PUNCAK PART 2 POV WIFE Saya dan Fadli masih terkapar kelelahan. Kami terdiam untuk beberapa saat. Sampai aku membuka pembicaraan kembali. Sa...
POV WIFE
Saya dan Fadli masih terkapar kelelahan. Kami terdiam untuk beberapa saat. Sampai aku membuka pembicaraan kembali.
Saya:” Om mau tidur dulu apa mau ngewe lagi?
Fadli:” Capek istirahat dulu, kita tidur dulu”
Saya:” kalau begitu biar saya ke kamar mandi dulu” Sambil bangkit dari tempat tidur.
Fadli:” mau ngapain, sudah langsung tidur saja” sambil memegang tangan saya.
Saya:” mau nyuci muka sama nyuci memek om, aku bisa kalau habis senggama sama suami langsung aku cuci gak nyaman kalau langsung tidur”
Fadli:” Ok kalau begitu” sambil melepaskan tangan saya. Saya segera turun sambil mengambil celana dalam saya yang ada di kepala om Fadli.
Saya:” Aku ambil cangcut aku ya Om” sambil turun dari ranjang. Plaak…
Saya:”Aw…” Fadli menampar pantat saya.
Fadli:”itu karena kamu ambil celana dalam kamu tanpa izin” saya Cuma tersenyum lalu masuk ke kamar mandi.
Saya pun segera mandi, badan terasa lengket oleh keringat.
Selesai mandi saya segera memakai baju tidur sementara saya lihat Fadli sdh mendengkur. Saya sudah hendak kembali ke tempat tidur tapi saya urungkan, saya kemudian keluar kamar. Saya penasaran apa yang sedang dilakukan oleh yang lain. Saya bergerak pelan ke arah kamar Ida. Pintunya tertutup rapat. Iseng saya coba menguping tapi sepertinya tak ada orang.
Saya pun memutuskan turun ke lantai 1 saya lihat lampu sedikit temaram, beberapa bagian sudah dimatikan. Saya berjalan menuju ruang karaoke. Saya pun masuk ke dalam. Layar TV masih menyala dan saya lihat Wilton tertidur di sofa sambil berpelukan dengan Ruri, keduanya telanjang, sedang Popy di sofa lainnya juga dalam keadaan telanjang tapi tidak kulihat Pak Bob dan Ida. Aku pun penasaran di mana mereka.
Di dorong rasa penasaran saya segera keluar dari room karaoke dan mencari kamar Pak Bob sekalian kamar Pak Fadli. Saya pun menemukan kamar yang cukup besar dengan pintu yang terbuka setengahnya, saya segera mendekatinya, lampu menyala terang dan saya lihat Pak Bob menidih Ida sedang menyetubuhinya, terdengar suara deritan ranjang dan rintihan pelan dari Ida.
Saya ingat kamar Pak Fadli berada di sebelah kamar Pak Bob, berarti kamar yang pintunya tertutup rapat disebelahnya adalah tempat suami saya dan Mbak Diah. Karena saya yakin suami saya yang di dalam, biar pintu tertutup saya berani membukanya. Saya lihat suami saya dan Diah sudah tertidur memakai selimut dengan berpelukan, sepertinya keduanya dalam keadaan tanpa busana, saya lihat baju mereka berceceran di lantai termasuk jilbab mbak Diah.
Saya pun memutuskan untuk kembali ke dalam kamar saya. Saya lihat Pak Fadli tidur sangat lelap. Saya putuskan untuk tidur juga.
POV SUAMI
Sambil menggendong Diah saya segera masuk ke dalam kamar yang di tempati Diah dan suaminya. Setelah saya sampai, saya pun melempar Diah ke atas ranjang.
Diah:” aw, kamu” diah kaget karena aku lempar. Belum habis kagetnya segera saya menindih tubuhnya.
Diah:” Ah, Dendi, jangan” sambil pura-pura meronta. Saya berusaha mencium bibirnya, saya lumat bibirnya, lidah kami saling bertautan, tangan saya tidak tinggal diam, meremas susu dan pantat besarnya.
Diah:” akh Dendi geli” Saat saya menjilati leher sampai ke kupingnya, hijabnya saya geserkan ke atas, lehernya tampak putih mulus.
Saya pun memberi beberapa tanda merah di lehernya untuk bukti ke Fadli istrinya sudah saya kerjain.
Diah:” aw, geli Dendi, banyak banget kamu cupangin gue” Leher diah memang menjadi banya tanda merah. Saya terus memberi riangsangan di leher dan kuping dia.
Tanggan Diah meremas-remas kontol saya dari luar celana saya.
Saya:” Sudah lama saya menantikan kesempatan ini, akhirnya mala mini saya bakal bisa menikmati hangatnya tubuh Diah istrinya Fadli” kataku sambil kembali meluma bibir tebalnya.
Diah:”mmmppph, aku juga Den, kamu seperti seligkuhanku dulu”
Saya:” Hah, masa saya mirip dengan selingkuhan kamu dulu?
