontol saya dan membuat kepala Anis semakin terdongkak dan semakin dekat ke kaca.

Anis:”Aaagh, nikmat neng, kumaha (bagaimana) neng perasaan kamu lihat mamah digagahi Om Dendi? Uuugggh…enak aaaaauh nikmat ewean aaaah”



Saya pun merasakan desakan sprema saya sudah diujung. Plook..plook…plook …..

Sodokan saya semakin kencang sampai kepala Anis menempel di kaca karena terdorong oleh berat badan saya.

Anis:”Aaagh gak kuat neng ngeunah pisan(enak banget) ewean aaaah mamah keluar”

Saya:”Saya juga Nis aaaagh” ucap saya sambil mendekap erat Anis dan crooot…croooot…croooot sprema saya pun membasahi memeknya Anis. Nafas kami tersengal-sengal kami terdiam beberapa saat. Saya lumat bibirnya Anis dan dia pun membalas ciuman saya. Kemaluan kami masih bersatu .



Posisi kini sedikit miring, kami masih terus berciuman . Saya lihat hanum mukanya sangat merah, apakah dia sange juga, terlihat semakin cantik, bunga yang akan segera saya petik kemudian setelah ibunya.

Anis:”mmmpz udah pak, cabut atuh(dong) kontolna, nanti gancet sama momok saya hehe” ucapnya. Tak sangka Anis memang binal.

Saya pun menarik kontol saya yang sudah mulai layu keluar. Saya baru sadar saya kembali keluar di dalam memeknya Anis. Tapi sekarang Anis tampak tenang, tidak panik seperti tadi malam.

Saya pun perlahan berjalan pindah ke ranjang dan duduk di samping hanum. Hanum sedikit membuang muka, pura-pura melihat ke arah mamanya yang sedang menaikan celana dalamnya dan kemudian melangkah gontai ke arah Hanum. Kemudian dia duduk di samping Hanum, sehingga kini Hanum diapit oleh kami berdua.



Anis:”Mamah lemes neng, diewe mulu sama Om Dendi” ucap Anis sangat vulgar kepada anaknya.

Hanum:”Tapi enak kan mah, Hanum jadi ngeri-ngeri pengen hehe” ucap Hanum pelan tapi masih bisa saya dengar karena saya berada dekat dengan dia.

Anis tampak tersenyum kepada saya dan menepuk paha saya.

Hanum menjadi terlihat malu, mukanya kembali memerah, dia sadar sudah bertanya yang cukup vulgar kepada mamahnya.

Anis:”hihi, ngeunah pisan neng(nikmat banget), kontol ngegesek dinding memek kita uugh nikmat banget, Om Dendi kayaknya suka banget dijepit pakai momok mamah, sampai pagi ini minta nambah hihi” ucap Anis bangga.

Saya:”hehe, momok mamah kamu baru cuma dipakai papah kamu, jadi om pakai masih seret” ucap saya menggoda Hanum sambil saya elus pahanya Hanum yang memakai rok warna coklat.



Anis tersenyum melihat saya mengelus-elus pahanya Hanum. Sementara Hanum tampak salah tingkah dan matanya sesekali melihat ke kontol saya yang sudah lemas.

Anis:”Neng, pegang kontolnya om, bersihkan gih” ucap Anis tiba-tiba sambil memegang tangannya Hanum dan menaruhnya di kontol saya. Hanum pun tampak terkejut tapi tak mampu menghindar, telapak tangannya yang dipegang ibunya sudah menggenggam kontol saya.

Hanum:”mmp, tapi mah?

Anis:”Udah bersihkan, mau pake mulut atau tissue neng? Tanya Anis.

Hanum:”Tisssue saja mah” tentu Hanum tidak akan mau, apalagi kontol saya habis masuk ke memek ibunya.



Anis pun berdiri dan plaaak… saya pun kembali menampar pantat Anis yang memang menggemaskan.

Anis:”Aaaw, masih saja nepok-nepok bool bini orang hihih” ucapnya dan lalu berjalan menuju meja rias untuk mengambil tissue.

Sementara Hanum tampak tersenyum, sepertinya dia mulai terbiasa.

Anis:”neng, kamunya jongkok di bawah ya” ucap Anis sambil menghampiri kami.

Hanum pun menuruti permintaan ibunya dia pun berjongkok di depan saya. Kontol saya masih dalam pegangan tangannya.

Anis pun memberikan tissue kepada Hanum dan duduk di samping saya.

Anis:”Bersihkan pakai tissue neng”

Hanum:”Ia mah” jawab Hanum singkat dan mulai mengelap kontol saya dengan tissue.



Anis:”Kepala kontolnya neng, lubang kencingna beukehkeun” Hanum pun kini pindah membersihkan kepala kontol saya berikut lubang kencingnya.

Saya:”Udah jangan lubangnya geli pakai tissue, kecuali pakai mulut” ucap saya.

Anis:”Mau neng? Pakai mulut?

Hanum menggelengkan kepalanya.



Anis:”Ini pertama kali kan kamu pegang kontol lelaki neng?

Hanum:”Ia “ jawabnya singkat tapi matanya fokus ke kontol saya, mata Hanum tampak mengitari seluruh bagian kontol saya, seperti ada sesuatu yang bikin dia penasaran. Dia pun tak malu tetap memegang kontol saya.

Anis:”Udah cukup bagus neng untuk yang baru pertama kali pegang kontol lelaki” ucap Anis.

Anis:”Tapi kalau lihat kontol sudah pernah? Atau baru lihat punya om Dendi ini?

Hanum:”Udah mah”

Anis:”Di mana?

Hanum:”Di sekolah, dulu pernah temen yang pamerin kontolnya sama semua cewek di kelas, mentang-mentang gede hihi”

Anis:”Masa?

Hanum:”Ia, neng juga pernah liat di bokep, tapi pegang baru kali ini”



Ternyata Hanum pernah liat bokep juga, walau mungkin gak seliar Fani kalau melihat dari gayanya.

Anis:”Bersihkan neng, itu dibulu baoknya juga, banyak cairan putih-putih, bersihkan ya neng” ucap Anis memerintah kepada anakknya.

Hanum:”ia, ini lagi dibersihkan” ucap Hanum sambil kini mengelapi bulu jembut saya juga.

Anis:”Neng, gimana perasaan kamu liat mamah kamu sendiri digagahi orang yang bukan suami mamah di depan kamu? Tanya Anis lagi.

Hanum tampak terdiam, raut mukanya sedikit berubah, mungkin sangat tidak nyaman dengan pertanyaan mamahnya.



Hanum:”Awalnya Hanum marah lihat mamah udah kayak bondon aza, tapi lama ke lamaan koq malah seneng lihatnya apalgi mamah juga terlihat seneng dan setelah mamah ngingetin kelakuan papah yang lari dari tanggung jawab Hanum malah dukung mamah”

Anis:”Syukur dech neng, kamu juga jadi makin penasarankan, gimana rasanya digagahi lelaki?

Hanum:”Ia jadi penasaran mah, antara takut dan pengen” ucap Hanum malu-malu.

Saya hanya tersenyum dan saling pandang dengan Anis.

Anis:”Bentar lagi neng, di ciwidey keperawan dan kehormatan kamu akan direnggut oleh Om Dendi, ia kan Pak?

Saya:”Ia Hanum, siap-siap ya, kamu harus tampil cantik ya sayang, minta ajarin sama mamah kamu gimana tampil cantik, biar om puas” ucap saya.

Hanum pun menganggukan kepalanya.



Saya:”Udah, hehe, entar kontol om bangun lagi bahaya, ntar pengen masuk dalam rok kamu Hanum” ucap saya

Hanum pun segera melepaskan kontol saya.

Saya:”Saya mau mandi lagi, sekalian siap-siap, kamu berdua siap-saip juga ya, kita jalan-jalan” ucap saya sambil menarik kepala Anis dan melumat bibrnya.

Anis:”mmmpz muaaach..muaaach” kami pun tanpa malu berciuman di hadapan Hanum.

Anis:”Ia pak, saya juga harus mandi lagi, bapak ngotorin momok saya lagi hihi”

Saya:”Gpp kan, saya tadi lupa buang di dalam memek kamu lagi”

Anis:”Gpp pak, biar hamil sekalian, biar suami saya tahu rasa istrinya dihamilin majikannya ia kan neng” tanya Anis ke Hanum yang sudah duduk di samping ibunya.



Hanum tidak menjawab hanya menganggukan kepalanya saja.

Saya:”Ya Udah, saya pergi dulu” ucap saya sambil berdiri dan mengambil celana dan cd saya yang tergeletak di lantai.

Saya pun meninggalkan Anis dan Hanum untu balik ke kamar saya. Saya pun segera mandi karena hari sudah mulai terang.

Saya pun sudah bersiap-siap lagi, saya kenakan baju kaos dan celana pendek, seusai temanya jalan-jalan jadi tak perlu formal.

Setelah rapi saya pun keluar kamar mencari keberadaan istri saya. Di ruang tengah saya menjumpai Intan dan Revan sudah rapi tengah menonton tv.



Saya pun pergi ke dapur untuk mencari istri saya, hanya Bu Heti yang ku jumpai di dapur.

Saya:”Bu, istri saya mana?

Heti:”neng Dewi lagi senam lagi, tadi habis masak pak”

Saya pun segera menuju pintu ke kolam renang. Ku lihat beberapa pekerja sudah datang, tampaknya pekerjaan sudah hampir selesai, tinggal kolam renang sepertinya yang sedang dalam tahap penuntasan.



Saya pun akhirnya menemui istri saya sedang senam sendirian di dekat gazebo yang sudah lebih dulu selesai disbanding yang lainnya. Tampak Dewi sedang menungging melakukan peregangan. Celana legging biru yang dipakainya cukup tipis, celana dalamnya begitu nyeplak dan tampak sepertinya berwarna putih. Saya pun melihat ke sekitar, tampak para pekerja pun sedang memperhatikan istri saya, begitu saya melihat mereka, mereka pun segera melanjutkan perkerjaan mereka.



Saya pun segera mendekati istri saya diam-diam. Istri saya tampak sudah berdiri tegak lagi dari belakang. Plaaak..

Saya pun menampar pantat besar istri saya, kondisinya yang sedang hamil anak ke 3 membuat pantatnya terlihat semakin membesar.

Wife:”Aaaw, papah, kirain tukang yang nepok pantat mamah ih”

Saya:”mana berani mereka, tapi dari tadi mereka ngelihatin lho, mamah sich pakai legging tipis, cangcut putih kamu kelihatan lho”

Wife:”Masa, ah, kalian saja yang pikirannya jorok” ucap istri saya cuek sambil berjalan menuju gazebo.



Saya pun mengikuti Dewi dan duduk di gazebo.

Saya:”Nyaman ya mah”

Wife:”Ia, udah hampir selesai, kata kang Suhada mungkin hari Sabtu atau minggu sudah selesai semua Pah”

Saya:”Syukurlah, gimana masalah pembayaran mereka?

Wife:”Tenang, sudah selesai malah, mamah yang tanggung, tinggal mereka punya hutang untuk menyelesaikan pekerjaannya”

Saya:”Syukur dech, mamah baik banget, mentang-mentang dapat tambahan dari jadi model dadakan”



Wife:”Oh ya, kata utami, mamah sudah dapat job, mungkin Sabtu nanti pemotretan lagi”

Saya:”Oh, bagus, kalau Sabtu kan bisa papah anter, eh ngomong-ngomong mau berangkat jam berapa kita?

Wife:”Agak siang gpp, jam 8nan dech, kita check in jam 12 kan?

Saya:”Ia, si Jaka sudah papah suruh ke sini, mungkin sudah di jalan, kamu sudah bilang ke Bu Heti mah, dia suruh tinggal buat ngawasin tukang”

Wife:”Sudah Pah, kata kamu mau nyuruh Donatus stand by juga siang, selama kita di Ciwidey?



Saya:”Oh, ya, papah hampir lupa, papah temuin dia dulu ya”

Wife:”Ya udah, aku juga mau mandi” akhirnya saya dan istri pun masuk ke dalam rumah. Istri saya langsung pergi untuk mandi sedang saya langsung ke depan untuk menemui Donatus. Donatus sekarang sudah seperti menjadi tangan kanan saya.

Saya pun segera menuju ke posnya dan lagi-lagi dia lagi molor.

Saya:”woi, bangun..bangun”

Donatus pun kaget dan segera bangun mengambil kursi untuk saya duduk, kebetulan Cuma ada satu kursi di situ.



Donatus:”duduk bos, sorry ketiduran tapi paling jam 4 tadi”

Saya:”Ia, makasih, gpp, kalau jam 4 udah masuk Shubuh, kamu bisa istirahat, orang rumah sebagian udah bangun jam segitu”

Donatus:”ia Bos, tumben ada apa?

Saya:”Saya udah ada wa kamu kan?

