Pov wife Pagi ini saya sedang bersiap-siap berangkat ke sebuah hotel. Hari ini saya sdh izin untuk tidak masuk kerja selama 2 hari ke Pak D...
Pagi ini saya sedang bersiap-siap berangkat ke sebuah hotel. Hari ini saya sdh izin untuk tidak masuk kerja selama 2 hari ke Pak David bos saya, saya berani izin kebetulan dia ada dinas luar kota mendadak selama satu minggu ke depan.
Sesuai dengan kesepakatan dengan Teh Heni sebagai penghubung saya akan menemui seseorang yang membooking saya yang menurut informasi dari Teh Heni seorang anggota Dewan, saya hanya diberi namanya atas nama Rudi dan alamat hotel serta no kamar tidak ada no telp, katanya untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Menurut Heni orang tsb sdh dapat photo saya dari Heni.
Saat itu suami saya Dendi sdh berangkat ke kantor dan juga sdh memberikan restunya kepada saya juga untuk dibooking hari ini. Saat ini sdh jam 10 siang, Saya sdh rapi, saya tak lupa membawa cadar ini sebagai jaga-jaga saja jangan sampai kejadian seperti kepergok Kak mega terulang kembali. Saya memakai baju kurung motif bunga-bunga warna hijau muda dan kerudung warna putih, saya pun membawa pakaian ganti dalam tas, untuk jaga-jaga saja.
Saya pun membawa mobil saya menuju alamat yang sudah diberikan Heni melalui suami saya. Lebih kurang 40 menitan saya sampai di alamat yang di maksud, bukan sebuah hotel yang masuk kategori papan atas atau minimal bintang 4, sepertinya orang ini pun sangat hati-hati.
Saya pun segera masuk ke dalam hotel dan menemui receptionist, cadar sdh saya kenakan. Saya pun segera menanyakan kamar yang di maksud ke receptionist, recepcionist memberitahu bahwa saya sdh ditunggu dan menunjukan letak kamar yang dimaksud.
Setelah sampai di kamar yang dimaksud saya pun mengetuk pintu tersebut dan tak lama pintu di buka, saya cukup terkejut karena saya pikir anggota dewan yang booking saya ini sdh tua, ternyata masih cukup muda, perawakannya tidak terlalu tinggi bahkan sepantaran saya, kulitnya putih sedikit berjanggut dan berkumis tipis, ramput pendek klimis, memakai kaos hitam dan celana jeans pendek, umurnya mungkin seumuran dengan suami saya.
Dia pun segera mempersilahkan masuk.
Rudi:” Bu Dewi ya, di photonya tidak pakai cadar”
Saya:” Ia, cadar hanya jaga-jaga saja pak”
Rudi:” Oh Ok, silahkan duduk dulu”
Saya lihat kamarnya tidak terlalu luas, sedang saja, ada single bed, ada kulkas kecil khusus tempat minuman saja, meja rias yang menjadi satu dengan meja penyimpanan makanan ringan, ada juga teh celup dan kopi serta alat untuk masak air. Sebuah tv layar datar 40 inch, dan kamar mandi dengan pintu dan dinding kaca.
Saya pun duduk di sebuah kursi depan kaca yang berukuran besar.
Rudi saya lihat mengambil minuman dingin 2 botol lalu menuangkannya ke dalam gelas dan memberikan satu kepada saya.
Rudi:” Di minum dulu bu Dewi”
Saya pun baru nyadar saya segera membuka cadar saya dan memasukan ke dalam tas yang saya bawa.
Saya pun meminum air dalam gelas sampai habis, kebetulan memang lagi haus.
Saya lihat Rudi duduk di tepi ranjang.
Rudi kembali membuka pembicaraan dengan saya.
Rudi:” Ternyata Bu Dewi sangat cantik sesuai dengan di dalam photo”
Saya:” Bapak bisa saja”
Rudi:” Beneran koq, beruntung saya hari ini hehe”
Saya hanya tersenyum saja.
Rudi:” Saya sdh transfer uangnya tadi pagi”
Saya:” Ia, saya sdh cek juga”
Rudi:” Bu Dewi sehari-hari penampilannya seperti ini?