Diah:” nggak, maksudnya sama-sama gentengnya, bikin aku sange”
Saya:” Memang Fadli suami Diah gak ganteng”
Diah:” haha, gak juga, cuma sdh agak tua Den”
Saya:” tapi masih kuat kan, kelihatannya kalau sama istri aku dia masih bergairah banget”
Diah:” kuat, sama aku juga gitu tapi aku suka yang ganteng apalagi kalau berondong”
Saya:” jiah, aku kan sdh tua juga”
Diah:” belum terlalu” sambil mendorong saya. Lalu kami sama-sama terduduk. Diah segera membuka resleting celana saya.
Saya:” berarti kamu suka yang ganteng ya say?
Diah:” ganteng dan kontolnya gede hehe”
Saya:” Pak Bob kan gede?
Diah:” tapi ga ganteng akumau sama kamu dulu, untung tadi waktu di jalan aku tidak sempat dientot sama dia”
Saya:” saya juga bersyukur”
Diah mulai mengocok kontol saya.
Diah:” Panjang banget punya kamu Den, apalagi kalau seged punya si Bob mantep”
Saya tidak menjawab, apalagi Diah segera menghisap kontol saya. Hisapannya luar biasa. Istri Fadli ini sepertinya sangat jago nyepong.
Terkadang lidahnya menjilati tepat ke lubang kontol, benar-benar nikmat.
Saya:” Akh, kamu hebat banget teh Diah, oh sepongan kamu luar biasa”
Tiba-tiba Diah berhenti menyepong kontol saya, dia menurunkan bajunya melalui pundak sampai ke perut, tampak dua gunung kembarnya yang begitu besar terbungkus bh warna merah marun yang terlihat kekecilan. Diah kembali memegang kontol saya dan menaruhnya tepat di belahan dadanya tanpa melepas bh terlebih dahulu, lalu mulai menjepit dan bergerak memaju mundurkan payudaranya.
Diah:” tolong bukain kait kutang aku Den, biar nyaman kamu ngentot susu aku”
Tanpa disuruh dua kali tangan saya segera bergerak kepunggungnya untuk membuka kait bh. Kini saya dapat melihat dengan jelas payudara milik Diah, saya juga sempat melihat no bh nya kalau tidak salah 42C.
Diah kembali melanjutkan aksinya. Kadang dijepitnya dengan begitu kuat.
Diah:” Panjang banget kontol kamu Den, gak bisa kejepit semua”
Saya:” Susu kamu juga besar banget Diah” jawab saya sedikit parau karena sedang dilanda kenikmatan.
Diah:” Suka?
Saya:” ia” Diah melepaskan jepitan kontol saya di teteknya.
Diah:”Mau nenen?
Saya:” mau…”
Diah:” Ayo duduk…” sambil memegang sebelah payudaranya dan segera mengarahkan ke mulut saya
Saya segera melumat payudara Diah, lalu bergerak ke arah area puting susunya yang bengkak alias gede banget jauh lebih gede dari punya istri saya yang menyusui.
Diah:” Ah, Kenyot yang kenceng Den” Diah menekan kepala saya dengan kuat ke payudaranya.
Meski tidak ada asinya, payudara jumbo Diah bikin saya semangat.
Diah:” isep putingnya sayang, yang kuat, mungkin nenen istrimu juga lagi dijamah sama suamiku”
Saya bergantian menghisap susunya kiri dan kanan. Tak lupa dan wajib saya pu memberi tanda merah di nenen Diah.
Dia:” Aaaw, pelan sayang, nyupangnya nafsu amat, aduh ampe merah-merah nenen aku”
Saya meminta Diah untuk rebahan dan melepaskan baju panjangnya. Sehingga sekarang Diah terlentang Cuma memakai celana dalam warna merah dan hijab saja.
Saya segera melepas pakaian saya hingga telanjang bulat. Saya duduk di antara 2 paha Diah yang cukup gempal karena body Diah memang agak bongsor.
Saya mulai meraba memeknya dari luar celana dalam dan ternyata sudah agak lembab, sepertinya dia sudah horny.
Saya:” say, aku buka celana dalamnya ya”
Diah mengangguk dan menatap saya dengan tatapan sayu.
Bulu memek Diah meski lebat dan panjang cukup rapih berbentuk segitiga. Saya menundukan kepala hendak menjilati memeknya, namun Diah menahan dengan tangannya.
Saya:” kenapa Diah?
Diah:” Aku gak kuat Den, ayo entot saja aku, zinahi aku sekarang juga” Rupanya dia minta segera disetubuhi.
Saya segera menempatkan kontol saya di belahan memeknya. Saya dorong perlahan dan blesek… Kontol saya pun mulai di telan oleh ibu ketutrunan arab ini. Saya pun mulai mengentot Diah perlahan dan semakin cepat.
