POV Wife Beberapa hari ini aku disibukan dengan renovasi rumah, tentunya banyak pula pengeluaran. Apalagi sekarang aku belum dapat lagi pem...
Beberapa hari ini aku disibukan dengan renovasi rumah, tentunya banyak pula pengeluaran. Apalagi sekarang aku belum dapat lagi pemasukan sejak suami meminta syarat perawan kalau aku mau melacurkan diri lagi. Meski aku masih banyak menyimpan tabungan aku tetap berpikir bagaimana caranya agar pemasukan terus mengalir, sementara aku masih kesulitan memenuhi permintaan suamiku.
Akhirnya aku pun mengambil keputusan agar pemasukan tetap mengalir aku mesti melakukan secara diam-diam di belakang suamiku. Hari ini aku sudah deal dengan Julian, seseorang yang sebelumnya sempat mau membookingku juga tapi kemudian aku lebih memilih Tirta.
Pagi-pagi setelah suamiku berangkat kerja aku pun segera mempersiapkan diri. Kebetulan Intan diantar oleh suamiku. Sementara Lestari sudah beberapa hari pulang ke rumahnya untuk mengurus perceraian dia dengan Juna.
Setelah selesai saya segera menemui Bu Heti.
Saya:”Bu, saya mau pergi dulu, pastikan ibu jemput Intan nanti jam sepuluh, bawa aza Revan jangan ditinggal di rumah, dan pastikan suami saya tidak tahu kalau saya ada pergi, ibu bantu awasin pekerjaan tukang”
Bu Heti:”Ia neng, saya gak akan bilang apa-apa juga sama bapak”
Saya:”Bagus,terus mengenai pembicaraan kita sebelumnya, ibu sdh dapat orangnya?
Bu Heti:”Belum neng, kalau yang mau jual keperawanan di kampong sich ada, saya bisa dapat, tapi yang cocok dengan keinginan bapak itu yang susah, bapak kan sukanya yang jilbaban dan harus cantik” ucap Bu Heti.
Saya:”Kalau bisa bu Heti dapetin photonya dulu dech, nanti aku kasih ke suami aku, siapa tahu cocok, gak mesti yang jilbaban juga, kalau gak pakai jilbab ya bisa saja kita suruh dia pakai jilbab”
Bu Heti:”Ok neng, biar nanti Bu Heti mintakan dulu photonya”
Saya:”Siip, saya pergi dulu ya Bi”
Segera saya pun meninggalkan Bu Heti dan keluar dari rumah. Saya pun memanaskan mesin mobil sebentar lalu melaju menuju sebuah alamat hotel yang sudah diberikan Julian.
Lebih dari tiga puluh menit saya pun sampai di tempat tujuan. Saya pun segera masuk ke parkiran. Sengaja saya melalu pintu belakang menuju ke lobby hotel. Masker pun sudah saya kenakan.
Segera saya pun masuk ke dalam lift menuju lantai lima. Setelah sampai saya pun segera menuju nomor kamar yang sudah diberikan. Seoertinya kamarnya yang ada smoking areanya, berarti si Julian ini seorang perokok.
Setelah sampai di depan kamarnya saya pun segera mengetuk pintu. Tak lama pintu pun di buka. Seorang lelaki muda dengan memakai kemeja warna hijau polos dan celana jeans biru. Ya dia Julian, walau saya sudah beberapa kali video call dengan dia tapi baru kali ini melihatnya langsung.
Tampak dia masih muda, mungkin seumuran dengan saya atau bahkan lebih muda, yang pasti dia jauh lebih muda dari suami ku dan David. Kali ini juga aku bisa melihat langsung si Julian ini sangat tinggi dan kekar mungkin sering ngegym, tingginya mungkin di atas 185-an, lebih tinggi dari si David sekalipun. Tinggi saya yang hampir 170 pun menjadi terlihat mungil di depan dia, mungkin hanya sepundak.
Julian:”Dewi ya?