Donatus:”Oh, masalah itu, bisa saja bos, tapi mungkin pagi ini saya pulang ke rumah dulu, ambil baju saja”

Saya:”Ia, makan kamu bisa minta sama bu Heti”



Saya:”Nanti kamu tidur di pavilion yang dekat garasi ya”

Donatus:”siap bos, ngomong-ngomong pavilion itu dua hari kemaren…” Donatus tidak melanjutkan ceritanya, malah garuk-garuk kepala.

Saya:”Ada apa?

Donatus:”Nanti dech saya cerita, kalau bos sudah pulang dari Ciwidey dech, info ini penting banget buat bos, tapi karena bos mau jalan-jalan lebih baik nanti”

Saya:”Ini berita gak bagus ya?



Donatus:”Ya kira-kira begitu bos”

Saya:”Baiknya kamu kasih tahu saya sekarang, malahan saya menjadi gak tenang” saya menjadi khawatir, ada apa sebenarnya.

Donatus:”Nanti saja bos”

Saya:”Gak bisa kamu cerita sekarang, ada apa?

Donatus tampak menarik nafas panjang.



Donatus:”nanti saja bos, kalau bos sudah pulang, saya siap bantu bos, saya ada di belakang bos hehe”

Saya:”Kalau kamu di belakang, dan saya di serang duluan, saya mati duluan”

Donatus:”Hehe, bukan begitu bos maksudnya, artinya saya siap jadi beking bos”

Saya:”Syukurlah, tapi saya jadi gak tenang?

Donatus:”Bukan masalah besar koq bos, biar nanti sepulang dari bos jalan-jalan kita beresin”

Saya:”wah malah saya gak bisa pergi kalau begini, ada apa, kamu bilang terus terang sama saya tidak usah muter-muter” entah kenapa saya mulai emosi.



Donatus yang dari tadi senderan di dinding langsung duduk di lantai. Dia pun tahu saya marah.

Donatus:”Baiklah bos saya akan ceritakan informasi yang saya dapat”

Donatus tampak celingak-celinguk ke sana kemari seperti mengkhawatirkan sesuatu.

POV SUAMI

Tak lama istri saya pun datang bersama Anis dan Hanum.

Mereka semua pun duduk di bawah bergabung bersama saya dan anak-anak. Istri saya kemudian pindah duduk di sebelah saya.

Wife:”Di sini aza, sambil nonton tv” ucapnya basa-basi.

Ku lihat Anis mengenakan baju terusan warna hitam polos hanya ada gambar bunga di tengah-tengah bajunya dan kerudung putih, sedang Hanum menggunakan baju kaos lengan panjang warna coklat muda dan jilbab warna hitam dan celana panjang jeans warna biru. Saya pura-pura tidak melihat mereka dan lebih fokus ke tv. Untuk beberapa saat tidak ada yang berbicara, termasuk anak-anak, semua melihat ke tv.



Wife:”Pada diem, ayo di makan Hanum, tadi Tante belikan cemilan waktu pulang tadi”

Hanum:”Ia tan”

Hanum pun dengan ragu-ragu mulai mengambi cemilan yang ada.

Wife:”Eh Pah, jadikan cutinya?

Saya:”ia jadi dong”

Wife:”Jalan-jalan kita Pah, masa di rumah saja?

Saya:”ia, kan besok juga rencananya jalan-jalan”



Wife:”Bukan Cuma besok maksudnya, pergi ke mana gitu, ke luar kota”

Saya:”Boleh, memang kamu pengen pergi ke mana mah?

Wife:”Kemana ya, nanti aku pikirin” ucap istri saya sambil tampak seperti sedang berpikir.

Kami kembali terdiam. Ku lihat Revan tampak sudah mengantuk. Saya pun memberitahu istri saya. Istri saya pun segera memindahkan Revan ke pangkuannya.



Tampak Anis mendekat ke istri saya dan berbisik-bisik sebentar.

Wife:”Pah, Kak Anis nanyain lagi masalah yang udah mamah tanya tadi sore itu?

Saya:”Oh, gimana ya? Saya pun sedikit bingung, terus terang badan saya sedikit lelah dan pegel-pegel.

Wife:”Gimana Pah, yang tegas dong”

Saya:”Terus terang badan papah capek, pegal-pegal” dan saya pun sedikit tidak bergairah.



Wife:”Ough, mamah pindahkan Revan dulu ya, ini udah tidur, Intan ayo tidur, nanti kesiangan besok, kan mau jalan-jalan”

Intan:”gak, belum mah, ini kan malam minggu”

Saya:”Ya udah, biar saja, dia masih asyik nonton Paw Patrol kesukaaanya”

Wife:”whatever lah” Istri saya pun menggendong Revan yang sudah tertidur dan masuk ke dalam kamar.



Tak lama dia pun kembali dan duduk di samping saya. Ku lihat Anis tampak lesu, mungkin dia sedikit kecewa.

Istri saya pun tampak menyadari hal tersebut.

Wife:”Kenapa kak, kalau ada masalah bilang saja, jujur saja, mungkin kami bisa bantu”

Anis tampak menatap anaknya lalu melihat kepada Dewi.

Anis:” Saya sudah ditagih-tagih terus masalah hutang , mungkin Senin saya mau pulang dulu, suami saya malah marah-marah sama saya, katanya kalau gak bisa dapat uang suruh pulang”

Wife:”Kurang ajar banget ya suami kakak, harusnya kan dia yang cari nafkah” ucap istri saya sambil menarik nafas panjang.



Anis:”Ya begitulah bu”

Wife:”Hempz, gimana Pah?

Saya:”Kamu pinjemin dulu dech mah, kasihan”

Wife:”Memang berapa yang diminta sekrang kak? Biar saya kasih kakak pinjaman dulu”

Anis:”Ya bu, kalau pinjam dan pinjam lagi gak ada tuntasnya, saya gak enak bu, kalau dari pembayaran jasa atau apapun itu kan gak ada ganjalan ke depanya, harus bayar lagi” Tampak Anis tidak mau dipinjamin, mungkin merasa gak enak.



Istri saya pun tampak bingung.

Wife:”Hanum mau di bawa pulang juga?

Anis:”mungkin Hanum ikut” ucap Anis sambil melihat anaknya.

Anis:”Tapi sebenarnya takut suami saya maksa Hanum nikah sama kepala Desa yang pernah saya ceritakan bu”

Wife:”Anggap saja uang yang nanti saya kasih sebagai DP untuk Hanum Kak, suami saya bukannya gak jadi, tapi dia lagi kecapean”

Anis:”ia bu”

Wife:”Berapa perlunya sekarang?

Anis:”20 juta Bu eh neng”

Wife:”Kakak, perlunya uang tunai atau transfer? Kalau tunai mungkin besok, tapi kalau transfer malam ini juga bisa”



Anis:”Kalau begitu biar saya coba telepon dulu neng, permisi saya nelpon dulu” ucap Anis tampak sumringah dan segera pamit ke belakang. Sementara hanum tampak diam saja, kepalanya tertunduk. Tak lama Anis pun kembali.

Anis:”Tunai bu, biar jelas surat-surat pelunasannya”

Wife:”terus nanti uangnya kaka kantar?

Anis:”nanti saudara saya akan ke sini sama utusan kepala Desa untuk ambil uang dan surat tanda lunasnya”

Wife:”Gimana kakak saja dech kalau gitu, yang penting hati-hati harus jelas”

Anis:”Ia neng makasih banyak”



Wife:”Eh, kakak bisa mijit gak?

Anis:”Ya bisa saja neng”

Wife:”Pijitin suami saya mau gak, pah biar pegel-pegelnya ilang, gimana kalau dipijitin kak Anis”

Saya:”Oh boleh dech Mah”

Wife:”Suami saya sudah ok kak”

Anis:”mau dipijit di mana Pak?



Saya:”Di sini saja dech, di sofa” ucap saya.



Wife:”Perlu body lotion atau apa gitu?

Anis:”Boleh dech neng”

Sementara ku lihat Hanum mendekati Intan dan duduk di samping Intan. Mungkin dia juga bosan bengong sendiri terus.

Istri saya tampak mengambil sesuatu dari lemari tv dan memberikan ke Anis.

Anis:”mari pak”

Saya pun segera tengkurap di atas sofa.

Wife:”Buka saja pah, bajunya biar gampang” ucap istri saya.



Saya pun membuka kaos saya dan meninggalkan celana pendek saja.

Saya:”Bu heti mana mah, dari tadi tidak kelihatan”

Wife:”Katanya agak gak enak badan”

Anis pun mulai memijit saya, dia mulai dari betis saya.

Wife:”Eh, Pah, pindah ke kamar saja, biar leluasa” ucap istri saya sambil mengedipkan matanya sama saya penuh arti.



Saya:”Eh, ia, pindah kamar saja bu” ucap saya tanpa menunggu jawaban saya berjalan lebih dulu masuk ke dalam kamar saya.

Anis pun sepertinya mengikuti dan sempat permisi kepada istri saya.

Saya pun segera tengkurap di atas kasur.

Saya:”tutup saja pintu kamarnya bu”

Anis:”Gpp pak, biar dibuka saja” ucapnya

Saya:”Terserah dech” ucap saya.



Anis kemudian naik ke atas ranjang dan duduk bersimpuh di samping saya.

Entah kenapa otong saya langsung bangun, ku lihat dada Anis begitu membusung karena gaun terusannya sepertniya cukup sempit.

Anis:”Sebenarnya di kasur saya agak takut kotor kena lotion pak”

Saya:”udah gpp, bisa dicuci”

Anis:”Oh, baik Pak”



Anis pun kembali memijit betis saya.

Saya:”Dari atas saja Nis, dari pundak” ucap saya.

Anis:”Eeegh ia Pak” Anis pun bergeser dan segera memijat pundak saya.

Karena nafsu saya sudah mulai bangkit saya pun mulai berani meraba pahanya Anis.



Anis:”Aaagh jangan pak” tangannya berusaha menjauhkan tangan saya dari pahanya.

Saya:”gpp, kamu mijit saja” ucap saya kembali memegang paha Anis dan meremasnya” Anis kini tidak mencegah tapi celingak-celinguk melihat ke pintu yang hanya sedikit tertutup.

Anis”Pak, ntar ketahuan ibu”

Saya:”gpp, ibu gak marah koq, malah dia sengaja nyuruh kita pindah ke kamar” sambil aku menoleh Anis dan kutatap wajahnya. Anis memang masih cantik sehingga aku mengira usianya di bawah Bu Heti, wajar anaknya si hanum juga cantik.



Ada rasa khawatir tampak di wajah Anis, apa dia khawatir karena saya raba-raba atau takut ketahuan Dewi.
Tiba-tiba pintu di buka lebar dan tampak Dewi masuk ke dalam kamar menggendong Intan yang sudah tertidur. Intan pun di taruh di sebelah Revan di kasur yang terpisah dari saya dan Anis.

Anis pun langsung memindahkan tangan saya dari pahanya.

Dewi tampak menutup pintu kamar dan mengambil kursi lalu duduk di dekat ranjang.



Wife:”Gimana Pah enakan pijitan kak Anis”

Saya:”enak Mah, ayo Nis dilanjut malah bengong” sambil sengaja saya tepuk pantat Anis, karena Anis memang duduk setengah jongkok bertumpu pada kedua lututnya.

Anis:”aawww Mas”

Anis pun tampak terkejut dan saya lihat dia melihat ke istri saya. Tapi istri saya tampak cuek malah mengeluarkan ponselnya dan tampak fokus ke ponselnya.



Anis pun kembali memijat saya.

Saya:”gede dan montok pantat kamu Nis” ucap saya vulgar tanpa tedeng aling-aling sampil saya pegang lagi pantat Anis dan saya remas-remas di depan istri saya.

Anis:”Aduh mas, gak sopan ih..” tangannya kemudian menjauhkan tangan saya. Anis pun kembali melihat istri saya yang lagi asyik memainkan ponselnya. Istri saya tampak pura-pura tidak melihat.



Wife:”Jangan nakal Pah, raba-raba bool istri orang, udah diem aza di pijitnya” ucap istri saya.

Saya:”Lanjut Nis” ucap saya sambil tangan saya sempat meremas teteknya Anis.

Anis:Aawww”

Anis tampak masih sedikit bingung, tapi dia pun kembali memijat saya. Sekarang turun sudah ke punggung.

Wife:”Santai saja Kak, mijitnya kayak bubur-buru gitu” ucap Istri saya, karena Anis memang menjadi terlihat terburu-buru dalam memijat saya.

Anis:”eeg enggak koq neng” Ucap Anis.

Saya pun membiarkan Anis fokus memijat saya. Anis pun mulai memberikan lotion ke badan saya, makin lama makin nikmat hingga membuat saya ngantuk.