Saya:” Ia, memang kenapa Pak? Mungkin si Rudi tidak percaya orang seperti saya menjadi wanita panggilan.
Rudi:” Tidak apa-apa”
Saya:” Bisa di mulai sekarang Pak”
Rudi:” Oh ia, bisa” saya lihat Rudi segera melepas baju kaosnya juga celana pendeknya dan menyisakan sempak saja.
Rudi segera tengkurap.
Saya segera membuka perlengkapan saya yang sudah saya siapkan, beberapa hari saya sdh berlatih teknik memijat ala kadarnya ke Bu Heti, ya ala kadarnya toh itu Cuma kedok ujung-ujungnya ngentot juga.
Saya sdh mulai menuangkan lotion ke punggung si Rudi lalu mulai memijat sebisanya.
Rudi:” Aghh enak pijitan Bu Dewi” ucap si Rudi sambil sedikit menggeliat.
saya yakin omong kosong saja
Saya tidak berkomentar tapi focus memijat si Rudi, sebenarnya saya sdh praktekan ke suami saya dan dia bilang masih kurang tenaga jadi omongan si Rudi cuma menyangjung saja.
Sambil saya pijat si Rudi pun kembali mengajak saya ngobrol.
Rudi:” Bu Dewi sdh punya 2 anak ya”
Saya:” Ia Pak” jawab saya singkat, saya memang malas membahas kehidupan pribadi.
Rudi:” Oh, sama berarti anak saya dua juga”
Saya:” Ogh, kirain bapak belum nikah”
Rudi:” Hehe, kayaknya masih bujangan ya?
Sebenarnya bukan itu.
Saya:” nggak, maksud saya kalau sdh nikah pasti minta pijit sama istrinya”
Rudi:” Ogh, kalau sama istri udah bosen, gak bisa mijit juga dia”
Saya pun tidak meladeni ucapannya,saya pun terus melanjukan pijitan saya yang sudah berpindah ke pahanya si Rudi lalu ke tangannya.
Si Rudi pun kini diam, mungkin gak nyaman juga dengan pertanyaan saya tadi. Tangannya mulai terasa pegal, segera saya suruh si Rudi terlentang, sambil kesempatan saya ambil buat istirahat sejenak.
Si Rudi pun kini sdh telentang. Saya pun mulai membalurkan lotion kembali kali ini ke dada si Rudi.
Si Rudi kembali mengajak saya ngobrol.
Rudi:”Bu Dewi sdh lama jadi WP?
Saya:” Lumayan?
Rudi:” Kenapa?
Saya:” Demi uang pak…suami saya cuma kuli”
Rudi:” Padahal Bu Dewi cantik, bisa jadi simpanan pejabat”
Saya:”Terlanjur, saya sdh punya 2 anak” jawab saya sekenanya.
Rudi kembali bertanya kepada saya.
Rudi:” Kalau jadi istri simpanan saya mau gak?
Saya:”Tidak Pak”
Rudi:” kenapa, kamu bisa minta cerai suami kamu, kamu tidak perlu kerja cukup di rumah saja mengurus anak-anak” Sambil tangannya mulai mengelus-elus paha saya.
Saya:” Nggak Pak” jawab saya singkat, kalau saya mau saya bisa dapatkan yang lebih dari kamu gerutu saya dalam hati.
Tangan si Rudi semakin berani kini dia menarik bawah baju kurung saya sampai paha, tangannya kini langsung bersentuhan dengan kulit saya dan mengusap-usap paha saya. Saya pun balas memainkan putingnya si Rudi lama-lama. Tampak mata si Rudi merem melek, tangannya sekarang makin naik ke paha bagian dalam.
Saya sengaja menggeser badan saya menjauh sehingga si Rudi terpaksa berhenti mengelus paha saya, lalu saya menaruh lotion di kedua paha si Rudi, sekarang saya naik ke atas ranjang, dan duduk di atas kedua betis dengan melipat kaki saya Rudi. Saya mulai memijat paha si Rudi, sengaja beberapa kali tangan saya menyenggol kontol si Rudi dari balik sempaknya.