Saya:”Ia, aku Dewi” ucap saya yang lalu melepas masker yang saya pakai.
Julian:”ayo masuk, aku dah tunggu dari tadi lho”
Saya pun segera mengikuti Julian masuk ke dalam kamar. Pintu pun tertutup otomatis dan terkunci.
Saya pun melewati kamar mandi sebelum kami sampai di depan ranjang. Ternyata ada sebuah sofa berukuran besar juga. Saya pun segera duduk di sofa di samping Julian.
Julian:”aku ambilkan minum dulu ya” ucap Julian sambil berdiri dan mengambil sebuah gelas dan menuangkan minuman dari kulkas. Dia pun segera menaruhnya di meja kecil yang ada di dekat sofa. Dia pun mempersilahkan saya minum. Kebetulan tenggorokan kering, saya pun segera meminumnya.
Julian kembali duduk di samping saya.
Saya:”Kamu asli orang sunda apa keturunan sich? Tanya saya ke Julian, karena waktu perkenalan dia mengaku orang Sunda, tapi saya lihat sekarang hidungnya cukup mancung dan wajahnya sedikit mirip orang eropa.
Julian:”hehe, kakek aku orang Kazakhstan, nenek orang sunda”
Saya:”Oh, keturunan dari kakek kamu, pantes masih kelihatan koq, Kazakhstan itu eropa atau asia sich? Saya memang agak-agak asing dengan nama negaranya.
Julian:”Mungkin masuk asia tapi negara pecahan Uni Soviet dulu”
Saya:”Hehehe, ternyata kamu masih kelihatan muda sekali, berapa sich umur kamu?
Julian:”Umur aku dua Sembilan”
Saya:”Oh, gak beda jauh berarti, kelihatan lebih muda dari umurnya, eh by the way kamu memang sudah jadi pengusaha?
Julian:”Ya melanjutkan bisnis orang tua, perut kamu sudah kelihatan besar ya Dewi! Ucap Julian sambil memperhatikan perut saya.
Saya:”Ia, kan aku udah bilang aku hamil”
Julian:”Hehe ia,tapi kenapa kamu masih menjalani profesi pelacur?
Saya:”Buat biaya lahiran mas”
Julian:”anyway itu urusan kamu” ucap Julian. Tangannya kini langsung saja meremas-remas susu saya dari balik baju hamil yang saya kenakan.
Oh ya, saya saat itu pergi menemui Julian menggunakan baju hami warna cream kesukaan saya yang panjangnya sampai pinggang. Untuk bawahannya ku kenakan rok panjang warna cream juga dan saya memakai hijab warna cream juga. Serba cream.
Saya:”Aaaaah, gak sabaran amat uuh” ucap saya sambil bersender di sofa, pasrah saat tangan kekar Julian meraba-raba susu saya yang seharusnya hanya milik suami saya.
Julian:”Koq basah…” Julian tampak heran, karena susu saya sekarang basah akibat diremas-remas, asi saya pun tak sengaja keluar.
Saya:”Itu Asi aku sayang“
Julian:”Wah, mantap Dewi, aku bisa nyusu sama mamah muda” ucapnya yang langsung menaikan baju atasan saya sampai dada, hingga payudara saya terbuka hanya tertutup oleh kutang warna putih yang bagian depannya sudah basah.
Julian segere mengeluarkan kedua susu saya. Sambil tetap duduk dan bersandar di sofa, Julian mendekap saya dan segera mendaratkan mulutnya di payudara saya. Puting susu saya pun segera menjadi sasaran mulutnya.
Saya:”Uuhh, isep nenen aku yang kuat sayang aaaah” Julian pun menyedot puting susu saya sehingga asinya keluar dan langsung dia telan.
Puas dengan payudara yang kanan Julian pun berpindah ke payudara yang sebelah kiri. Mulutnya kembali mengisap pentil susu saya.
Saya:”Aaah sayang, isep terus tapi jangan kasih cupang ya di nenen aku..” ucap saya sedikit khawatir karena isapan Julian sangat kuat khawatir meninggalkan tanda.