Wife:”Pah, buka aza celana kamu biar lotionnya gak kena celana”

Saya pun segera membuka celana saya sekalian celana dalam saya juga. Membuat Anis terkaget-kaget.

Wife:”Papah, suruh buka celana, sempaknya malah dibuka juga”

Saya tidak menjawab, tapi langsung tengkurap.

Wife:”Udah lanjutin saja kak” ucap istri saya.

Anis pun mulai memberi lotion ke pantat saya. Dia pun perlahan mulai memijit pantat saya.



Ternyata seperti Bu Heti, Anis pintar memijat pula, cukup bertenaga untuk seorang perempuan. Anis pun kini sudah memijit betis saya dan akhirnya dia pun selesai memijat bagian belakang saya.

Anis:”udah selesai Pak”

Saya:”Depannya belum Nis”

Wife:”Ia depannya belum, gimana enakan Pah?

Saya:”Ia enak mah, ringan rasanya badan papah”



Wife:”jadi gimana mau perawanin Hanum sekarang, mumpung dia masih nonton tv”

Anis:”Anak saya masih nonton bu?

Wife:”Ia masih, nah suara tv masih kedengeran, berarti dia nonton, biar saja kak, bosan dia, suntuk kurang kegiatan”

Wife:”Gimana Pah?

Saya:”Pijat depan dulu dech, sambil pemanasan” ucap saya lalu berbalik dan membiarkan kontol saya terlihat oleh Anis, belum tegak sich, tapi sdh sedikit menegang.



Wife:”Ya udah Kak lanjutin depannya, pijat juga kontolnya nanti ya kak..hihi”

Anis pun tampak sudah tidak seperti tadi, melihat istri saya yang cuek, dia pun mulai cuek, meski saya telanjang di depannya.

Anis langsung menuang lotion di dada saya. Dia pun mulai memijat bahu saya, matanya beberapa kali saya pergokin melihat ke kontol saya dan dia pun ternyum malu waktu saya pergokin.

Saya:”Cabak(raba) saja Nis, kalau penasaran sama kontol saya”

Anis:”eeehgghh” sambil menoleh ke Dewi.



Dewi Cuma mesem-mesem saja, mungkin di hatinya gue udah sering tuch ketemu yang lebih gede.

Karena saya terlentang, kini saya dapat melihat susu Anis bergoyang-goyang selagi memijat saya. Saya pun terus memperhatikan susu Anis. Tidak sadar kontol saya sudah ngacung ke atas.

Anis pun menyadari saya terus memperhatikan payudaranya, tapi dia kini cuek dan tetap focus memijat. Kini pijatannya sudah ke dada, puting susu saya malah dipilin-pilin sama dia. Saya memang paling tidak tahan untuk yang satu ini, saya pun beberapa kali menggelinjang dan meleguh nikmat. Istri saya hanya senyum-senyum saja, dia tahu betul kelemahan saya.



Saya:”aaagh…” reflek tangan saya meremas susu Anis dengan cukup kencang ketika dia sibuk memilin puting susu saya.

Anis:”Aaaw, Pak Dendi” sambil melihat ke istri saya dan berusaha melepaskan tangan saya dari susunya. Tapi tetap memegang susu kanannya dan meremasnya.

Wife:”Suami saya paling gak kuat kak, kalau pentil susunya diuyel-uyel” ucap istri saya cuek.

Anis pun membiarkan saya meremas-remas susunya dan kini dia mulai memijat lagi, kini ke bagian pinggang.

Tangan saya pun sudah berpindah meremas susu kirinya Anis.



Anis:”aaagh Pak Dendi” Anis pun tak sadar merintih, tapi tangannya tetap memijiti saya.

Saya sudah cukup puas meremas-remas susu Anis, kini saya terlentang dan kedua tangan saya berada di belakang kepala menyangga kepala saya.

Wife:”Kontol si papah sudah ngaceng gitu, sudah bisa Pah, kamu perawanin Hanum”

Anis:”Ia Pak Dendi, kayaknya kontolnya sudah keras, sudah bisa menjebol momok perawannya Hanum anak saya” ucap Anis berani dan vulgar. Mungkin Anis membiarkan saya menggerayangi dia agar saya bernafsu dan bisa menyetubuhi anaknya malam ini juga.



Wife:”Jadi gimana Pah, mau hencuet anaknya atau heunceut mamahnya hihi dulu?

Anis pun tampak terkejut mendengar ucapan istri saya.

Saya:” memek Mamahnya aza sayang, papah udah nafsu dari kemaren-kemaren”

Anis tampak terkejut mendengar pembicaraan kami.

Wife:”Kak, gimana, kakak mau kan melayani suami saya?

Anis:”Mak..maksudnya bu?

Wife:”Melayanin suami saya di ranjang, ewean? Tenang saja nanti uang untuk Hanum saya tambahin”

Anis:”ta..tapi?

Wife:”Kakak juga pasti butuh kan, kata kakak, suami kakak selalu memberi nafkah bathin hampir tiap hari, biar suami saya yang menggantikan.



Anis tampak menoleh ke istri saya lalu kepada saya dan kemudian melihat kontol saya.

Wife:”Anggap saja kakak memberi contoh sama Hanum, biar dia tahu gimana nanti memuaskan suami saya, bukan Cuma seperti gedebong pisang kalau nanti jadi diewe suami saya”

Anis:”Maksud ibu?

Wife:”Ya kasih contoh sama kakak, gimana ngewe itu, gimana sebagai perempuan kita waktu diewe, harus gimana, biar dia nanti saya panggil”

Anis:”tapi kak”

Istri saya tidak menunggu jawaban Anis tapi malah berjalan keluar dan membuka pintu kamar lalu memanggil Hanum.



Wife:”Hanum, masuk sini”

Terdengar suara Hanum.

Hanum:”Baik tante”

Sementara Anis tidak lagi memijit saya tapi tampak sedikit kebingungan.

Anis:”saya sich mau saja melayanin Pak Dendi di kasur, tapi kalau dilihatin anak saya, harga diri saya di mana? Anis bergumam.

Saya pun meraba selangkangannya Anis, walau tidak nyampe karena tertahan kain bajunya.



Saya:”Harga diri kamu di memek kamu nis hehe”

Anis pun mesem.

Di tengah kebingungan Anis, Hanum sudah datang dan istri saya segera menutup pintu kamar.

Hanum tampak terkejut melihat saya terlentang tanpa busana, dan kontol saya tegak ngacung ke atas dan ibunya ada di samping saya sedang bersimpuh. Hanum pasti berpikir dia akan segera diperawanin.



Istri saya meminta hanum duduk di kursi tempat dia tadi duduk.

Wife:” Duduk di situ sayang” ucapnya. Hanum pun duduk dan matanya tak lepas memandang kontol saya.

Anis:”Neng, eh Bu tapi ?

Wife:”Udah gpp, sensasinya malah luar biasa nanti kak, di ewe orang di depan anak”

Hanum:”bu, malam ini? Sepertinya Hanum bertanya kepada mamahnya apakah malam ini dia akan diperawanin dia belum connect dengan perkataan Dewi.



Istri saya malah yang menjawab.

Wife:”Belum Hanum, mungkin besok malam, malam ini mamah kamu Kak Anis akan ngajarin kamu dulu gimana muasin laki-laki, muasin pejantan, jadi nanti kamu bisa betul-betul memberi kepuasan kepada bapak, suami saya, pas diewe nanti kamu gak boleh Cuma diem kayak gedebong pisang” ucap Dewi.

Hanum:”maksudnya?

Wife:”Kak, ayo praktekan langsung”

Anis:”eee, neng diam aza di situ, lihat mamah ya” ucapnya sedikit bergetar.



Anis:”tapi bu saya gak biasa ditonton” ucap Anis lagi masih raguragu walau saya tahu dia juga sange dari tadi, mukanya Nampak memerah.

Wife:”Udah gpp, nanti juga kak Anis akan rasakan sensasinya bagaimana dientotin orang di depan anak sendiri, luar biasa kak” ucap Dewi.

Anis:”Baiklah Bu”

Hanum tampak sekarang sudah papah, mamahnya bakal saya ewe, bukan dia.



Anis tampak menoleh ke anaknya.

Anis:”Jadi neng, melakukan hubungan suami istri itu gak cuma kontolnya si lelaki dimasukan ke momok kita tapi…harus ada pemanasan dulu, misal seperti ini, laki-lakinya sudah telanjang, gak enak kalau langsung dimasukin, ada ciuman dulu ada…”

Wife:”Dipraktekan kak”

Anis Nampak sedikit bingung, saya pun mengambil inisiatif, saya tarik Anis dan saya lumat bibirnya. Saya pun menciumin bibirnya Anis.



Anis:”mmmmpzzz eeeeh” saya lihat Hanum sampai bengong melihat ibunya saya ciumin. Lidah saya pun masuk ke mulut anis, akhirnya kami pun bertukar lidah, tangan saya mengelus-elus pantat Anis dan kemudian meremas-remasnya.

Wife:”Udah dulu pah, cukup, biar di lanjut pelajarannya”

Saya pun melepaskan mulut saya dari mulutnya Anis.

Anis:”terus neng, kita pegang kontolnya si cowok dan kita kocok-kocok dahulu seperti ini” ucap Anis sambil duduk dan memegang kontol saya lalu dikocok-kocoknya perlahan. Kini Anis sepertinya sudah mulai terbawa nafsu. Dia terlihat rileks. Sementara Hanum bengong tak percaya melihat ibunya sedang mengocok kontol orang lain yang bukan suaminya alias papahnya hanum.



Anis:”Kita jilat telurnya dulu, buah zakarnya ini nich” ucap Anis sambil menunduk dan mulai menjilati buah zakar saya.

Anis:”Enak sayang” ucap Anis mulai nakal dan memanggil saya sayang.

Saya:”enak Nis, kamu pinter juga aagh, tunjukan Nis ke Hanum gimana hebatnnya kamu di ranjang” saya mencoba memotivasi setengah mengsugesti Anis.

Anis pun semakin berani, buah zakar saya sekarang dimasukan ke dalam mulutnya.



Anis:”ckkuuuekpppplllp…muaaaaachhhh,cploook….cploook…cplooook” Anis pun mengeluarkan buah zakar saya dari mulutnya dan menampar-namparkan kontol saya yang sudah mengeras ke mukanya sambil menapa anaknya.

Aku lihat Hanum memperhatikan betul, tapi aku tak bisa tebak apa yang di pikirkannya. Sementara istri saya tampak sudah mengambil kursi satu lagi dan duduk di belakang Hanum, wajahnya tampak sedikit memerah, sepertinya Dewi sedikit bernafsu juga.

Anis:”Neng, kontolnya gemuk dan panjang, pasti nanti memek kamu bakal sakit waktu pertama dimasukin, tapi jangan takut, setelah sakit bakal nikmat, yang gede dan panjang gini bisa bikin klepek-klepek, penuh di dalam memek” ucapnya kepada Hanum anaknya sangat vulgar tanpa tedeng aling-aling, mungki dasarnya begitu, saya ingat waktu malam awal dia datang, dia juga berani bicara begitu vulgar sama anaknya.

Anis kini mulai menjilati batang kontol saya mulai dari bawah dan naik sampai ke kepala kontol saya.



Lidah Anis pun menggelitiki lubang kecing saya.

Saya:”Aaah, nikmat Nis,” ucap saya sambil memegangi kepala Anis yang masih dibungkus jilbabnya yang berwarna putih.

Anis pun terus menggunakan lidahnya mengorek lubang kencing saya, antara geli dan nikmat.

Anis:”dijilat lubah kencing, lubang kontolnya neng” ucap Anis

Saya pun merem-melek sambil sesekali melihat ke Hanum. Ku lihat tangan istri saya meremas-remas payudaranya Hanum dari belakang, dia sudah memindahkan kursinya ke belakang Hanum.

Hanum:”Aaagh Tan” tangannya berusaha menahan tangan istri saya.



Saya:”Mah, jangan dong, harusnya papah yang pertama nyentuh itu”

Wife:”Hehe sorry Pah” istri saya pun melepaskan tangannya dari dada Hanum.

Anis pun tampak melirik ke anaknya dan tersenyum.

Anis:”Neng, sekarang mamah mau masukan kontolnya Om Dendi ke mulut mamah” ucapnya dan kemudian memasukan kontol saya ke dalam mulutnya perlahan-lahan sambil menatap wajah anaknya. Ku lihat Hanum menatap wajah ibunya yang tiba-tiba menjadi wanita binal layaknya seorang pelacur. Pelacur saja mungkin masih punya malu mesti melakukan hal demikian di depan anaknya.



Saya:”Aaagh enak Nis, kamu ternyata pinter nyepong” ucap saya, padahal biasanya saya tidak banyak komentar, tapi untuk membuat Anis semakin semangat dan loss control saya menstimulus dia.