Terlihat sempak si Rudi tampak mulai menggembung. Tangan si Rudi lagi-lagi bergerak mengelus paha saya, tapi dia tidak bisa menaikan lagi bagian bawah baju kurung saya karena tertindih lipatan kaki saya, syukurin.
Saya:” Dilepas saja ya Pak, sempaknya?
Rudi:” Ia” dia sangat antusias, langsung menurunkan sendiri sempaknya yang lalu saya tarik hingga lepas.
tampak kontolnya sdh setengah menegang, lumayan gede juga dan bulunya cukup lebat.
Ini bagian utamanya, segela saya membaluri kontol si Rudi dengan lotion yang tentu aman, dan tidak bikin panas. Saya pun mulai memijit kontol si Rudi, baru di pijit sebentar sdh langsung mengeras.
Si Rudi pun mulai mendesah, tangannya langsung saja menangkap bagian depan dada saya yang setengah menunduk lalu meremas-remas susu saya dari luar baju saya.
Rudi:” Dewi, uggh udah, sekarang giliran saya yang mijit kamu” sambil bangkit dan mendorong saya hingga terlentang ke samping badannya, saya tentu sedikit kaget.
Rudi hendak mendindih saya namun segera saya cegah dengan tanggan saya, badannya yang bekas lotion tentu akan mengotori gaun saya.
Saya:” Pak, biar saya lepas baju saya dulu”
Saya pun segera duduk dan melepas baju kurung saya melalui kepala saya sehingga sekarang saya hanya memakai kerudung di kepala, kutang dan cangcut saja.
SI Rudi tampak tak sabar dia segera menubruk saya hingga saya terletang tertindih badanya. Dia segera menciumi dan melumat bibir saya sedang tangannya masuk ke dalam kutang saya memeremas susu saya dan puting susu saya.
Tampak dia sedikit terkejut saat memilin puting susu saya dia merasakan cairan asi saya keluar.
Rudi:” Ada asinya?
Saya:” Ia pak, saya masih menyusui anak kedua saya”
Rudi segera bangkit dan meminta saya melepas kutang saya.
Rudi:” Bu Dewi lepas ya kutangnya...”
Segera saya melepas kutang dan melemparkanya ke bawah ranjang.
Rudi segera membenamkan kepalanya di kedua susu saya, diciumi dan dilumatnya puting susu saya. Saya pun tak kuasa lagi untuk tidak mendesah.
Sambil memegang kepala si Rudi saya pun mulai meleguh nikmat.
Saya:” Ugggh isep pentilnya Pak ugggh nikmat”
Rudi memainkan lidahnya menelusuri pentil susu saya. Lalu dia memeras susu saya hingga cairannya memancar dan menerima dengan mulutnya.
Rudi:”Uh sedap Dewi,aku dapat bonus minum susu” sambil menjilati sisa asi yang berjatuhan di sekitar susu saya.
Tiba-tiba matanya mengarah ke arah ketiak saya, sepertinya dia baru menyadarinya.
Rudi:” Wah, ketiak kamu ternyata banyak bulunya bu Dewi”
Saya:” Ugh, suami saya yang suka liat ketiak saya berbulu”
Tangan Rudi merentangkan sebelah tangannya saya hingga ketiak saya terbuka lebar. Lalu dia mendekatkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya menjilati ketiak saya. Saya pun terkejut dia mau menjilatinya, dari sekian laki-laki yang sudah menyetubuhi saya jarang yang mau menjilati ketiak berbulu saya selain suami.
Saya:” Uggh geli banget egggh”
Si Rudi semakin bersemangat menjilati ketiak saya. Setelah yang kiri sekarang pindah ke sebelah kanan.
Saya:” Aw, geli udah uhgggh”
Rudi masih saja menyapukan lidahnya ke permukaan ketiak saya.
Tampak muka si Rudi puas banget melihat saya kegelian.
Rudi kini bangkit dan mendekatkan badanya di samping kepala saya, lalu menyodorkan kontolnya yang sdh tegak sempurna.