Julian tetap mengisap susu saya sambil sesekali tangannya meremas-remas susu saya. Setelah puas Julian kini bangkit, masih tersisa sedikit asi saya di bibirnya, terlihat warna putih di sela-sela bibirnya.
Julian:”Kita pindah ke ranjang ya Dewi” ucapnya dan langsung menggendong badan saya.
Dengan postur besarnya badan saya seperti mungil, hingga dengan mudah pula dia mengangkat saya dan merebahkan badan saya di atas ranjang.
Julian tampak melepas kemejanya. Sekarang terlihat badan atletisnya, membuat saya pun makin bergairah. Julian pun kemudian melepas ikat pinggang dan celana panjangnya. Tersisa sempak calv*n Kle*n warna hitam yang sudah terlihat menggembung. Seketika saya pun berdebar-debar. Tak Lama Julian pun menurunkan sempaknya. Tampak kontolnya menggantung dan sudah sangat besar walaupun belum tegak sempurna.
Saya dibuat penasaran, apakah panjang dan besarnya lebih dari punya si David.
Julian pun segera naik keranjang lalu tengkurap di samping saya dan kembali membenamkan kepalanya di kedua payudara saya.
Puting susu saya kembali menjadi saran mulutnya. Rupanya dia belum puas menghisap asi saya.
Saya:”Aaah Sayang, uuuuuu rakus bener kamu nyusu ke nenen aku” ucap Saya, sementara Julian tak menghiraukan ucapan saya.
Julian pun bergantian kembali mengihsap payudara saya kiri dan kanan. Sementara tangan kanan saya mencoba menggapai kontolnya, sayang ternyata tidak sampai.
Saya:”Aaakh Sayang kenapa kamu cupang nenen aku? Julain mendaratkan dua cupangan di susu kananku.
Julian lalu duduk, tampaknya dia sudah puas dengan toked saya.
Julian:”Kenapa Dewi? Bukankah kata kamu suami kamu tahu kamu jadi pelacur dan membolehkan?
Saya:”Ia, suami aku tahu aku jadi pelacur, tapi kali ini aku diem-diem menemui kamu tanpa seijin dia”
Julian:”Palingan kalau kamu bilang nanti dia gpp”
Sedikit susah saya menjelaskan sama si Julian, ya sudah biarlah.
Julian kini menarik baju saya, saya pun segera mengangkat badan saya untuk melepaskan baju hamil saya. Saya pun kini sudah tidak memakai baju lagi. Julian tampak baru menyadari saat saya mengangkat tangan, dia dapat melihat ketiak saya yang berbulu lebat.
Julian:”Ternyata kamu suka melihara bulu ketek ya Dewi” ucapnya dan lalu merentangkan kedua lengan saya di samping kepala.
Julian:”ibu berjilbab dengan ketek berbulu membuat saya makin terangsang” ucapnya yang lalu menjulurkan lidahnya menelusuri ketiak saya.
Saya pun memejamkan mata saya menikmati dan menahan geli di setiap jilatan lidah Julian di ketiak saya. Seketika bulu ketiak kanan saya pun menjadi basah oleh ludah si Julian.
Saya:”Aaaakhh, ampuuun geli” saya pun sedikit mengeliat menahan geli bercampur nikmat. Si Julian pun mendaratkan cupangan di area ketiak saya.
Saya:”Aaaah, ketiak aku kamu cupang juga sayang aaah ampun geli..”
Si Julian pun kini berpindah menjilati ketiak saya yang sebelah kiri, efeknya sama seperti saat ketiak kanan saya dia jilati tadi, cupangan pun kembali dialami ketiak saya yang kiri.
Setelah puas menjilati ketiak saya, si Julian segera melumat bibir saya, terpaksa saya menerima ciumannya yang habis menjilati ketiak saya.
Lidahnya menerobos mulut saya dan saling bertukar ludah. Saya menikmati ciuman dengan Julian biar sedikit bau asap rokok, karena dia sangat ganteng.