Anis tidak bisa menjawab karena kontol saya sedang berada di dalam mulutnya. Anis tampak berusaha memasukan seluruh batang kontol saya ke dalam mulutnya, sampai matanya mendelik. Begitu masuk semua Anis pun segera mengeluarkan dari mulutnya.

Anis:”Aagh panjangnya kontol” ucapnya lalu kembali mengulanginya lagi, memasukan kembali kontol saya perlahan sambil mengurut buah zakar saya dan berusaha menelan seluruh batang kontol saya. Kemudian dia mengeluarkannya kembali. Dilakukannya hal ini berulang-ulang sambil menatap anaknya.

Kontol saya pun semakin mengeras.

Saya:”Aaagh gila enak banget mah uugh”

Istri saya hanya tersenyum, tampak dia juga sedang meremas-remas susunya sendiri.



Timbul ide iseng di dalam diri saya.

Saya:”Mah, minta Hanum yang…” saya tidak meneruskan ucapan saya tapi memberi kode dengan kedua telapak tangan saya seperti sedang meremas.

Dewi pun tersenyum dan langsung bergeser ke samping Hanum, tangannya pun menarik kedua lengan Hanum dan menaruh telapak tangan Hanum di dadanya.

Wife:”Remas susu tante, Hanum”

Hanum tampak ternganga dan bingung.



Istri saya pun memandu tangan Hanum untuk meremas-remas dadanya.

Anis:”Remas neng, tokednya Ibu Dewi” ucapnya sambil menampar-namparkan kontol saya ke kedua pipinya. Tampak Anis sudah puas memblowjob saya, saatnya pindah ke part berikutnya.

Saya pun menarik tangan Anis. Anis pun paham dia segera naik ke badan saya. Kini wajahnya tepat dihadapan saya. Segera saya lumat bibirnya. Anis pun membalas lumatan saya sambil matanya memperhatikan ekspresi anaknya yang sedang meremas-remas susu istri saya.



Anis:”Mmmpz, muaaaach…mmmmuacch uuuughhh” sementara kedua tangan saya memeras-remas pantat bulatnya Anis. Benar-benar montok pantatnya si Anis ini dan pinggulnya belum melebar seperti bu Heti.

Anis:”Aagh,muaaachhh…uuhh..muaaaach” Anis pun menjulurkan lidahnya untuk saya isap, tampaknya keberadaan anaknya sekarang justru membuat dia semakin tertantang untuk tampil binal. Mata Anis ku lihat dari tadi melihat ke arah anaknya seolah-olah mengatakan nanti kamu harus contoh mamahmu bagaimana memuaskan laki-laki.



Sementara mata Hanum pun melihat kepada kami yang sedang berciuman seolah tanpa berkedip. Ku lIhat dari jilbab hitamnya di bagian kening sedikit basah oleh keringatnya. Padahal AC sudah di pasang pada posisi suhu paling rendah. Sementara tangannya tetap bergerak meremas-remas susu istri saya. Sementara Dewi tampak tersenyum kepada saya sambil mengangkang dan tangannya masuk ke dalam roknya meremas-remas selangkangannya sendiri.



Sementara saya masih berciuman dengan Anis dan tangan saya masih tak berhenti meremas-remas pantatnya. Sementara kontol saya menyundul-nyudul selangkangan Anis.

Setelah puas berciuman saya pun mendorong Anis hingga terlentang dan saya segera menidih Anis. Kini tangan saya berpindah meremas-remas susunya Anis masih cukup padat untuk wanita yang sudah berumur.

Mulut kami masih saling melumat. Saya lirik istri saya tampak berdiri menuju lemari. Istri saya pun tampak mengeluarkan sebuah dildo warna orange yang berukuran besar yang dulu pernah kami beli waktu liburan ke bali awal-awal kami menikah dan belum punya anak, tapi jarang digunakan, apalagi sekarang dia bisa dapat banyak yang asli.

Entah apa rencanya istri saya asal jangan digunakan buat Hanum.



Ku lihat istri saya mendekati Hanum dan duduk kembali di sampingnya. Mata Hanum kini beralih kepada benda yang di bawa istri saya. Mata saya dan Anis pun demikian, kami sudah tidak saling berciuman hanya tangan saya yang masih meremas-remas susunya Anis.

Istri saya tampak menunjukan benda tersebut kepada Hanum agar bisa di lihat lebih dekat.

Wife:”Han, kamu tau ini apa?

Hanum:”eeegh, tau tante”

Wife:”Hebat ternyata kamu tahu juga benda beginian, ini namanya apa sayang”

Hanum:”Dildo tan, saya pernah lihat di internet” Ucap Hanum, matanya tak lepas dari dildo tersebut walau sesekali melihat kepada saya yang sedang menindihibunya yang kini kami berdua terdiam.



Wife:”Dildo ini bentuknya seperti apa sayang? Sambil istri saya menempelkan dildo tersebut di pipi Hanum.

Hanum:”seperti…seperti burung lelaki tante”

Wife:”Hihi, masa, ini gak ada sayapnya”

Hanum:”Ia tante, burung lelaki”

Anis:”Apa namanya itu neng? Ucap Anis kepada anaknya.

Hanum:”kontol Mah” ucap Hanum sedikit pelan



Sementara saya menaikan rok Anis hingga ke pinggang. Tampak pantat semok Anis terbungkus cangcut berwarna merah. Tangan saya pun kembali meremas-remas pantatnya Anis sambil melihat kepada Hanum. Sementara tanganya Anis turun ke bawah dan memegang kontol saya yang tepat berada di bawah memeknya. Anis pun kembali mengocok-ngocok kontol saya.

Anis:”Om, kontolnya nyodok-nyodok momok aku hihi” ucapnya dengan suara keras sehingga terdengar oleh Hanum dan istri saya. Hanum tampak menoleh dan melihat tangan mamahnya yang sedang mengocok-ngocok kontol saya yang tepat berada di bawah memeknya.



Wife:”Lihat, mamahmu lagi ngapain sayang? Ucap istri saya sambil mengarahkan kepala dildo menyundul-nyundul mulutnya Hanum.

Hanum tida menjawab hanya melihat ke wajah istri saya sebentar dan kembali melihat ke tangan ibunya yang sedang mengocok-ngocok kontol saya.

Wife:”Ibumu lagi mengajarin kamu, itu yang harus kamu lakukan nanti ke bapak (saya)”

Hanum hanya menganggukan kepalanya pelan. Sementara Anis sudah menarik tangannya dan kini memegang kepala saya dan menciumi bibir saya lagi. Lidah kami kembali saling melumat.

Anis:”Neng, ciuman itu nikmat neng aaah, apalagi lihat, kontolnya si om ke gesek-gesek cangcut mamah” ucapnya nakal dan binal.



Wife:”Hanum, lihat ini lagi nak, ini namanya apa sayang, tadi kamu udah bilang” ucap istri saya sambil menyodok-nyodokan kepala dildo ke bibirnya Hanum.

Hanum:”eegggh. Kontol tan” ucapnya pelan.

Istri saya tampak tersenyum.

Wife:”Tepat ini kontol, coba kamu emut sayang”

Hanum pun perlahan membuka mulutnya dan kepala dildo pun mulai memasuki mulutnya. Istri saya pun mendorong dan kemudian menarik kepala dildo di mulut Hanum.



Saya dan Anis pun terdiam melihat ke Hanum, hanya nafas kami yang terdengar.

Saya pun menjadi semakin terangsang meilhat Hanum yang sedang mengemut dildo. Saya pun menggeser jilbab Anis

sehingga lehernya terlihat. Lalu saya pun segera melumat lehernya Anis.

Anis:”Aaagh Pak, gak kuat, kontolnya ke gesek memek aku terus” ucap Anis. Aku pun merasa celana dalam Anis menjadi basah.

Saya:”lepas aza cangcut kamu” ucap saya.

Anis pun tampak menurunkan celana dalamnya, sementara tangan saya meloloskan baju kurung Anis dari kepalanya. Kini hanya tinggal Jilbab, bra warna merah yang masih menutup teteknya Anis, sementara celana dalamnya sudah di bawah lututnya. Saya pun segera bangkit dan menarik lepas celana dalam Anis. Tampak memang sudah basah di bagian depannya.



Ku lihat Hanum pun melihat kepada saya yang sedang menelanjangi mamanya. Ku lihat memeknya Anis yang sudah terbuka lebar, cukup lebat juga bulunya, mirip punyanya Dewi, tapi sedikit lebih lebat karena Dewi sudah sedkit mencukur bulu memeknya dan sudah dirapikan kemaren sebeum pemotretan.

Hanum tampak memperhatikan saya yang kini sudah berada di depan selangkangan mamahnya. Hanum kini kulihat memegang dildo tapi dildo tersebut digesek-gesekan ke teteknya istri saya. Mungkin itu permintaan Dewi.

Saya pun melebarkan kakinya Anis. Anis pun tampak menatap mata saya dengan sayu.



Anis:”Pak Dendi suka ya baok aku lebat? Sepertinya punyanya Ibu Dewi” aku sedikit kaget dari mana Anis tau bulu memek istriku lebat. Tapi saya tidak memperdulikannya lalu saya pun berjongkok dan menggunakan tangan saya untuk menyingkirkan bulubulu memeknya Anis. Kini garis memeknya Anis pun terlihat. Saya pun mulai menjulurkan lidah saya menelusuri bibir memeknya Anis.

Anis:”Aaagh neng liat, nanti si Om pasti juga bakal jilatin heunceut kamu” ucap Anis. Terdengar seperti istri saya.

Aku melihat dengan sudut mataku, ku lihat Dewi meremas-remas susunya sendiri. Sedang kulihat Hanum sudah berjongkok di depan selangkangan istri saya, tampak baju panjangnya sudah di gulung sampai paha. Tampak memek istri saya hanya tertutup celana dalam warna pink.



Ku lihat Hanum mengarahkan dildonya ke memek istri saya yang masih terbungkus cdnya.

Sementara lidah saya kini sudah masuk ke dalam memeknya Anis.

Anis:”Aaagh Pak Dendi, enak banget uuuh, Pak Dendi pinter jilmek aaaah, lidahnya si Om masuk ke momok mamah neng” Ku lihat hanum menoleh ke ibunya dan melihat ke arah saya, tapi kemudian dia kembali menggesek-gesek kepala dildo ke memeknya istri saya.

Wife:”UUgh pinter ya gitu Han, gesekin terus di heunceut tante aaagh”

Sementara saya menjilati memeknya Anis, jari saya kini ikut mengorek-ngorek lubang memeknya Anis yang berwarna pink, itilnya kemudian saya tekan menggunakan jempol saya.



Anis:”aaaagh Pak Dendi kena itilku, setan ninkmat uuuggh ngeunah aaaah, aagh neng itil mamah dimainin om Dendi” ucap Anis. Spontan Hanum pun menoleh. Tampak istri saya pun berdiri dan menuntun Hanum berdiri dan membawa Hanum ke dekat ranjang. Lalu mereka duduk di samping kami di tepi ranjang.

Wife:”Nah Han, lihat dari sini lebih jelas, lidah om lagi ngorek-ngorek heunceut mamahmu hihi” ucap istri saya. Saya pun sempat menoleh ke mereka sebentar, terutama melihat wajah Hanum yang sebelumnya malu-malu dan takut juga bingung sekarang lebih terlihat seperti orang yang penasaran, kemudian saya mulai mengorek-ngorek memeknya Anis dengan dua jari saya. Memek Anis pun sudah semakin basah, bulu-bula memeknya pun menjadi klimis.

Anis:”Aaagh Pak, eh Pak Dendi, udah gak kuat masukan saja aagah”

Wife:”Tanya Han, mamahmu minta dimasukan apa? Ucap istri saya, saya lihat dia sepertinya dia menepuk pundak Hanum.



Hana:”mah, mamah minta dimasukan apah?

Sementara saya mulai mengocok memek Anis dengan dua jari saya.

Anis:”Mamah minta dimasukin kontol Om Dendi neng, momok mamah sudah basah aaahghhgg pak Dendi saya keluar aaaihhh” ucap Anis sambil mengejang dan sesuatu terasa menyemprot jari saya dan saya pun segera mencabut jari saya dan nampak basah.

Wife:”Mamahmu udah orgasme Han, tandanya itu jari Om sampe basah oleh cairan heunceut mamah kamu” ucap Dewi sambil mengelus-elus kepala Hanum yang terbungkus jilbab warna coklat.

Anis:”Ia neng, nikmat banget pokonamah, tapi aya nu leuwih nikmat(ada yg lebih nikmat), Om eh Pak Dendi, masukin aza kontolnya ke momok aku” ucap Anis.



Saya pun semakin melebarkan kedua paha Anis, sedang kedua kakinya saya taruh di pinggang saya, saya gesek-gesek sebentar kontol saya di memeknya Anis.