Saya segera memegang kontolnya dan menyapukan lidah saya mulai dari batangnya perlahan-lahan sampai ke kepala kontolnya.
Rudi tampak tidak sabar dia mendorong kontolnya ke mulut saya yang langsung saya caplok.
Rudi mendorong keluar masuk kontolnya di mulut saya.
Rudi:” Ugggh nikmat ugggh”
Saya:” Mmmmmphhh…mmmpphh”
Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai akhirnya dia mencopot kontolnya yang sdh basah oleh air liur saya.
Rudi membimbing saya turun ke dari ranjang dan meminta saya berpegangan ke meja depan kaca yang besar.
Saya lihat dia mengambil sesuatu dari laci kecil dan ternyata kondom. Dia memasang sendiri kondomnya lalu mendekati saya, sempat meremas-remas pantat saya, lalu dia memegang pantat saya.
Rudi:” Bu Dewi saya lepas ya cangcut Bu Dewi”
Lalu tangan Rudi menarik turun cangcut warna merah milik saya sampai di lutut dan menempatkan kontolnya tepat di lubang memek saya.
Dia mendorong perlahan kontolnya sedang saya memundurkan pantat saya menyambut kontolnya dan…blesss seluruh kontolnya tertelan memek saya dan seketika si Rudi memaju mundurkan pantatnya dengan cepat mengentot memek saya.
Saya:”Ugggh eegghh enak ah”
Rudi:” Memek kamu nikmat Dewi uggh” tangannya sebelah memegang pinggul saya dan satunya meremasi sebelah susu saya dan meemras asinya.
Rudi mengangkat sebelah kaki saya sehingga di kaca saya dapat melihat kontol si Rudi keluar masuk memek saya dengan jelas.
Saya:” Ugggh, kentot yang kenceng”
Rudi:” Ia sayang ini aku entot memek kamu yang kenceng, liat tuh di kaca kontol aku masuk membelah memek kamu”
si Rudi meningkatkan frequensi kentotannya.
Plook….plook benturan paha Rudi dengan pantat saya cukup nyaring terdengar.
Saya:” Uggh ia, heunceut aku perih ugghh tapi nikmat Pak”
Si Rudi begitu bersemangat mengentot saya dari belakang, dia begitu puas melihat wajah saya yg meringis keenakan.
Rudi:” enak Bu Dewi…?
Saya:” eeehh, ngeunah Pak Rudi, kontolnya keras banget uggh, heunceut Dewi cenut…cenut..”
Beberapa kali badan saya terdorong nyaris membentur meja karena tekanan kuat si Rudi dari belakang.
Puas dengan posisi tersebut Rudi mencabut kontolnya dan menyuruh saya berbaring di ranjang. Dengan posisi konvensional Rudi kembali menyetubuhi saya.
Dia kembali mengarahkan kontolnya ke memek saya lalu menyodok dengan sangat keras.
Rudi:” Ugggh nikmat memek kamu Dewi rasa ngempot-ngempot”
Saya:” awww…sakit ugghhh, Kontol Pak Rudi juga enak aggh”
Rudi:” sakit apa enak”
Saya:” enak ugghh, kontoooool perih heunceut aing(aku)”
Rudi semakin cepat mengentot saya, mulutnya kembali mencaplok susu saya. Beberapa cupangan pun mendarat juga akhirnya.
Saya:” Agggh, pelan pak nyupangnya uggh, sakit” sekitar puting susu saya nampak tanda merah yang cukup pekat.
Rudi:” kenang-kenangan dari saya”
Saya:” waduh kalau suami saya tahu bisa perang dunia akhhhh anjing enak Ewean ugghhh”
Saya meracau tak karuan, bukan tanpa alasan, ini untuk membuat si Rudi lebih puas dan terangsang.
Sepertinya si Rudi sudah mau keluar.
Rudi:” asah Bu Dewi gak kuat heunceut kamu nikmat banget”
Dia semakin mempercepat kentotannya dan tak lama dia mengejang dan membenamkan kontolnya dalam-dalam. Dia lalu melumat bibir saya sejenak dan kemudian mencabut kontolnya dan berguling ke samping saya.