Tangan saya sekarang sudah bisa menggenggam kontol gedenya. Benar-benar gede walau saya belum terlalu yakin lebih gede dan panjang dari punya David.
Sambil berciuman tangan saya berusaha mengocok-ngocok kontolnya Julian. Kontolnya sudah semakin keras dan semakin panjang. Terasa pula kontolnya begitu tebal dan gemuk. Saya menjadi tak sabar merasakan kontol panjangnya.
Julian pun menghentikan ciumannya dan segera menaruh dua buah bantal di kepala saya.
Lalu dia menyodorkan kontolnya ke mulut saya. Kontol dengan kepalanya yang mirip jamur keungguan itu kembali saya genggam.
Saya pun mulai menjulurkan lidah saya menelusuri batang kontol Julian, buah zakar Julian pun terlihat begitu besar, saya pun segera mencaploknya. Zakar Julian pun menjadi basah oleh ludah saya. Saya kembali menjilati batang kontolnya sampai ke kepala jamurnya. Lubang kencingnya pun saya jilati menggunakan lidah saya.
Julian:”Aaakh Dewi uuh nikmat banget” ucapnya sambil memegang kepala saya. Saya pun mulai memasukan kepala kontolnya ke mulut saya. Kepala saya mulai maju mundur. Mulut saya terasa penuh. Kontol si Julian memang benar-benar gede dan panjang. Saya berusaha memasukan sebanyak mungkin kontolnya ke mulut saya.
Julian:”Ah, terus kamu jago banget nyepongnya Dewi” ucap Julian memberikan semangat buat saya. Saya pun semakin mempercepat keluar masuk kontol si Julian di mulut saya.Beberapa kali saya hampir tersedak oleh kontol gedenya. Saya merasa kontolnya sudah sangat keras dan kaku. Saya pun mengeluarkan kontol Julian dari mulut saya.
Saya:”Udah keras dan kaku banget sayang kontolnya”
Julian:”Ia Dewi, aku semakin suka, ternyata kamu suka ngomong vulgar juga, memang kamu benar-benar pelacur yang memakai jilbab buat kedok doang”
Julian mengatai saya tapi tak membuat saya tersinggung.
Julian kini mendekati pinggul saya. Lalu tangannya bergerak membuka resleting rok saya.
Julian:”Aku lepas rok kamu ya dewi”
Saya tak menjawab hanya menganggukan kepala saja. Akhirnya rok saya pun terlepas dan si Julian menaruhnya di atas sofa. Tinggalah jilbab yang masih menempel di kepala dan kutang yang itupun sudah tak menutup susu saya sedang bagian bawah hanya cangcut mungil berwarna merah yang masih menempel.
Julian tampak menatap selangkangan saya sambil tersenyum kecil. Dia dapat melihat beberapa lembar bulu halus yang keluar dari cangcut saya.
Saya:”Lepaskan saja cangcut aku sayang”
Julian pun tersenyum lalu tangannya memegang karet cangcut saya dan menariknya turun. Setelah lepas Julian menaruh cangcut saya di sofa di atas rok saya tadi.
Julian pun menatap memek saya yang penuh bulu. Dia pun melebarkan kedua kaki saya dan segera berada di tengah-tengahnya. Tangannya sudah mulai meraba-raba memek saya. Kemudian di menunduk dan mulai menjulurkan lidahnya. Lidahnya mulai menyapu bibir memek saya membuat saya menggelinjang.
Saya:”Aaaah, sayang uuuh”
Julian pun membuka bibir memek saya dan menjulurkan lidahnya memasuki memek saya.
Saya:”Aaah, sayang lidah kamu masuk ke heunceut aku uuuh” ucap saya sangat vulgar. Pantat saya pun bergoyang –goyang seiring gerakan lidah Julian yang menerobos memek saya. Lidah Julian pun beberapa kali menyapu itil saya membuat saya kelojotan.