Wife:”Bentar Pah, Han, coba kocok-kocok dulu kontol Om sama kamu” ucap Istri saya.

Saya:”Ia Han nich” Saya pun mengaucngkan kontol saya.

Hanum malah tampak bergidik dan menatap ibunya kemudian Dewi.



Wife:”Pegang neng, pegang dulu kontolnya Om” ucap istri saya.

Anis:”Ayo neng, biar sekalian belajar, nanti gak kaku lagi pas kamu diperawanin” ucap Anis

Hanum pun mengulurkan tangannya, sedkit gemetar akhirnya dia pun memegang kontol saya.

Wife:”Kocok pelan-pelan saja” ucap Dewi.

Hanum pun perlahan mengocok kontol saya. Gak ada enak-enaknya sich, tapi sensasinya membuat kontol saya lebih keras.

Wife:”Enak Pah”

Saya mengangguk saja.



Wife:”Udah, sekarang kamu masukin kontolnya si Om ke heunceut mamah kamu” ucap Dewi.

Hanum sempat melihat ke ibunya, Anis pun segera menganggukan kepalanya.

Anis:ia neg, biarkan kontolnya om merobek momok mamah kamu, merampas kehormatan mamah kamu sebagai seorang istri dan ibu” ucap Anis malah memprovokasi anaknya

Wife:”Udah Hanum, colokan sekarang”

Hanum perlahan mengarahkan kontol saya ke memek ibunya. Setelah pas di lubangnya, Hanum pun segera memasukan kontol saya ke memek ibunya dibantu oleh dorongan badan saya. Perlahan kontol saya membelah memeknya ibunya Hanum. Saya tekan makin dalam.

Anis:”Aeeeggggh neng, masuk kontolnya om Dendi ke memek mamah aaagh, sakit-sakit ihhhi uuh” Ucap Anis sambil merem-melek dan pura-pura kesakitan. Saya pun tidak lagi memperhatikan Hanum. Tangan saya segera mengeluarkan kedua susu Anis yang masih ada di dalam bhnya dan kemudian langsung saya remas-remas.

Kontol saya pun sudah terbenam semua di memeknya Anis.



Anis:”aagh masuk kontolnya, neng mamah sudah ternoda, agggh mamah dinodain neng, kehormatan mamah sudah dirampas” ucap Anis. Saya pun menyodokan kontol saya perlahan dan perlahan. Setleah masuk semua saya pun mulai mengentot ibunya Hanum. Ploook…ploook..plooook.. paha saya berkali-kali menghantam pantatnya Anis yang montok dan padat.

Anis:”Aaagh, kontolnya mentok aah di Rahim aku Pak Dendi uuughh, neng mamah dinodai om Dendi” Ploook…ploook, benturan paha saya dengan pantatnya Anis semakin nyaring terdengar.

Saya pun menggenjot memeknya Anis. Anis pun mengimbangi dengan menggoyangkan pantatnya.

Anis:”Aaagh…uugughggg, neng nanti kalau kamu diewe seperti mamah begini, kamu juga jangan diam saja, harus ikut goyang, biar lelaki yang ngewein kita juga ngerasain nikmat aaah…enak Pak” ucap Anis.



Saya pun mendundukan kepala saya dan segera mendaratkan mulut saya di susunya Anis. Teteknya memang besar, putingnya panjang coklat gelap dan besar sepertinya sering dihisap suaminya. Lingkaran areola disekitar puting susunya begitu lebar dan berwarna coklat muda. Lidah saya pun menyapu sekitar putingnya Anis membuat dia menggelinjang kegelian tapi belum menyentuh pentilnya.

Anis:”aagh nikmat pak Dendi uuughggghhh..geli nenen Anis uugh” ucapnya, tangannya meremas kain seprai hingga sedikit berantakan.

Ranjang pun berderit seiring gerakan saya yang maju mundur. Ku lirik istri saya sedang meremasi susunya sendiri sambil melihat ke wajah Anis, mungkin istri saya suka melihat ekpresi Anis, tampak muka Anis begitu merah, jilbabnya sudah acak-acakan.



Anis:”Aaagh..ugggh..ooohhhh” sementara Hanum tampak menggenggam tangan kiri mamahnya yang tubuhnya tergoncang-goncang seiring sodokan saya.

Anis:”UUghhh geli pentil susunya mamah neng” ucap Anis, ketika lidah saya menyapu puting susunya. Saya pun memang dari tadi sudah penasaran dengan pentilnya yang panjang. Saya pun segera mencaplok pentil susunya Anis dan saya pun menghisapnya kuat-kuat, sayang tidak ada asinya. Kemudian saya pun pindah ke pentil susu satunya lagi. Sambil nyusu saya pun tetap menyetubuhi Anis.



Anis:”Aaaagggh neng, nanti kamu kalau diewe pasti begini juga, pentil susumu pasti diisep neng, itu nikmat banget pokonamah, sambil kontol keluar masuk di momok kita aaagh Pak Dendi uugh penuh momok aku uugh” ucap Anis.

Saya tetap maju mundur sambil menghisap pentil susunya Anis, sementara susu lainnya saya remas-remas.

Anis:”Aaaag neng, susu mamah dicupang sama Om, Pak Dendi uuughhh” ucap Anis. Hanum tampak penasaran, matanya melongok untuk melihat tanda merah di dekat puting susu ibunya yang sebelah kanan.

Hanum:merah banget” dia bergumam sendiri.

Makin lama, memek Anis makin nikmat, seperti memijat-mijat dan terasa semakin lengket, Anis pun terlihat lelah, sepertinya dia sudah orgasme lagi tanpa sepengetahuan saya.



Saya kini pindah menghisap susu Anis yang sebelah kiri, setelah meninggalkan dua cupangan di susu kanannya.

Anis:”Nich neng, ada dua cupangan di susu mamah yang sebelah sini” ucap Anis menujukkan kepada Hanum yang tampak melongo, entah apa yang ada dalam pikirannya

Hanum:”ia, besar-besar bekas cupagannya om Dendi mah” ucap Hanum.

Sementara Dewi ku lihat sudah pindah duduk kembali di kursi. Kali ini dia tampak tidak melakukan apa-apa hanya menyaksikan kami saja, dildo tergeletak di sampingnya.

Saya:”Anis, nungging” ucap saya sambil mencabut kontol saya. Anis pun kemudian membalik badannya tapi terlihat lambat dan sedikit malas kemudian dia pun dan menunggingkan pantatnya dan kepalanya terbenam di bantal.

Saya pun melepas kait bh Anis terlebih dahulu yang masih menempel di punggungnya dan saya tarik hingga lepas, kemudian saya berikan ke Hanum. Hanum pun segera mengambil bh mamanya.



Kemudian saya kembali memasukan kontol saya ke memek ibunya Hanum.

Anis:”Aaaagh enak uughh” ploook..ploook..ploook sambil memegang ujung bawah jilbabnya saya pun menyetubuhi ibunya Hanum. Memek Anis sedkit terlalu lengket, sedikit membuat saya tidak nyaman. Saya peluk saja dia dari belakang sambil tangan saya meremas-remas kedua susunya Anis. Saya sodokan kontol saya semakin cepat.

Anis:”Aaaagh, kontol pak Dendi nyodok sampai perut mamah neng uuuh,memek mamah nikmat”Ucap Anis, kepalanya beberapa kali tersentak oleh sodokan saya.



Anis:”Aaagh neng ini yang namanya diewe gaya anjing uuugh, dalem kontolnya nyodok momok mamah neng”. Ucap Anis sambil ngos-ngossan.

Semakin lama saya pun semakin mempercepat sodokan kontol saya, sementara Anis mengimbangi dengan memaju mundurkan pantatnya.

Anis:”Aaaga gak kuat aing uuug pak Dendi,aaaah ewe yang kenceng uuuh”

Saya pun mempercepat sodokan saya karena kebetulan saya pun sudah mau keluar.



Saya:”aaaagh anjing terima ini” ucap saya sambil menekan kontol saya dalam-dalam.

Anis:”Aaagh Pak Dendi jangaaan di dalam” Ucap Anis. Tapi sudah terlanjur. Crooot…crooot…croooot. Peju saya pun memenuhi memeknya Anis.

Anis:”aaagh aduuuuh” Anis cepat-cepat menarik lepas kontol saya, tampak sebagian sperma saya meleleh dari dalam memeknya.

Anis pun segera menghadap saya sambil mengangkang dan mengobel memeknya, tampak cairan putih keluar sedikit demi sedikit.

Anis:”Aduh neng, mamah nggak kb”

Dewi pun segera menghampiri saya.



Wife:”Kenapa Pah?

Saya:”Anis gak kb” ucap saya sedkit panik juga.

Wife:”koq dikeluarkan di dalam?

Saya:”anis telat ngasih tahunya, keburu papah keluar”

Anis:”Ia bu saya yang telat ngasih tahu”

Sementara Hanum hanya bengong.



Wife:”Kalau gitu, percuma dikobelin juga Kak, pasti sprema suami saya saat nembak sudah banyak yang masuk ke heunceut terus ke Rahim kakak, biar saja belum tentu jadi juga”

Anis tampak menarik nafas panjang, ada sedikit ke khawatiran tergambar di wajahnya.

Wife:”Ya udah kakak, rebahan dulu saja, pasti lemeskan?

Anis:”ia, lemes banget neng abis dikontolin mah, tapi biar di kamar sebelah saja istirahatnya” ucap Anis seperti hendak turun tapi ditahan oleh tangan Dewi.



Wife:”gpp kak, di sini saja dulu, santai saja dulu” ucap Dewi, entah apa ada tujuan tertentu melarang Anis buru-buru pergi atau ada apa.

Anis pun menuruti permintaan istri saya dan segera merebahkan badannya, dia tampak melihat ke wajah anaknya yang tampak memperlihatkan ekpresi takut juga.

Istri saya tampak menangkap ke khawatiran mereka.

Wife:”Udh gpp kak, aku tanggung jawab koq, kalau kakak sampai hamil, anaknya biar saya rawat” ucap istri saya enteng.

Anis tampak kembali melihat ke wajah anaknya.



Anis kemudian beralih menatap Dewi.

Anis:”Saya takut bu”

Istri saya pun duduk pindah lebih dekat di samping Anis. Sementara saya bangkit dan duduk di atas kursi tempat Dewi duduk tadi.

Ku lihat hanum sepertinya hendak duduk di kursinya tadi tapi melihat saya yang telanjang duduk di kursi dia duduk kembali di tempatnya semula.

Wife:”Kan udah saya bilang kak, kita rawat kalau jadi jangan khawatir, kelakuan saya dan suami memang bejat tapi kami bukan pnjahat kak”

Anis:”Bukan itu bu” ucapnya sambil kembali duduk.



Anis:”Neng, ambilkan kutang sama cangcut mamah” ucap Anis. Hanum pun memberikan bh Anis yang masih dipegangnya. Kemudian bangun dan mengambil cd ibunya yang tergeletak di ujung kasur dan memberikan kepada Anis.

Anis:”Saya takut kalau nanti hamil, suami saya bisa marah besar, karena kan saya lama di sini Kak, saya tidak ada ngentot sama dia, terus tiba-tiba saya datang hamil, suami saya itu preman” ucap Anis sambil memakai celana dalam dan bhnya yang berwarna merah.

Wife:”Ya, kan Cuma sekali kak, belum tentu juga hamil, tapi kalau misalkan betul-betul hamil, biar saya yang hadapin suami kakak, segalak apa sich dia”

Anis:”Walau dia preman, dia sayang banget sama saya, cemburuan banget, pernah ada temennya nyolek pantat saya, dihajar sampai babak belur, terus dia kalah judi, ada temennya yang menang, mau aza katanya dibayar pakai saya, minta saya temenin tidur, dia marah, sampai temennya mau dibacok, terus dia ditangkap polisi, sempat dipenjara hampir lima bulanan suami saya”

Sekarang saya yang menjadi sedikit ciut dan khawatir.

Wife:”Bener suami kakak sayang sama kakak? Pernah gak disuruh berhenti judi?

Anis:”Sering kak, tapi malah marah-marah, bilangnya itu urusan saya, urusan kamu di dapur sama di kasur, gitu malah ngomongnya”

Wife:”Berarti dia gak bener-bener sayang tuch, kata kaka dia suka maen cewek juga?

Anis:”Ia sich, suka maen sama bondon”



Wife:”Apa seperti itu bisa dibilang sayang?

Anis:”Tidak neng”

Wife:”Terus dia setuju ngejual keperawan Hanum juga boleh saja nikah sama kepala Desa yang sudah punya istri, gak sayang keluarga kan?

Anis:”Ia neng”

Wife:”Dia cuma manfaatin kakak saja, karena mungkin dia tidak punya siapa-siapa lagi, yang lebih disukai dia judi kan, mau dapat uang dengan cara gampang”

Anis:”ia” ucapnya samibl melihat saya dan Hanum.