Saya segera bangun dan melepaskan kondom si Rudi yang sdh penuh dengan peju. Lalu saya membuka mulut saya dan menuangkan peju di dalam kondom ke mulut saya dan saya telan sampai habis.
Saya lihat si Rudi bengong menatap saya.
Rudi:” Hah, kamu telan peju saya?
Saya:” Ia, kenapa, sensasinya luar biasa nelen peju hehe?
Rudi:” aku kira kamu beda dari pelacur-pelacur lain, taunya sama saja”
Saya:” Hahaha, bapak ini, sekali pelacur tetap pelacur sama saja”
Rudi:” Berarti kalau tadi aku gak pakai kondom kamu mau?
Saya:”saya lebih suka ngewe gak pakai kondom Pak, lebih terasa gesekan kontol dengan heunceut saya, saya kira bapak tadi pakai kondom karena takut saya penyakitan”
Rudi:” Hah, ternyata kamu memang pelacur haha, nanti ronde ke dua aku bakal ngewe kamu tanpa kondom”
Kami beberapa saat terdiam sampai kurasakan jari-jari si Rudi bermain di memek saya, lalu dia memeluk saya.
Rudi:” Kita tidur saja dulu say”
Saya:” Terserah Pak Rudi dech, tapi kalau mau tidur jangan ngobelin heunceut aku terus ikh”
Rudi:” Hehehe,jangan Panggil Pak, panggil Rudi saja, umur kita kayaknya gak beda jauh” sambil memindahkan tangannya dari memek saya kini mengelus susu saya dan kada meremasnya.
Saya:” Ok,uggh sekarang pindah remes susu gimana bisa tidur hehe”
Rudi:” Ya udah tidur dulu ya” kali ini si Rudi tidak lagi meremas susu saya tapi memeluk saya dan kami pun tertidur tanpa busana.
Sekitar jam satu siang saya pun terbangun, perut terasa lapar, saya pun membangunkan si Rudi untuk memesan makanan.
Si Rudi pun menelepon pihak hotel untuk memesan makanan. Akhirnya makanana pun datang, dengan menutup badanya dengan handuk si Rudi membuka pintu dan mengambil makanan.
Kami pun segera makan siang karena sudah sangat lapar Saya pun makan tanpa mengenakan apapun, kerudung saya pun yang sdh lepek sdh saya lepas.
Selesai makan si Rudi mengajak saya ke kamar mandi, kebetulan saya pun pengen kencing. Sepertinya dia mau ngentotin saya di kamar mandi.
Kami pun masuk ke kamar mandi, si Rudi segera melepas handuknya, kontolnya tampak sdh mulai menegang. Sementara saya segera jongkok di depan si Rudi dan saya pun kencing cuuurrrrr……
Si Rudi sampai bengong melihat saya kencing di depannya.
Rudi:” Kamu memang pelacur Dewi, nich..” cuuur lalu si Rudi pun kencing ke arah saya, untung saya segera menghindar.
Rudi lalu menarik saya agar berdiri lalu menyalakan shower dan memeluk saya, sambil disirami air, pantat dan toket saya menjadi sasaran tangannya untuk diremas-remas. Sementara bibirnya menjilat kuping saya sampai leher, saya pun tak mau kalah saya remas-remas kontol si Rudi.
Tiba-tiba si Rudi jongkok dan mendorong saya hingga bersandar di tembok. Lalu dia mengangkat sebelah kaki saya hingga memek saya pun terbuka lebar
Rudi:” Lebat banget baok memek kamu wi”sambil menyingsingkan bulu jembut saya dan menjulurkan lidahnya ke memek saya.
Saya:” ia, suami saya yang minta,Uggh Enak, aggh” saya pun menekan kepala si Rudi hingga rapat ke selangkangan saya.
Si Rudi pun semakin dalam memasukan lidahnya sementara jempolnya memainkan itil saya.
Saya:” UuGh nikmat Rud…ia tekan di itilnya ahgggh, yang dalam masukan lidahnya ke heunceut aku uggh” saya pun mengejang menjemput orgasme yang pertama, karena waktu dientot tadi saya memang tidak orgasme.