Saya:”Aaah Julian, enaaaak banget lidah kamu nyentuh itil akuuuuu” ucap saya sambil menekan kepala Julian agar terbenam semakin dalam.Kedua kaki saya pun mengapit di punggung si Julian.
Saya:”Uuuh sayang masukan yang dalam lidahnya aaaah” Julian pun berusaha memasukan lidahnya semakin dalam.
Saya pun semakin kelojotan, tapi tiba-tiba si Julian menghentikan aksinya. Dia duduk bertumpu kepada kedua lututnya. Tangannya semakin melebarkan paha saya. Julian mulai menempatkan kontol gedenya di permukaan memek saya. Dia pun menggesek-gesekan kontolnya ke memek dan itil saya.
Saya:”Aaaah, masukan kontolnya sayang, heunceut aku udah basah”
Julian:”Aku masukan kontolku ya Dewi” ucapnya. Julian pun mulai menekan kontolnya.
Perlahan kepala kontol Julian memasuki memek aku, bleeeesek, ¾ kontol Julian sudah terbenam di memek saya, rasanya begitu penuh. Kini saya yakin kontolnya memang gede banget tapi untuk panjangkurang lebih sama dengan punya David, utnuk tahu pastinya sulit karena harus mengukurnya.
Julian mendiamkan sejenak kontolnya di memek saya.
Saya:”Aaah, entot sayang, ewe heunceut aku uuugh”
Julian pun mulai maju mundur menggenjot memek saya.
Saya:”Iaaaa gituuu, pelan, kontol kamu gede banget, ntar heunceut aku robek” ucap saya.
Julian pun menggenjot saya dengan perlahan, tapi semakin lama semakin cepat. Memekku benar-benar terasa penuh.
Saya:”Uuuh nikmat aaah Julian, kontol kamu dalem banget nyodoknya uuh panjang”
Plooook…ploooook…ploook bunyi benturan pantat saya dengan Paha Julian terdengar begitu nyaring dan menggema, springbed pun ikut berderit-derit.
Julian:”Gimana enak kontolku perek? Ucap Julian melecehkan saya
Saya:”aaaaah, enak banget saya kontol kamu panjang dan badag uuug nyodok sampai ke rahim aku uuuh”
Kini tangan Julian menjadikan toked saya sebagai pegangan. Sodokannya semakin dalam dan kulihat kontolnya masih tersisa beberapa cm.
Saya:”Aaaah, sayang enak banget ewean sama kamu uuh, gede dan panjang kanjut kamu uuuh” ucap saya meracau.
Julian pun semakin semangat menyodok memek saya. Mungkin karena sdh banyak sekali kontol yang masuk ke memek ku kontol gede si Julian tidak membuat memekku perih seperti saat pertama aku dientot si David.
Terasa memek saya semakin basah dan lengket. Si Julian masih menyodokan kontol gedenya.
Saya:”aaaah, Julian nikmat uuuh, kontoool badaaaag,pasti istri dan cewek kamu, kalau kamu entot menjerit-jerit”
Julian:”aku belum punya istri dewi”
Saya:”Tapi cewek kamu banyak kan uuuughh” Julian tidak menjawab pertanyaan saya
Julian:”uuh enak heunceut kamu Dewi sayang” plook..plooook…plook…
Julian mencabut kontolnya dan memberi kode agar saya menungging. Dengan susah payah saya pun bangun dan nungging. Demi pelanggan saya terpaksa lakukan. Julian pun kemudian menarik pinggul saya dan langsung menyodokan kontolnya.
Bleeees….
Saya:”Aaaaah pelan..uuuhhhh” saya sedikit kaget, bagaimana pu kontol dia gede, diamsukan sekaligus membuat memek aku sedikit sakit, tapi si Julian dengan segera mengenjot saya sambil tangannya menampar-nampar pantat saya.
Saya:”Aaaakkh sakiiiiit heunceut akuuu uuggh, Julian enak banget, dalem banget uuuh” kontol si Julian erasa menyodok semakin dalam, menjadi tak jelas antara sakit dan enak.