Wife:”Berarti uang lebih penting buat dia, tenang saja kalau sampai kakak benar-benar hamil, saya yang bakal ngadepin suami kakak, diiming-imingi uang paling dia klepek-klepek, eh memang lagi masa subur?

Anis:”ia kak”

Wife:”Terus kenapa tadi gak bilang dari awal biar suami saya tidak buang diheunceut kakak?

Anis:”Kan tadi awalnya uma disuruh mijet, gak kepikiran saya bakal disetubuhi sama suami neng saya pun gak begitu ngira suami kakak mau sama saya biar saya sering lihat dia curi-curi pandang lihat tetek saya, jadi gak kepikiran bilang saya lagi subur neng”



Wife:”Ya udah gak usah dipikirin lagi kak, tadi kan niatnya sambil ngajarin Hanum ia kan?

Anis:”Udah tenang sekarang koq neng, makasih ya”

Wife:”saya yang makasih, kakak mau layanin suami saya”

Anis:”Hehe, sama-sama enak kak”

Wife” Kalau Hanum lagi masa subur gak?

Anis:”kayaknya nggak kak?

Hanum:”Nggak tante”

Wife:”Berarti aman kalau keperawanan kamu diambil minggu ini, terus suami saya buang diheunceut Hanum, soalnya suami saya paling suka keluar di dalam”



Anis:”tenang saja neng aman”

Wife:”Syukur dech, tuch pah, jadi rencananya kapan, mamahnya udah papah ambil kehormatannya sebagai seorang istri malah bisa saja hamil, anaknya kapan hehe?

Saya:”Heh, besok mungkin mah, kalau sekarang capek papah”

Wife:”Gimana kalau besok kita jalan-jalan ke luar kota Pah, biar Anis sama Hanum ikut sama kita”

Anis:”Tapi besok saudara saya mau ke sini ambil uang itu kak”



Wife:”Oh ya, saudara kamu kenal sama bu heti kan, biar dititip sama bu Heti saja, biar dia yang tunggu rumah”

Anis:”Kenal, bisa kalau begitu”

Wife:”gimana Pah?

Saya:”Boleh saja, gimana mamah saja dech”

Wife:”Itung-itung ajak mereka jalan-jalan, biar gak bosen”



Anis:”kalau gitu saya pamit ya neng, Pak, Hanum maafin mamah ya, mama lepas control, mamah sekarang sudah kotor, sudah ternoda, ternyata malah mamah yang dinodain dulu sama pak Dendi, bukan kamu”

Hanum:”ia, gpp” ucap Hanum singkat.

Wife:”ia kak, ya sudah silahkan istirahat” Anis pun berdiri dan segera memakai baju panjangnya lagi. Sedikit gontai dia turun dari ranjang.

Anis:”Aaaw bapak ini.” ucapnya ketika dia sudah turun saya pun meremas-remas pantatnya.

Wife:”Papah ini berani amat, remas-remas pantat istri preman hehe”

Anis:”neng bisa saja hehe”

Istri saya tampak menyilangkan jarinya di bibirnya seperti sebuah kode kepada Anis. Anis pun segera mengajak Hanum yang dari tadi cuma diam saja. Mereka pun segera keluar dari kamar saya.



Wife:”Sana cuci dulu kontolnya ih, malah duduk-duduk aza” ucap istri saya.

Saya pun segera masuk ke kamar mandi. Setelah selesai saya pun kembali masuk ke dalam kamar. Ki lihat istri saya sudah berada dalam selimut. Saya pun segera mengambil baju piyama saya dan bergabung dengan istri saya di dalam selimut.

Wife:”Mmmp, gimana Pah, puas, udah bisa nodain si Anis hehe”

Saya:”Puas mah, tinggal anaknya yang bakal papah nodain”

Wife:”Aku juga nafsu tadi liat kamu ngewein mamahnya Hanum, tapi kasihan ah papah capek ”

Saya:”Besok lagi mah, lagian takut kesiangan mau pergi, eh kita kemana ya?

Wife:”Kita ke Ciwidey saja Pah, sejuk dan dingin, cuacanya pas buat wik-wik hihi”



Saya:”Boleh juga mah, kita ajak Luna saja?

Wife:”Gak dech, pasti lakinya ikut, lagian kamu kan mau exe si Hanum, masa bawa Luna lagi, rakus amat, padahal udah sekali keluar papah langsung letoy”

Saya:”Enak saja, ia juga sich banyak ceweknya”

Wife:”Pah, boleh ngajakin si Jaka gak?

Saya:”Buat apa? buat mamah?



Wife:”Hehe ia, biar jaka juga lihat Hanum diperawanin Pah, kan dia temennya, bayangin sensasinya, papah perawanin Hanum di depan si jaka temenya Hanum, atau mungkin si Jaka pernah naksir juga sama Hanum kan gak tahu”

Saya:”Paling akal-akaln mamah saja”

Wife:”Kan mamah juga gak mau nganggur kayak tadi, masa Cuma nonton doang”

Saya:”Ia juga sich, boleh dech, besok pagi kamu telepon dia biar datang, terus apa Hanum mau papah perawanin di lihatin Jaka juga?



Wife:”Gampang bisa diatur, eh jangan lupa booking hotel ya, kita nginap ya”

Saya:”Mau berapa hari?

Wife:”Selasa pulang, dua malam saja”

Saya:”Berapa kamar jadinya?

Wife:”2 kamar saja dech”

Saya:”Tapi kalau jaka ikut, 5 orang dewasa?

Wife:”Biar saja, si jaka kita taruh di kamar kita hihi, coba satunya yang family suite pah, siapa tau dapat”



Saya:”dasar, di mana?

Wife:”di hotel Driam saja Pah, kan bnyak tempat wisatanya juga disitu, pemandangannya juga bagus”

Saya:”Ok dech, tapi kita kan sudah pernah 2 kali di sana”

Wife:”yang lain kan belum, jadi gak masalah”

saya pun segera mengambil ponsel dan membooking kamar melalui sebuah aplikasi.



Saya:”syukur mah, dapat, yang Family living riverview, ya sedikit lebih mahal dari yang standard”

Wife:”Syukur dech itu kan ada yang kayak ruang tamu dan sofanya ya, cuma beda dikit aza palingan harganya dari yang standard, asyik bisa lihat sungai, indah banget pemandangannya”

Saya:”Ia ada sich, dua malam saja kan”

Wife:”Ia, bosen juga kalau kelamaan, itupun sudah lama, cuma jaga-jaga saja kalau kecapean di jalan, jadi gak langsung jalan-jalan malah bobo di hotel kayak dulu pernah kan”

Saya:”hehe ia , ok dech kita tidur, kita berangkat pagi-pagi dari sini”

Akhirnya saya dan istri saya pun tertidur .



Pagi-pagi sekali istri saya sudah membangunkan saya .

Tampak istri saya mekakai sweater warna merah dan baju senam hitam di dalamnya serta celana legging birunya .

Wife:”Bangun Pah, cepet mandi, terus senam, mumpung libur biar perut gak buncit kayak mamah, ntar dikira hamil juga”

Saya:”aah masih ngantuk mah”

Wife:”Bangun Pah, ya paling nggak biar kita berangkat pagi-pagi ke ciwideynya, kan enak masih sejuk udaranya”

Dengan terpaksa saya pun ke kamar mandi, sedang istri saya pergi ke luar kamar .



Selesai mandi aku lihat jam, ternyata baru jam 5 lewat 15 . Saya pun segera memakai kaos dan celana pendek hendak mengikuti istri saya senam . Aku baru sadar Intan dan Revan pun sudah tidak ada di tempat tidur . Berarti semua bangun pagi . Saya segera menuju ke dapur untuk ke kolam renang. Saat masuk ke dapur ku lihat Hanum dan ibunya sedang memasak. Ku lihat Hanum tidak mengenakan jilbabnya hanya mengenakan kaos warna putih lengan pendek yang cukup tipis, sekilas kulihat bayangan bh warna hitam di punggungnya. Sedangkan bawahannya hanya memakai celena pendek seperti kolor warna putih yang kekecilan membuat pantatnya tercetak dengan cukup jelas. Bayangan cdnya yang berwarna biru jauh lebih jelas disbanding bhnya tadi.



Saya pun berdiri tertegun di depan pintu dapur. Sementara Anis lagi-lagi masih memakai mukena tipisnya. Ku lihat bayangan cdnya yang sepertinya berwarna pink begitu juga bhnya. Sontak pemandangan tersebut membuat barang saya berdiri. Saya pun berdiri beberapa saat memperhatikan mereka yang memang membelakangi saya. Sampai saat Hanum hendak mengambil sesuatu dari meja.

Hanum pun tampak kaget melihat saya berdiri di depan pintu. Dia pun mencolek ibunya.

Hanum:”ada pak Dendi mah”

Anis:”Oh, kenapa memangnya” Anis Nampak biasa saja.



Hanum:”Mah, mau ganti baju dulu, itu, cangcut mamah juga kelihatan” ucapnya sambil meraba kepalanya, seolah memberi tahu ibunya bahwa dia tidak memakai jilbabnya dan menunjuk pantat ibunya memberi tahu bahwa celana dalam ibunya dapat terlihat dari luar, padahal celana dalam dia sendiri juga terlihat dari luar.

Anis:”Ya udah sana neng”ucap Anis pendek.

Saya masih berdiri dan tersenyum kepada Hanum. Hanum menundukan kepalanya dan berjalan menuju pintu di mana saya berdiri .



Hanum:”Permisi Om”

Saya:”ia” ucap saya dan plaaak…

Hanum:”aawwww” Hanum kaget begitu saya menampar pantatnya saat melintasi saya. Hanum sempat melihat saya sebentar dan lalu pergi meninggalkan saya .

Saya:”awas, nanti bakalan Om buat kamu binal seperti istri Om” ucap saya dalam hati.

Sementara Anis hanya melihat dan tersenyum lalu kembali membelakangi saya dan menggoreng ikan. Saya pun berjalan mendekati Anis, hasrat sepertinya harus dituntaskan. Begitu sampai langsung saja kupeluk Anis dari belakang.



Anis pun terkejut karena tiba-tiba saya memeluk dia.

Anis:”Pak aaagh” tangannya berusaha mencegah tangan saya yang kini meremas-remas bokongnya.

Anis:”Aaagh, jangan Pak, nanti ketahuan ibu”

Saya:”Gpp, ibu gak akan marah koq, saya kepengen banget, saya suka lihat kamu pakai mukena tipis, cd dan bh kamu kelihatan, bikin saya ngaceng” ucap saya sambil menggesek-gesekkan kontol saya yang masih berada dalam celana ke pantatnya Anis.



Tiba-tiba pintu ke arah kolam renang dibuka seseoarang yang ternyata istri saya. Dewi pun masuk dan tampak kaget melihat saya yang sedang memeluk Anis dan menciumi pipinya.

Wife:”Astagfirulloh, papah, pagi-pagi maen peluk istri orang aza, mamah tungguin buat senam”

Saya:”Hehe, abis papah terangsang liat Anis”

Wife:”Kak Anis pakai mukena gitu kamu terangsang Pah”

Sementara Anis diam tak bicara . Tanpa malu saya lumat bibirnya Anis depan istri saya.



Tiba-tiba kudengar pintu dapur di buka dan Hanum datang , dia sudah memakai rok panjang warna coklat, sweater kuning dan jilbab warna putih. Dia juga tampak kaget melihat saya sedang mendekap mamahnya.

Hanum:”Mmmmppzz eeggh” Saya pun terus melumat bibirnya Anis .

Wife:”Ya udah kalau papah maunya senam dikasur hehe, tapi itu matikan dulu kompornya, malu ih ada Hanum tuch, bawa ke kamar kita saja pah kak Anisnya, kenthu di kamar” ucap Dewi sudah merestui apa yang saya lakukan.



Hanum pun kulihat berjalan pelan ke arah kami .

Wife:”Han, kamu lanjutin masak ya, mamah kamu malah mau dientot sama si Om” ucap istri saya.

Hanum:”ia Tan”

Wife:”Ya udah aku tinggal Pah” ucap istri saya yang kemudian kembali ke kolam renang dan menutup pintu.

Anis:”Pak Den, sudah aaaagh”

Saya:”Gpp, istri saya sudah ngijinin”

Sementara Hanum sudah mulai memasak lagi, sudut matanya mencuri-curi pandang melihat ke saya yang sekarang sudah menyeret mamanya menjauhi kompor .



Anis:”Jangan di sini pak, kita pindah ke kasur saja eeemmpz” ucap Anis yang lagi-lagi tertahan karena saya melumat lagi mulutnya.

Saya:”Saya mau di sini aza, quick saja”

Anis:”Tapi ada Hanum, kita dikasur saja yuk sayang, biar eweannya lebih nikmat” ucap Anis merayu saya.