Diah:” ah uh, enak Den, kontolmu panjang banget, sampai ke Rahim aku”
Plok..ploook…ploook… Bunyi benturan pangkal paha saya dengan pantat besar Diah terdengar beraturan
Diah:” Oh..nikmat sayang, zinahi aku seperti suamiku menzinahi istrimu”
Posisiku sudah semakin rapat dengan badan Diah. Diah sedikit mengangkat kepalanya dan menghisap puting susu saya, membuat biarahi saya semakin berkobar, hal yang jarang dilakukan Dewi.
Diah:” kenapa yang diharamkan koq nikmat ya sayang kayak aku dulu zinah sama selingkuhan aku”
Saya:” nikmati saja Teh”
Genjotan saya semakin cepat saja. Diah tiba-tiba mengejang
Diah :” Akh, oh my god aku dapet sayang…stop dulu nikmat banget memek aku nich kedut-kedut”
Saya menghentikan genjotan saya agar diah bisa bernafas sejenak.
Diah pun mencium bibir saya dengan sangat mesra, dan berbisik di telinga saya.
Diah:” lanjutkan Den, entot lagi memek aku”
Saya pun perlahan mulai mengentot dia lagi. Memek diah terasa hangat.
Saya:” memekmu anget say, ganti gaya yuk”
Diah:” ayuk, gaya anjing ngewe ya Dendi, di depan meja rias saja, aku mau liat ekpresi kamu kalau lagi ngewe dan juga liat kontol kamu keluar masuk memek aku”
Saya tidak menjawab tapi segera mencabut kontol saya dari memek Diah dan menuntunnya ke meja rias. Saya geserkan kursi dan Diah segera
Bertumpu dengan kedua tangannya di meja rias membelakangi saya. Saya angkat sebelah kakinya dan kembali saya entot dia dari belakang.
Diah:” ah, enak banget say, kontol panjang enak gila” Diah mun mendesah dengan cukup kencang. Benturan Paha sya dan pantatnya semakin kencang.
Diah:” ah, Dendi, oh my god aku amu keluar lagi zinah enak” Diah pun kembali mengejang dan terasa ada sesuatu yang cukup deras muncrat di dalam.
Diah telungkup di atas meja rias.
Saya yang merasa sudah hamper orgasme kembali menarik badannya agar berdiri dan mengentot dia lagi.
Plok..ploook…ploook…
Diah:” ah Dendi aku lemes, cepat keluarin peju kamu sayang”
Saya semakin mempercepat genjotan saya ….
Saya:” Aku dapet teh ah…” sambil menekan kontol saya dalam-dalam.
Diah ikut mengejang, sepertinya kembali orgasme.
Kami berdua telungkup di meja rias sambil aku peluk dia dari belakang. Tak lama kami berjalan dan naik ke atas ranjang.
Diah:” banyaknya peju kamu Den, padahal tadinya aku pengen kamu semprotin di mulut tapi keenakan jadi lupa” sambil mengobel memeknya dan terlihat peju saya ada yang mengalir keluar.
Saya rebahan di sebelahnya.
Saya:” Kita tidur teh?
Diah:” Ia” jawabnya sambil melepas jilbabnya dan melempar ke lantai.
Saya:” aku mau kencing dulu teh” sambil bangkit dari tempat tidur.
Diah:” ambilkan cangcut aku Den..”
Saya:” kenapa pake cangcut teh.. nude aza..”
Diah:” nanti kalau tidur kontol kamu bisa nyelonong sembarangan..nggak gak nyaman aza”
Saya pun mengambil celana dalam merah milik Diah dan memberikannya kepada Diah.
Ku lihat Diah segera memakainya dengan membelakangi saya dan menggoyangkan pantatnya.
Diah:” bujur aku gede kan” saya mendekatinya dan segera menapar buah pantatnya kiri kana.
Saya:” gede banget teh…”
Diah pun tersenyum. Saya segera ke kamar mandi untuk kencing. Saya pun kembali ke kamar dan Diah sudah selimutan, saya segera masuk juga ke dalam selimut.
Saya:” Capek teh?
Diah:” ia, tambah perjalannan jenuh macet”
Saya:” tapi kan enak di jalan digrepe pak Bob”
Diah:” hahaha… istrimu tuch yang lebih enak, diewe”
Saya:”teteh nyesel…”
Diah:” gak, masih banyak waktu, lagian lagi loyo si Pak Bob hehe, KO sama binimu”
Kami saling berpelukan…
Diah:” enak ya, kalau zina…”
Saya:” sama suami memang gak enak?
Diah:” bukan gitu, feelnya lebih dapet sama laki orang..hahaha”
Saya:” oh…”
Diah:”Kira-kira Dewi istrimu udah selesai belum ya ngewenya sama suamiku?
Saya:” gak tau, ah biarin saja…”
Diah:” koq kamu biarin dia jadi pelacur..?
Saya:” sesekali saja koq teh, biar dia seneng”
Diah:”Cie…besok kira-kira ngapain ya…”
Saya:” katanya si Pak Bob juga mau ngajak jalan-jalan”
Diah:” ia,jangan Cuma ngewe aja di sini, jalan-jalan juga, dingin banget, peluk yang erat dong..kita tidur”
Tidak ada komentar