Julian:’hhuuuuuhhhh..hoooohhhh…hhhhooooh”
Saya:”Aaaakh aku dapat aaaah” ucap saya mengejang menggapai orgasme pertama saya sedang si Julian semakin kuat menghentak, sodokan kontolnya membuat kepala saya terdongkak.
Saya:”aaaah nikmat ewean jeroooo”
Julian:”hhuuuhh, sudah berapa kontol yang masuk ke memekmu Dewi?
Saya:”Banyak banget Julian”
Julain:”Dasar, kamu memang pelacur” Ploook…ploook…plooook
Hantaman paha si Julian ke pantat saya semakin kuat…
Julian:”Aaah, aku gak kuat uuuh”
Saya:”Aaaaaah, heunceut aku nikmat uuuh ganceet”
Julian lalu menekan kontolnya dalam-dalam. Crooot..croooot..crooooot.
Saya:”Aaaagh jUlian…aaaagggh…aaaaggghh” Setiap semprotan peju Julian membuat saya melayang.
Sperma si Julian pun segera mengisi memek saya. Begitu banyak peju si Julian sampai mengalir ke paha saya dan ketika di cabut ada yang tumpah ke seprai.
Si Julian segera duduk di sofa, kontolnya tampak mengkilap dan masih setengah menegang.
Saya pun mengambil tissue dan mengelap memek saya.
Saya:”Banyak banget air mani kamu sayang, sampai heunceut aku gak bisa nampung”
Ucap saya yang duduk mengangkang di tepi ranjang sambil mengelap memek saya.
Julian:”Kamu binal banget Dewi, gak sia-sia aku bayar pelacur berjilbab seperti kamu”
Saya:”Syukur dech kalau kamu puas dengan heunceut aku” ucap saya sambil berdiri dan jalan ke kamar mandi. Saya pun mencuci memek saya dan kemudian kencing dan kembali ke ranjang.
Ku lihat Julian masih duduk bersender di sofa.
Saya pun sudah membenarkan kutang saya yang memang masih menempel di badan saya sedang bagian bawah masih polos.
Saya pun duduk di samping Julian.
Saya:”Masih mau maen lagi gak kira-kira? Kalau nggak aku mau langsung pulang”
Julian:”Kenapa buru-buru sekali?
Saya:”Soalnya aku gak izin suamiku”
Julian:”aku masih mau ngentot sekali lagi”
Saya:”Ok,masih bisa berdiri lagi kan kanjut kamu”
Julian:”Enak aza, masih lah, aku pesan makan ya”
Saya:”Ia, aku juga laper, capek abis diewe sama kamu hehe”
Julian pun segera berdiri dan menelepon mengunakan telepon yang ada di meja kecil.
Saya pun mengambil cangcut saya dan memakainya, sedangkan pakaian lain tak saya kenakan. Saya pun masih harus stand by, toh dia sudah bayar mahal, tentu rugi kalau Cuma hanya ngewe saya sekali.
Sebenarnya saya pun suka dengan kontol gedenya tapi saya masih ada rasa khawatir kalau kepergian saya dari rumah akan diketahui Dendi.
Saya pun duduk di sofa sambil menonton tv. Sementara si Julian keluar dan merokok sambil duduk di kursi depan meja bundar dengan hanya mengenakan sempak saja.
Tak lama pintu di ketuk dan terdengar teriakan room service. Saya pun segera memberi tahu Julian. Julian pun segera memakai celana panjangnya dan mengambil makanan.
Saya pun segera menyantap makanan yang sudah dibelikan si Julian. Sementara si Julian makan di luar sambil merokok.
Selesai makan saya pun tiduran sambil menonton tv. Sudah jam sebelas, berarti Intan sudah pulang sekolah. Saya pun menelepon Bu Heti untuk menanyakan kabar anak-anak saya.