Saya:”Kenapa, biar Hanum belajar” ucap saya sambil kini meremasi toketnya Anis yang kini kedua tangannya berpegangan di meja.

Anis:”Saya malu pak diewe depan Hanum lagi, apalagi kalau harus melakukannya di dapur, saya dan suami belum pernah ngentot di dapur” kali ini Anis terus terang.



Saya:”Ya sudah kalau begitu, biar kamu saya gendong ” ucap saya sambil segera membopong badannya Anis.

Anis:”di kamar saya saja pak ngentotnya” ucap Anis lagi begitu sudah saya angkat badannya.

Saya:”Hanum, Om tinggal dulu ya”

Hanum:”Ia om gpp”

Anis:”Neng, mamah jadi bondon dulu ya”

Hanum:”Ia mah”



Saya pun segera membawa Anis menuju kamarnya yang ada di sebelah kamar saya, niat awalnya saya mau menyetubuhi Anis di dapur, tapi Anis keberatan terpaksa saya mengkikuti kemauannya. Tidak ada bedanya, pikir saya.

Saya pun segera membawa Anis masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar kembali .

Anis pun kemudian saya rebahkan di atas kasur dan langsung saya menindih badannya .

Saya pun segera menciumi bibir Anis kembali. Kami pun saling berciuman dan lidah kami saling bertautan.



Anis:”Mmmphh,muuuaaaaach..muaaaaach..muaaachh..mmmpz aagh”

Saya pun kemudian membalik posisi sehingga Anis yang berada di atas saya. Sambil tetap berciuman saya pun meremas-remas pantat Anis yang montok dan masih padat untuk umur segitu, saya benar-benar tak bosan meremas-remas pantatnya, ke depan pasti bakal saya perawanin nich pantat. Kontol saya pun sudah sangat mengeras menyodok-nyodok ke selangkangan Anis.

Anis:”Mmpz, Pak Dendi biar saya lepas dulu mukena saya” ucapnya

Saya:”Gak Usah, saya justru ingin menyetubuhi kamu dengan kamu masih memakai mukena Nis” Ucap Saya sambil mendorong Anis hingga terlentang.



Saya pun menarik tangan Anis untuk berdiri .

Saya:”Nis, sekarang kamu berpegangan di meja rias dan nungging”

Anis”Pak Dendi mau ngewe saya lagi pakai gaya anjing dipaceuk?

Saya:”ia ayo” plaaaak….sambil saya tepok pantat besarnya.

Anis pun mengikuti permintaan saya dan menunngging sambil berpegangan di meja rias . Saya pun segera menurunkan celana pendek saya beserta celana dalam saya . Kaos sengaja tidak saya lepaskan . Saya pun segera menghampiri Anis .

Saya:”Nis, isep dulu kontol saya”

Anis yang sudah menungging pun menuruti permintaan saya . Dia segera jongkok dan memegang kontol saya .



Saya:”Kita munduran dikit, biar kelihatan di kaca” Saya dan Anis pun kemudian bergeser sedikit menjauh dari meja rias agar seluruh badan kami dapat terlihat di kaca.

Anis:”Kenapa Pak?

Saya:”Aku suka saja, kontol aku akan di sepong sama perempuan yang masih menggunakan mukena” ucap saya sambil melihat ke kaca.

Anis:”Bapak ada-ada saja” ucapnya sambil menampar-namparkan kontol saya yang sudah tegang ke pipinya yang chuby. Perlahan Anis pun membuka mulutnya dan memasukan kontol saya ke mulutnya. Pertama kepala kontol saya diemutnya perlahan seperti mengemut eskrim.



Anis:”mmmpcup…cpook..cpooook” sedang asyik menikmati sepongan Anis, pintu kamar ada yang buka. Kami pun spontan melihat ke pintu dan tampak Hanum sambil menunduk masuk ke dalam kamar .

Anis pun segera mengeluarkan kontol saya dari dalam mulutnya .

Anis:”neng, koq ke sini udah kelar masaknya?

Hanum tidak segera menjawab malah menghampiri kami dan duduk di tepi ranjang .



Hanum:”Disuruh tante Dewi ke sini, suruh ngelihatin mamah ngebondon”ucap hanum sedikit tersenyum sinis, mungkin dia sekarang suka ibunya menyerahkan kehormatannya kepada saya.

Anis:”Heh, yang masak siapa jadinya neng, koq kamu gitu sama mamah? Ucap Anis sambil mengocok-ngocok kontol saya dan kembali menampar-namparkan di wajahnya.

Hanum:”Gpp koq mah, yang masak bu Heti sama tante Dewi”

Anis:”Hemmmpz, tujuan kita kan kamu tahu neng, kamu marah ya, karena si Om Dendi udah ngerampas kehormatan mamah?

Hanum:”Dikit, mamah sendiri tadi yang bilang mau ngebondon” ucap Hanum sambil tetap menunduk.

Anis:”hehe, ia neng, sama saja mamah jadi pelacur, ngelayanin laki-laki yang bukan muhrim”



Anis pun tersenyum penuh arti kepada saya.

Anis:”neng, jadi kamu gak sendirian yang dinodain sama Om Dendi, mamah juga dinodain, tapi ambil positifnya, kita bisa bayar utang dan mungkin sisanya buat modal usaha, percuma juga bapakmu cuma modal kontol doang”

Hanum:”ia mah” ucap Hanum, kali ini ekpresinya sedikit berubah, mungkin ada rasa kesal terhadap bapaknya, mata Hanum kini tertuju kepada kami, tidak lagi menunduk.

Anis pun kembali memasukan kontol saya ke dalam mulutnya dan dia dorong keluar masuk beberapa kali. Anis kemudian mengeluarkan kontol saya lagi dari mulutnya .



Anis:”Neng, kalau sampai sekarang mamah kehilangan kehormatan mamah sebagai seorang istri, ibu rumah tangga, di masukin kontol lelaki lain yang bukan punya papah kamu, lalu kontol tsb sudah masuk merobek-robek momok mamah, itu bukan karena mamah kamu ini jadi bondon tapi semua karena papah kamu yang hobinya judi, camkan itu neng” Ucap Anis tanpa melihat anaknya dan kembali memasukan kontol saya ke dalam mulutnya.

Hanum:”Ia, bener banget mah” ucap Anis. Kali ini saya melihat ekpresi dan raut wajah Hanum berbeda dari yang sebelum-sebelumnya saya lihat, sementara ku lihat Anis tersenyum kepada saya sambil menjilati lubang kencing saya.



Saya:”Udah Nis, kayak tadi lagi, nungging di meja rias” Tanpa disuruh dua kali Anis pun segera menuju meja rias dan kedua tangannya berpegangan di ujung meja rias, sambil menungging dan melebarkan kedua kakinya.

Saya pun segera mendekatinya dan setelah sampai saya pun menarik ujung bawah mukenanya ke atas, terlihat betis Anis yang putih mulus dan montok juga pahanya, saya dalam hati memuji Anis memang cukup istimewa, jauh sangat jauh di banding Bu Heti, Anis biar sama-sama dari kampung tapi sepertinya cukup merawat badannya di tengah kekurangan ekonomi di keluarganya.

Nafsu binatang saya sudah diubun-ubun, mukena Anis pun sudah naik ke pinggangnya, sehingga pantat bulat yang berbalut celana dalam berwarna pink bebas saya lihat . Tangan saya pun segera mengelus-elus dan kemudian meremasnya .



Anis:”Aaagh Pak, bapak suka ya bool saya, dari tadi malam diremes-remes mulu”

Saya:”Ia, pantat kamu bagus Nis, biar sudah punya anak masih padat dan gak melebar kayak punya Bu Heti”

Anis:”Bapak udah sering juga ya ngontolin Heti?

Saya:”Sering nggak, tapi beberapa kali”

Anis:”Dasar, bapak ini selain suka heunceut perawan, suka heunceut pamajikan batur (istri orang) juga ya hehe” terdenganr seperti Dewi.



Saya:”ia, saya suka banget memek bini orang” ucap saya dengan suara bergetar karena sudah dikuasai hawa nafsu.

Anis:”Saya juga gak nyangka istri bapak kayak gitu ya, ngomongnya jorang (jorok) padahal pakai jilbab dan kelihatan alim banget”

Saya:”Ohhh” ucap saya pendek sambil menampar-namparkan kontol saya ke buah pantatnya Anis.

Anis:”Aaah, saya juga jadi sange aaah, perosotin aza Pak cangcut saya” ucap Anis.

Memang tadi juga sudah niat begitu, saya pun menarik turun celana dalam Anis sampai di kedua lututnya, sedikit saya lebarkan lagi pahanya .



Anis pun bereaksi dengan semakin menungging. Saya sudah tidak lagi memperhatikan Hanum, walau saya bisa melihatnya dari kaca meja rias.

Saya segera menempatkan kontol saya di belahan memeknya Anis. Perlahan saya dorong sambil saya dekap Anis dari belakang.

Anis:”Aaah ngeunah (enak) neng, kontolnya si Om udah mulai masuk di heunceut mamah aaagh, mungkin bapak maneh(kamu) juga lagi ngewe bondon”

Separuh kontol saya sudah masuk ke dalam memeknya Anis yag terasa hangat, tidak lengket seperti tadi malam. Saya dorong hingga semuanya masuk ke dalam memeknya .



Anis:”Uuguhhh neng, asup kabeh (masuk semua) kanjutna si Om ka momok mamah aaagh ewe sayang aagh”

Plook..plook..ploook saya pun mulai menggenjot memeknya Anis. Beberapa kali kepala Anis terdongkak ke atas karena dorongan saya. Pemandangan di kaca sensainya sungguh luar biasa, saya menyetubuhi ANis yang masih mengenakan mukenanya, Dewi saja tak pernah saya setubuhi dalam kondisi begini.

Anis:”Aaagh Panjang neng, kontolna sampai nyodok ke Rahim mamah aaaaagh” ucap Anis sambil menoleh kepada anaknya,

Saya pun mempercepat sodokan saya kek memeknya Anis.



Anis:”aaagh, enak pisan (banget) pak, uuugh ampun gusti nikmat banget ewean aaah, neng nanti jangan takut kalau momok kamu dimasukin kontolna si Om ya, nikmat koq nantinya kayak mamah aaaaaaw”

Saya:”Lebih enak mana sama dientot suami kamu”

Anis:”enak dua-duanya aaaagh pak Dendi, tapi pak Dendi lebih tahan lama dan kontolnya sedikit lebih gede dan panjang aaaaagh”

Saya sudah menaikan mukena Anis sampai ke lehernya dan susunya segera saya keluarkan dari dalam bhnya dan saya remas-remas sambil tetap menggenjot memeknya Anis .

Plook..plook…plooook

Saya pun mempercepat sodokan kontol saya dan membuat kepala Anis semakin terdongkak dan semakin dekat ke kaca.

Anis:”Aaagh, nikmat neng, kumaha (bagaimana) neng perasaan kamu lihat mamah digagahi Om Dendi? Uuugggh…enak aaaaauh nikmat ewean aaaah”



Saya pun merasakan desakan sprema saya sudah diujung. Plook..plook…plook …..

Sodokan saya semakin kencang sampai kepala Anis menempel di kaca karena terdorong oleh berat badan saya.

Anis:”Aaagh gak kuat neng ngeunah pisan(enak banget) ewean aaaah mamah keluar”

Saya:”Saya juga Nis aaaagh” ucap saya sambil mendekap erat Anis dan crooot…croooot…croooot sprema saya pun membasahi memeknya Anis. Nafas kami tersengal-sengal kami terdiam beberapa saat. Saya lumat bibirnya Anis dan dia pun membalas ciuman saya. Kemaluan kami masih bersatu .



Posisi kini sedikit miring, kami masih terus berciuman . Saya lihat hanum mukanya sangat merah, apakah dia sange juga, terlihat semakin cantik, bunga yang akan segera saya petik kemudian setelah ibunya.

Anis:”mmmpz udah pak, cabut atuh(dong) kontolna, nanti gancet sama momok saya hehe” ucapnya. Tak sangka Anis memang binal.

Saya pun menarik kontol saya yang sudah mulai layu keluar. Saya baru sadar saya kembali keluar di dalam memeknya Anis. Tapi sekarang Anis tampak tenang, tidak panik seperti tadi malam.

Saya pun perlahan berjalan pindah ke ranjang dan duduk di samping hanum. Hanum sedikit membuang muka, pura-pura melihat ke arah mamanya yang sedang menaikan celana dalamnya dan kemudian melangkah gontai ke arah Hanum. Kemudian dia duduk di samping Hanum, sehingga kini Hanum diapit oleh kami berdua.



Anis:”Mamah lemes neng, diewe mulu sama Om Dendi” ucap Anis sangat vulgar kepada anaknya.