Si Rudi pun tampak tersenyum puas mampu membuat saya orgasme, lalu dia mencuci memek saya dengan air. Dia meminta saya menungging sepertinya in posisi Favoritnya, masih dengan tetap di bawah siraman air, dia memasukan kontolnya ke memek saya Bleees kontolnya dengan mudahnya menembus memek saya. Dia pun mulai mengentot saya dengan memegang kedua pinggul saya.
Rudi:” Ugggh enak memek kamu Dewi ugggh, kontol aku kayak diremas-remas”
Saya:” Agggh ia Rudi, entot yang kenceng uggh”
Plook…ploookkk…benturan paha Rudi dengan pantat saya bersahutan dengan gemericik air dari shower.
Si Rudi lalu menggiring saya menuju westafel tanpa mencabut kontolnya dari memek saya, dengan berpegangan ke wetafel di mana terdapat kaca besar saya dapat melihat ekpresi wajah saya ketika dientot si Rudi.
Kali ini si Rudi mengentot saya lagi dengan tanganya meremasi kedua toket saya.
Rudi:” Apa yang kamu bilang ke suami kamu kalau dia liat cupangan saya di susu kamu”
Sambil terus meremas susu .
Saya lihat merah-merah setidak ada 2 di payudara kanan dan 1 dipayudara kiri.
Saya:” kamu nakal Rud, yang jelaaaasss huh suami aku gak boleh tahu ada cupangan di nenen aku”
Rudi:” Bagaimana kalau aku tambah cupangan di leher kamu?
Saya:” Uggh jangan Rud”
Rudi:” Nanti aku kasih fee tambahan, aku pengen sekali cupangin leher mulus kamu ini, kamu kan pakai jilbab tidak kelihatan”
Mendengar Fee tambahan hatiku langsung bersorak, untung aku gak ngaku suamiku sdh ngijinin aku melacur.
Tanpa menunggu jawaban dari saya si Rudi sudah menyedot leher saya dan memberi dua tanda merah di sana.
Saya:” Ugggh nakal kamu Rud, yang kenceng nyodok heunceut aku nya,,,”
Rudi:” Heunceut kamu gatel ya, nick aku kencengin sodokan kontol aku” Ploookkk..ploook…ploook.. si Rudi pun semakin brutal menggempur memek saya.
Saya:” Aggh, ampun nikmat banget uggh”
Si Rudi kini merapatkan badanya memeluk saya lalu melumat bibir saya, sodokannya semakin kencang, untung kontolnya lumayan panjang, jadi biar posisi begini masih bisa maksimal masuknya.
Saya:” Uggggh Rud, ngeunah euy kontooool”
Rudi semakin cepat mendorong keluar masuk kontolnya lalu dia menekan kontolnya dalam-dalam dan saya pun membuka kaki saya lebih lebar agar kontol si Rudi bisa masuk maksimal. Crooot…crroooot..crooot.. semprotan sprema si Rudi membasahi memek saya.
Seiring semprotan peju si Rudi saya pun mendapatkan orgasme yang kedua…
Saya:” Ugggh Rud, enak ugggh ewean enak” sambil tangan saya bertumpu di westafel dan saya pun ngos-ngosan menahan lelah.
Si Rudi pun mencabut kontolnya lalu memeluk saya dan kembali melumat bibir saya.
Rudi:” Wi kalau aku mau lagi sama kamu gimana?
Saya:” maksudnya?
Rudi:” Kalau mau booking kamu lagi gimana?
Saya:” Ogghh, bisa tapi langsung kontak no aku ya, jangan lewat teh Heni, biar aku dapatnya utuh”
Rudi:” Sip nanti berikan no ponsel kamu”
Saya:” Ok”
Akhirnya kami pun mandi bareng dan tidak ada acara ngentot lagi karena kontol si Rudi sdh loyo.
Setelah selesai mandi saya pun segera memakai pakaian saya dengan baju ganti yang saya bawa dan segera saya meninggalkan hotel tersebut.
ليست هناك تعليقات