Setelah menelepon tak sadar saya pun ketiduran. Saya pun terbangun saat saya rasa sebuah benda tumpul menyodok memek saya. Saat membuka mata si Julian sudah memasukan kontolnya lagi ke memek saya tanpa melepas cangcut saya. Dia masukan dengan menggeser cangcut saya.
Saya:”Aaah, main ewe aja uuuh”
Julian:”uuuuh, abis aku sange liat kamu tidur begini” ucap Julian sambil maju mundur, kontolnya pun mengobrak ngabrik memek saya.
Saya:”Uuuh, jam berapa ini sayang, kontol kamu main ngobrak-ngabrik aza heunceut istri orang?
Julian:”Setengah satuuu Dewi, aku bikin robek heunceut kamu” ucapnya sambil tetap menggenjot memek saya.
Tiba-tiba hp saya berbunyi. Saya pun melirik dengan sudut mata saya dan saya lihat tertulis nama husband. Jantung saya terasa seperti mau copot.
Saya:”Julian, suami aku telepon”
Julian:”Angkat aza, bilang aza kamu lagi melacur dan lagi aku ewe”
Saya:”Enak aza, bentar plissss”
Julian pun menurunkan volume sodokannya.
Saya pun segera mengambil ponsel dan mengangkat telepon dari Dendi.
Saya:”Hallo Pah, assalamualaikum ”
Suami:”Mah, Papah nanti pulang agak telat ya, mau ke tempat Heni, bahas bisnis yang papah bilang ke mamah kemaren”
Suami saya memang bilang dia dan Heni berencana buka tempat karaoke tambahan di dua tempat, satu masih di sekitar Bandung dan satunya di jatinangor.
Saya:”Ia Papah gpp aah, nginep aza juga gpp, pasti papah capek..aaaghh” saya pun tak sadar mendesah karena si Julian menyodokan kontolnya dalam sekali.
Suami:”Kenapa Mah?
Saya:”Oh nggak Pah, itu tukang ada yang jatuhin material, mamah kaget” ucap saya berbohong”
Suami:”Oh ya udah mah, bye” Dendi pun menutup teleponnya.
Saya:”Kamu ini, kalau ketahuan aku lagi diewe, bisa-bisa perang dunia nanti di rumahku”
Julian:”Hah, bukannya suami kamu ngebolehin kamu jadi pelacur?
Saya:”Ia, tapi sekarang lagi gak boleh, aku lagi gak boleh melacur kecuali bisa memberikan memek perawan buat suamiku”
Julian:”oh, maaf kalau gitu, mantap juga suami kamu”
Saya:”ia gak tahu dapat ide dari mana dia, ah sekarang kamu boleh genjot yang kenceng sayang”
Julian pun segera mempercepat kentotannya.
Saya:”Aaah Julian, enak banget ia gitu entot heunceut aku yang kenceng aaaaah”
Ploook…plooook…plooook Julian pun semakin mempercepat sodokan kontolnya.
Saya:”Aaaah sayang kontol kamu badag pisan aah, heunceut aku kayak dibor oooh enak” ucap saya sambil menggoyangkan pantat saya mengikuti gerakan Julian.
Sementara tangan Julian bergerak ke payudara saya dan mengeluarkannya dari dalam kutang. Sambil mengewe memekku tangannya kini meremas-remas susu saya.
Saya:”Aaaah, enak gak sayang heunceut sama susu aku”
Julian:”Enak Dewi uuuh”
Saya:”Berati kamu mau jadi langganan aku”
Julian:”Udah pasti, kamu bakal aku booking lagi” ploook…ploook…ploook.. Julian semakin mempercepat kentotannya. Tapi tak lama, Julian mencabut kontol perkasanya dan segera rebahan di samping saya.
Saya pun paham, segera saya bangun dan menduduki selangkangan si Julian.
Saya:”Aku masukan lagi kontolnya ya sayang…” Julian pun mengangukkan kepalanya. Saya pun segera mengarahkan kontol Julian ke memek saya dan mengeser cangcut saya. Perlahan saya menurunkan pantat saya dan bleeeeesek…kontol Julian pun tertelan memek saya, meski masih ada bagian yang tersisa.