Hanum:”Tapi enak kan mah, Hanum jadi ngeri-ngeri pengen hehe” ucap Hanum pelan tapi masih bisa saya dengar karena saya berada dekat dengan dia.

Anis tampak tersenyum kepada saya dan menepuk paha saya.

Hanum menjadi terlihat malu, mukanya kembali memerah, dia sadar sudah bertanya yang cukup vulgar kepada mamahnya.

Anis:”hihi, ngeunah pisan neng(nikmat banget), kontol ngegesek dinding memek kita uugh nikmat banget, Om Dendi kayaknya suka banget dijepit pakai momok mamah, sampai pagi ini minta nambah hihi” ucap Anis bangga.

Saya:”hehe, momok mamah kamu baru cuma dipakai papah kamu, jadi om pakai masih seret” ucap saya menggoda Hanum sambil saya elus pahanya Hanum yang memakai rok warna coklat.



Anis tersenyum melihat saya mengelus-elus pahanya Hanum. Sementara Hanum tampak salah tingkah dan matanya sesekali melihat ke kontol saya yang sudah lemas.

Anis:”Neng, pegang kontolnya om, bersihkan gih” ucap Anis tiba-tiba sambil memegang tangannya Hanum dan menaruhnya di kontol saya. Hanum pun tampak terkejut tapi tak mampu menghindar, telapak tangannya yang dipegang ibunya sudah menggenggam kontol saya.

Hanum:”mmp, tapi mah?

Anis:”Udah bersihkan, mau pake mulut atau tissue neng? Tanya Anis.

Hanum:”Tisssue saja mah” tentu Hanum tidak akan mau, apalagi kontol saya habis masuk ke memek ibunya.



Anis pun berdiri dan plaaak… saya pun kembali menampar pantat Anis yang memang menggemaskan.

Anis:”Aaaw, masih saja nepok-nepok bool bini orang hihih” ucapnya dan lalu berjalan menuju meja rias untuk mengambil tissue.

Sementara Hanum tampak tersenyum, sepertinya dia mulai terbiasa.

Anis:”neng, kamunya jongkok di bawah ya” ucap Anis sambil menghampiri kami.

Hanum pun menuruti permintaan ibunya dia pun berjongkok di depan saya. Kontol saya masih dalam pegangan tangannya.

Anis pun memberikan tissue kepada Hanum dan duduk di samping saya.

Anis:”Bersihkan pakai tissue neng”

Hanum:”Ia mah” jawab Hanum singkat dan mulai mengelap kontol saya dengan tissue.



Anis:”Kepala kontolnya neng, lubang kencingna beukehkeun” Hanum pun kini pindah membersihkan kepala kontol saya berikut lubang kencingnya.

Saya:”Udah jangan lubangnya geli pakai tissue, kecuali pakai mulut” ucap saya.

Anis:”Mau neng? Pakai mulut?

Hanum menggelengkan kepalanya.



Anis:”Ini pertama kali kan kamu pegang kontol lelaki neng?

Hanum:”Ia “ jawabnya singkat tapi matanya fokus ke kontol saya, mata Hanum tampak mengitari seluruh bagian kontol saya, seperti ada sesuatu yang bikin dia penasaran. Dia pun tak malu tetap memegang kontol saya.

Anis:”Udah cukup bagus neng untuk yang baru pertama kali pegang kontol lelaki” ucap Anis.

Anis:”Tapi kalau lihat kontol sudah pernah? Atau baru lihat punya om Dendi ini?

Hanum:”Udah mah”

Anis:”Di mana?

Hanum:”Di sekolah, dulu pernah temen yang pamerin kontolnya sama semua cewek di kelas, mentang-mentang gede hihi”

Anis:”Masa?

Hanum:”Ia, neng juga pernah liat di bokep, tapi pegang baru kali ini”



Ternyata Hanum pernah liat bokep juga, walau mungkin gak seliar Fani kalau melihat dari gayanya.

Anis:”Bersihkan neng, itu dibulu baoknya juga, banyak cairan putih-putih, bersihkan ya neng” ucap Anis memerintah kepada anakknya.

Hanum:”ia, ini lagi dibersihkan” ucap Hanum sambil kini mengelapi bulu jembut saya juga.

Anis:”Neng, gimana perasaan kamu liat mamah kamu sendiri digagahi orang yang bukan suami mamah di depan kamu? Tanya Anis lagi.

Hanum tampak terdiam, raut mukanya sedikit berubah, mungkin sangat tidak nyaman dengan pertanyaan mamahnya.



Hanum:”Awalnya Hanum marah lihat mamah udah kayak bondon aza, tapi lama ke lamaan koq malah seneng lihatnya apalgi mamah juga terlihat seneng dan setelah mamah ngingetin kelakuan papah yang lari dari tanggung jawab Hanum malah dukung mamah”

Anis:”Syukur dech neng, kamu juga jadi makin penasarankan, gimana rasanya digagahi lelaki?

Hanum:”Ia jadi penasaran mah, antara takut dan pengen” ucap Hanum malu-malu.

Saya hanya tersenyum dan saling pandang dengan Anis.

Anis:”Bentar lagi neng, di ciwidey keperawan dan kehormatan kamu akan direnggut oleh Om Dendi, ia kan Pak?

Saya:”Ia Hanum, siap-siap ya, kamu harus tampil cantik ya sayang, minta ajarin sama mamah kamu gimana tampil cantik, biar om puas” ucap saya.

Hanum pun menganggukan kepalanya.



Saya:”Udah, hehe, entar kontol om bangun lagi bahaya, ntar pengen masuk dalam rok kamu Hanum” ucap saya

Hanum pun segera melepaskan kontol saya.

Saya:”Saya mau mandi lagi, sekalian siap-siap, kamu berdua siap-saip juga ya, kita jalan-jalan” ucap saya sambil menarik kepala Anis dan melumat bibrnya.

Anis:”mmmpz muaaach..muaaach” kami pun tanpa malu berciuman di hadapan Hanum.

Anis:”Ia pak, saya juga harus mandi lagi, bapak ngotorin momok saya lagi hihi”

Saya:”Gpp kan, saya tadi lupa buang di dalam memek kamu lagi”

Anis:”Gpp pak, biar hamil sekalian, biar suami saya tahu rasa istrinya dihamilin majikannya ia kan neng” tanya Anis ke Hanum yang sudah duduk di samping ibunya.



Hanum tidak menjawab hanya menganggukan kepalanya saja.

Saya:”Ya Udah, saya pergi dulu” ucap saya sambil berdiri dan mengambil celana dan cd saya yang tergeletak di lantai.

Saya pun meninggalkan Anis dan Hanum untu balik ke kamar saya. Saya pun segera mandi karena hari sudah mulai terang.

Saya pun sudah bersiap-siap lagi, saya kenakan baju kaos dan celana pendek, seusai temanya jalan-jalan jadi tak perlu formal.

Setelah rapi saya pun keluar kamar mencari keberadaan istri saya. Di ruang tengah saya menjumpai Intan dan Revan sudah rapi tengah menonton tv.



Saya pun pergi ke dapur untuk mencari istri saya, hanya Bu Heti yang ku jumpai di dapur.

Saya:”Bu, istri saya mana?

Heti:”neng Dewi lagi senam lagi, tadi habis masak pak”

Saya pun segera menuju pintu ke kolam renang. Ku lihat beberapa pekerja sudah datang, tampaknya pekerjaan sudah hampir selesai, tinggal kolam renang sepertinya yang sedang dalam tahap penuntasan.



Saya pun akhirnya menemui istri saya sedang senam sendirian di dekat gazebo yang sudah lebih dulu selesai disbanding yang lainnya. Tampak Dewi sedang menungging melakukan peregangan. Celana legging biru yang dipakainya cukup tipis, celana dalamnya begitu nyeplak dan tampak sepertinya berwarna putih. Saya pun melihat ke sekitar, tampak para pekerja pun sedang memperhatikan istri saya, begitu saya melihat mereka, mereka pun segera melanjutkan perkerjaan mereka.



Saya pun segera mendekati istri saya diam-diam. Istri saya tampak sudah berdiri tegak lagi dari belakang. Plaaak..

Saya pun menampar pantat besar istri saya, kondisinya yang sedang hamil anak ke 3 membuat pantatnya terlihat semakin membesar.

Wife:”Aaaw, papah, kirain tukang yang nepok pantat mamah ih”

Saya:”mana berani mereka, tapi dari tadi mereka ngelihatin lho, mamah sich pakai legging tipis, cangcut putih kamu kelihatan lho”

Wife:”Masa, ah, kalian saja yang pikirannya jorok” ucap istri saya cuek sambil berjalan menuju gazebo.



Saya pun mengikuti Dewi dan duduk di gazebo.

Saya:”Nyaman ya mah”

Wife:”Ia, udah hampir selesai, kata kang Suhada mungkin hari Sabtu atau minggu sudah selesai semua Pah”

Saya:”Syukurlah, gimana masalah pembayaran mereka?

Wife:”Tenang, sudah selesai malah, mamah yang tanggung, tinggal mereka punya hutang untuk menyelesaikan pekerjaannya”

Saya:”Syukur dech, mamah baik banget, mentang-mentang dapat tambahan dari jadi model dadakan”



Wife:”Oh ya, kata utami, mamah sudah dapat job, mungkin Sabtu nanti pemotretan lagi”

Saya:”Oh, bagus, kalau Sabtu kan bisa papah anter, eh ngomong-ngomong mau berangkat jam berapa kita?

Wife:”Agak siang gpp, jam 8nan dech, kita check in jam 12 kan?

Saya:”Ia, si Jaka sudah papah suruh ke sini, mungkin sudah di jalan, kamu sudah bilang ke Bu Heti mah, dia suruh tinggal buat ngawasin tukang”

Wife:”Sudah Pah, kata kamu mau nyuruh Donatus stand by juga siang, selama kita di Ciwidey?



Saya:”Oh, ya, papah hampir lupa, papah temuin dia dulu ya”

Wife:”Ya udah, aku juga mau mandi” akhirnya saya dan istri pun masuk ke dalam rumah. Istri saya langsung pergi untuk mandi sedang saya langsung ke depan untuk menemui Donatus. Donatus sekarang sudah seperti menjadi tangan kanan saya.

Saya pun segera menuju ke posnya dan lagi-lagi dia lagi molor.

Saya:”woi, bangun..bangun”

Donatus pun kaget dan segera bangun mengambil kursi untuk saya duduk, kebetulan Cuma ada satu kursi di situ.



Donatus:”duduk bos, sorry ketiduran tapi paling jam 4 tadi”

Saya:”Ia, makasih, gpp, kalau jam 4 udah masuk Shubuh, kamu bisa istirahat, orang rumah sebagian udah bangun jam segitu”

Donatus:”ia Bos, tumben ada apa?

Saya:”Saya udah ada wa kamu kan?

Donatus:”Oh, masalah itu, bisa saja bos, tapi mungkin pagi ini saya pulang ke rumah dulu, ambil baju saja”

Saya:”Ia, makan kamu bisa minta sama bu Heti”



Saya:”Nanti kamu tidur di pavilion yang dekat garasi ya”

Donatus:”siap bos, ngomong-ngomong pavilion itu dua hari kemaren…” Donatus tidak melanjutkan ceritanya, malah garuk-garuk kepala.

Saya:”Ada apa?

Donatus:”Nanti dech saya cerita, kalau bos sudah pulang dari Ciwidey dech, info ini penting banget buat bos, tapi karena bos mau jalan-jalan lebih baik nanti”

Saya:”Ini berita gak bagus ya?



Donatus:”Ya kira-kira begitu bos”

Saya:”Baiknya kamu kasih tahu saya sekarang, malahan saya menjadi gak tenang” saya menjadi khawatir, ada apa sebenarnya.

Donatus:”Nanti saja bos”

Saya:”Gak bisa kamu cerita sekarang, ada apa?

Donatus tampak menarik nafas panjang.



Donatus:”nanti saja bos, kalau bos sudah pulang, saya siap bantu bos, saya ada di belakang bos hehe”

Saya:”Kalau kamu di belakang, dan saya di serang duluan, saya mati duluan”

Donatus:”Hehe, bukan begitu bos maksudnya, artinya saya siap jadi beking bos”

Saya:”Syukurlah, tapi saya jadi gak tenang?

Donatus:”Bukan masalah besar koq bos, biar nanti sepulang dari bos jalan-jalan kita beresin”

Saya:”wah malah saya gak bisa pergi kalau begini, ada apa, kamu bilang terus terang sama saya tidak usah muter-muter” entah kenapa saya mulai emosi.



Donatus yang dari tadi senderan di dinding langsung duduk di lantai. Dia pun tahu saya marah.

Donatus:”Baiklah bos saya akan ceritakan informasi yang saya dapat”

Donatus tampak celingak-celinguk ke sana kemari seperti mengkhawatirkan sesuatu.

Tidak ada komentar

Latest Articles