Saya:”Aaaah, mentok kontolnya sayang, gak bisa masuk semua” ucap saya sambil mulai naik turun. Si Julian pun tak tinggal diam, sambil mengimbangi gerakan saya dari bawah tangannya kembali meremas-remas susu saya.
Saya:”Aaaah, enak sayang, heunceut aku penuh oleh kontol kamu uuuh”
Ploook…plooook…ploook saya pun naik turun di atas badan Julian.
Julian:”Aaaaah banyak asi kamu Dewi” ucap Julian yang lalu bangkit dan memeluk saya sambil menghisap susu saya.
Saya:”aaaaah, jangan dicupang lagi ya nenen aku sayang uuuh nikmat kontooool kamuuuuh”
Julian:”Ia, tenang aza” ucapnya sambil meminta saya bangkit, saya pun terlentang dan Julian dari atas embali memasukan kontolnya dan mulai mengentot saya dengan lebih cepat lagi.
Saya:”Aaaah ampun Julian enak banget, anjiiing nikmat kontooool” ucap saya sambil tangan saya meremasi kain seprai.
Julian memaju mundurkan kontolnya semakin cepat. Goncangan yang saya terima pun semakin besar rasanya.
Saya:”aaah Julian, heunceut aku kayak dibor uuuuuuuuuuuh ampuuun”
Plook..plooook…ploook..plooook
Julian:”Aaagh Dewi terima pejuhku” ucap Julian sambil menyodokan kontolnya semakin cepat dank eras menghantam dinding memekku.
Saya:”aaaah barengan sayaaangkuh”
Julian:”aaaaaggggh, gue keluaaar” Ucap Julian sambil menjejalkan kontolnya ke memek saya.
Saya pun mengejang bersamaan dengan memek saya menerima semprotan peju Julian.
Kami terdiam beberapa saat dan kontol Julian masih tertanam di dalam memek saya.
Tangan Julian kembali meremas-remas susu saya, dia masih menyodokan kontolnya secara perlahan. Kemudian dia menunduk dan mencium bibir saya. Kami pun kemudian berciuman dan lidah kami saling bertautan. Kontol Julian masih terasa cukup keras di dalam memek saya. Tapi semakin lama kontolnya sepertinya melemas. Julian pun bangkit dan mencabut kontolnya.
Air mani si Julian pun meleleh dari memek saya. Biar ini yang kedua kali dia keluar, spremanya masih lumayan banyak.
Saya:”Panas sayang heunceut aku kamu buat, banyak banget mani kamu”
Julian tidak menjawab hanya tersenyum lalu rebahan di samping saya.
Saya:”Kalau aku belum hamil, pasti aku bakal bunting diisi peju sebanyak ini” ucap saya sambil mengorek-ngorek memek saya dan menunjukan jari saya yang penuh peju.
Julian:”Gimana kamu puas?
Saya:”Harusnya aku yang Tanya, kamu puas sayang?
Julian:”Puas banget Dewi, memek kamu nikmat, masih sempit”
Dia bilang memekku sempit.
Saya:”Memekku udah longgar sayang, tapi karena kontolmu gede jadi seperti heunceut aku sempit aza, aku udah punya anak dua”
Julian:”Tapi aku bener puas banget, bisa ngewe ibu muda berjilbab seperti kamu”
Saya:”Kalau kamu puas, kamu harus booking aku lagi dong”
Julian:”Sudah pasti itu”
Saya:”Ya udah kalau gitu, kamu istirahat ya, aku mau mandi terus pulang, kasihan anak-anak aku”
Saya pun segera bangkit dan masuk ke kamar mandi.
Setelah mandi segera ku kenakan pakaian saya dan sebelumnya saya mengecek rekening saya dan ternyata si Julian sudah mentransfer. Saya pun segera pamit pulang.
Tidak ada komentar